Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kurt Cobain (instagram.com/kurtcobain)
Kurt Cobain (instagram.com/kurtcobain)

Intinya sih...

  • Eddie Vedder merasa overwhelmed dengan sorotan publik setelah kesuksesan besar Pearl Jam, membuatnya menarik diri dan enggan terlibat dalam pembuatan video musik.

  • Kurt Cobain merasa terasing dan tertekan oleh kombinasi uang, ketenaran, dan ekspektasi publik yang meningkat, hingga akhirnya kehilangan nyawa karena beban tersebut.

  • George Harrison tidak menikmati sorotan media dan tekanan kreatif setelah The Beatles bubar, memilih berkarya untuk kesenangan pribadi tanpa mengejar popularitas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketenaran sering terlihat glamor dari luar seperti lampu panggung, konser besar, dan jutaan penggemar yang berteriak penuh antusias. Namun, di balik semua itu, ada musisi yang justru merasa terbebani oleh sorotan publik. Hidup sebagai rockstar ternyata tidak selalu identik dengan kebebasan, kadang justru menjadi kurungan yang penuh tekanan.

Beberapa musisi legendaris ini menunjukkan bahwa popularitas bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, mereka menciptakan karya yang mengubah dunia musik. Namun di sisi lain, mereka harus menghadapi konsekuensi emosional dan psikologis yang tidak pernah mereka bayangkan. Berikut lima musisi rock yang justru merasa tertekan oleh ketenaran.

1. Eddie Vedder – Pearl Jam

Eddie Vedder (facebook.com/Eddie Vedder)

Eddie Vedder tidak pernah membayangkan bahwa grunge akan meledak sebesar itu di tahun 90-an. Ketika Pearl Jam meraih kesuksesan besar lewat album Ten, Vedder yang sebenarnya cukup pemalu, merasa overwhelmed dengan sorotan yang datang bertubi-tubi. Wawancara, liputan media, dan perhatian publik membuatnya semakin menarik diri.

Setelah popularitas mereka meroket, Vedder mulai menolak banyak wawancara dan enggan terlibat dalam pembuatan video musik. Ia bahkan bereksperimen dengan lagu-lagu yang lebih eksentrik seperti “Stupid Mop” dan “Bugs,” mungkin sebagai cara untuk mengusir pendengar mainstream yang terlalu mengikuti hype.

2. Kurt Cobain – Nirvana

Kurt Cobain (instagram.com/kurtcobain)

Kurt Cobain tidak sepenuhnya membenci ketenaran, yang ia benci adalah jenis orang yang ikut masuk ke dalam rumah musik Nirvana setelah band itu terkenal. Banyak dari mereka adalah orang-orang yang dulu meremehkan dan memperlakukannya buruk, tetapi tiba-tiba hadir di konser sambil memuja lagu-lagu yang lahir dari luka masa remajanya.

Ironi tersebut membuat Cobain merasa semakin terasing. Cobain juga harus berjuang melawan depresi dan kecanduan di tengah tekanan yang terus meningkat. Uang, ketenaran, dan ekspektasi publik menjadi kombinasi berbahaya yang membuatnya semakin tenggelam. Pada akhirnya, beban itu menjadi terlalu berat, dan dunia kehilangan salah satu ikon musik terbesar.

3. George Harrison – The Beatles

George Harrison (Facebook.com/George Harrison)

Sebagai gitaris band terbesar abad ke-20, George Harrison hidup dalam pusaran ketenaran tanpa henti. Namun, tidak seperti Lennon dan McCartney, ia tidak menikmati sorotan tersebut. Julukan “the quiet Beatle” bukan tanpa alasan karena Harrison tidak suka hiruk-pikuk media, tur panjang, atau tekanan kreatif yang datang dari berbagai arah.

Setelah The Beatles bubar, Harrison menikmati kesuksesan solo, tetapi ia membuat musik dengan ritme hidup yang jauh lebih tenang. Ia memilih berkarya untuk kesenangan pribadi, bukan untuk memuaskan industri atau mengejar popularitas. Harrison lebih suka bekerja bersama teman-teman musisi yang ia percayai, dan menghindari kehidupan glamor yang dulu melekat pada namanya.

4. Axl Rose – Guns N’ Roses

Axl Rose (instagram.com/gunsnroses)

Axl Rose adalah salah satu frontman paling ikonik dalam sejarah rock, tetapi ia punya hubungan yang sangat rumit dengan ketenaran. Karakternya yang sensitif membuatnya sulit menghadapi sorotan publik, terutama ketika media mulai menyorot sisi gelap kehidupannya. Untuk Axl, menjadi terkenal berarti hidup dengan tekanan konstan dan tuntutan yang tidak pernah berhenti.

Ia juga dikenal sering menarik diri, membatalkan penampilan, atau menghilang dari publik dalam waktu lama. Bukan karena ia tidak peduli pada musik, tetapi karena ketenaran membuatnya sulit merasa aman dan nyaman. Sifat perfeksionis dan tekanan internalnya justru memperburuk beban itu, menjadikan dunia selebritas sebagai tempat yang tidak pernah benar-benar ia sukai.

5. Billy Corgan – The Smashing Pumpkins

Billy Corgan (facebook.com/Billy Corgan)

Billy Corgan adalah sosok yang penuh talenta, tetapi ketenaran tidak pernah benar-benar menjadi hal yang ia nikmati. Di puncak kejayaan The Smashing Pumpkins pada era 90-an, Corgan sering merasa terasing dari dunia industri musik yang penuh politik, drama, dan ekspektasi publik. Ia merasa tekanan tersebut mengganggu proses kreatifnya.

Corgan kerap berbicara tentang bagaimana kesuksesan besar membuat suasana internal band menjadi tegang. Konflik, tekanan label, hingga kelelahan mental membuatnya semakin lelah dengan dunia selebritas. Meski tetap berkarya, ia lebih nyaman berada dalam ruang kreatif yang ia kontrol sepenuhnya dan jauh dari hiruk-pikuk ketenaran.

Ketenaran memang terlihat glamor, tetapi lima musisi rock ini membuktikan bahwa sorotan publik bisa menjadi beban berat yang tidak semua orang siap tanggung. Mereka mencintai musik, tetapi tidak selalu mencintai konsekuensi dari popularitas yang datang bersamanya. Nah, mana dari kisah musisi ini yang paling membuatmu berpikir ulang tentang harga sebuah ketenaran?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team