cuplikan adegan video Mulih (youtube.com/navicula)
“Industri di Bali secara keseluruhan sangat bergantung dengan industri pariwisata. Ibarat menaruh telur di dalam satu keranjang, saat keranjang jatuh, maka seluruh telur akan ikut jatuh dan pecah,” kata Gede Robi, vokalis Navicula mengibaratkan pandemik dan ekonomi di Bali. Saat ini, industri pariswisata adalah sektor paling terpuruk di Bali akibat pandemik. Banyak tenaga kerja yang menganggur dan pulang ke kampung.
Pesan di video ini, pandemik mengajarkan kita semua untuk memikirkan ulang skala prioritas agar tidak semata bergantung dari pariwisata, tetapi kembali memikirkan sektor lain seperti kedaulatan pangan atau pertanian.
Navicula memiliki harapan yakni nantinya tidak ada lagi krisis petani karena banyak orang yang pulang ke kampung halamannya. “Jadi tidak ada lagi orang yang merasa gagal ketika pulang kampung, tapi ketika orang pulang kampung, hal ini akan menjadi kebanggaan. Karena di desa, pertanian akan menjadi kunci utama pelestarian alam dan budaya,” tambah Gede Robi.
Menurut Navicula, melestarikan budaya pertanian sama dengan melestarikan budaya Bali. Budaya Bali berakar dari pertanian dengan menerapkan pertanian yang ramah lingkungan, selain melestarikan budaya juga akan menjaga alam.
Pandemik juga mengingatkan kita bahwa, sepenting-pentingnya industri pariwisata di Bali, aset yang dijual pada pariwisata di Bali ada dua hal, yakni budaya dan alam.