Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penggunaan Kata Oknum Jadi Perdebatan, Ahli Bahasa: Memang Sesuai

Ilustrasi Tersangka. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Tersangka. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Kata oknum yang biasa disematkan pada seseorang yang melakukan kesalahan di instansi negara, seperti Polri maupun TNI, menjadi perdebatan di dunia maya. Sebagian warganet menilai penggunaan kata oknum tak tepat dan tak adil.

Apa susahnya bilang kalau polisi apa tentara apa aparat pemerintah tanpa ada kata #oknum. Di awal katanya... Sama dia juga masyarakat,,, kan klw jd tersangka. apa malu ter coreng pangkat, jabatan..,” cuit akun Twitter @Sendalxxxxxxx pada 21 Oktober 2021.

Lantas, seperti apa tanggapan dari ahli bahasa mengenai penggunaan kata oknum pada seorang anggota instansi? Berikut penjelasan ahli bahasa Indonesia Ivan Lanin.

1.Arti kata oknum dalam KBBI

kbbi.kemdikbud.go.id
kbbi.kemdikbud.go.id

Ivan mengatakan kata oknum berasal dari bahasa Arab أُقْنُوم‎ (ʾuqnūm) artinya adalah individu atau orang. Ia menjelaskan kata oknum yang terekam oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki tiga arti.

Pertama, kata dia, oknum digunakan dalam agama Katolik yang artinya pribadi. Sementara arti kedua yaitu seorang atau seseorang, dan yang ketiga yaitu orang dengan arti yang kurang baik.

Ivan menerangkan maksud dari arti ketiga ini adalah seseorang yang berada pada suatu organisasi besar, tetapi melakukan suatu perbuatan yang melanggar nilai organisasi tersebut.

“Oknum ini itu digunakan sebagai orang yang keluar (melanggar), jadi itu bagian dari suatu organisasi besar tetapi dia itu melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai organisasi,” jelas Ivan kepada IDN Times, Selasa (26/10/21).

2.Kata oknum mengalami perubahan makna

ilustrasi seseorang yang bingung (pexels.com/Startup Stock Photo)
ilustrasi seseorang yang bingung (pexels.com/Startup Stock Photo)

Ivan menjelaskan penggunaan kata oknum yang saat ini dianggap sebagai bentuk untuk menutupi sebuah kesalahan yang dilakukan oleh anggota institusi pemerintah adalah kurang tepat dan perlu adanya penelitian.

“Jadi kalau dibilang bahwa itu ditujukan untuk menutupi, saya mungkin perlu penelitian, intinya kalau kita ingin meneliti, mau mengetahui bagaimana sebuah kata berubah,” jelas Ivan.

Ivan juga mengatakan kata oknum telah mengalami perubahan makna yang lebih buruk (peyorasi).

“Ini kan menjadi perubahan makna kata, pergeseran makna itu pergeseran makna menjadi lebih buruk atau dikenal dengan peyorasi, itu adalah perubahan makna menjadi lebih buruk. Nah ini yang terjadi pada kata oknum,” kata ivan.

3.Kata oknum tidak hanya digunakan pada institusi pemerintah

SMF, oknum dokter di Kota Langsa yang ditangkap akibat kasus sabu-sabu (Foto: Istimewa)
SMF, oknum dokter di Kota Langsa yang ditangkap akibat kasus sabu-sabu (Foto: Istimewa)

Ivan mengatakan, secara arti berdasarkan KBBI, kata oknum sebenarnya tidak memiliki kaitan dengan ranah politik. Meski, ia tak menampik saat ini ada yang menggunakannya.

“Pada dasarnya tidak, jadi kalau kemudian orang-orang mengarahkan ke sana. Menurut saya, itu orang melihat dari penggunaan yang banyak penggunaannya, itu memang saat ini, itu ada untuk digunakan untuk ranah politik dan ditujukan kepada pemerintah,” kata Ivan.

Selain itu, Ivan juga menegaskan penggunaan kata oknum tidak hanya dipakai pada institusi pemerintahan saja.

“Misalnya ada oknum elite, oknum Jaksa, oknum TNI, oknum polisi, oknum wartawan. Jadi bukan hanya untuk polisi aja pokoknya dari satu korps. Kemudian ada satu atau dua yang berbuat buruk itu kemudian disebutnya dengan oknum,” tegas Ivan.

4.Penggunaan kata oknum pada seseorang yang berperilaku menyimpang sudah sesuai kaidah

Ilustrasi tersangka kriminalitas. IDN Times/Zainul Arifin
Ilustrasi tersangka kriminalitas. IDN Times/Zainul Arifin

Menurut Ivan, penggunaan kata oknum yang saat ini digunakan oleh sebuah institusi yang memiliki anggota yang menyimpang sudah sesuai dengan kaidah berdasarkan KBBI. Termasuk, dalam penggunaan kata oknum pada sebuah pemberitaan media massa.

“Iya kalau menurut saya memang cukup sesuai dengan penggunaan oknum, yang maknanya sudah bergeser, intinya itu bagian dari satu kumpulan atau istilahnya itu anasir, anasir itu bagian dari satu kumpulan yang kemudian dia itu berkelakuan buruk intinya itu,” kata ivan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jihad Akbar
EditorJihad Akbar
Follow Us