Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi di kota New York (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi di kota New York (pexels.com/Keira Burton)

Intinya sih...

  • New York adalah kota dengan sejarah panjang penuh drama, konflik, dan perubahan sosial.
  • Novel-novel berikut menggambarkan kehidupan di New York dari masa kolonial Belanda hingga era Depresi Besar.
  • Kisah-kisah dalam novel tersebut mengangkat isu sosial, gender, kelas pekerja, dan harapan baru para imigran.

New York bukan hanya kota impian yang sibuk dan modern, tapi juga tempat dengan sejarah panjang yang penuh drama, konflik, dan perubahan sosial. Banyak penulis fiksi sejarah memanfaatkan latar kota ini untuk menggambarkan perjuangan manusia dalam menghadapi zaman yang terus bergerak.

Dari masa kolonial Belanda hingga era Depresi Besar, New York selalu menjadi panggung menarik bagi kisah-kisah yang menggugah hati. Melalui lima novel fiksi sejarah berlatar di New York, pembaca diajak menelusuri lorong waktu menuju masa lalu kota ini, dari kehidupan para imigran yang mencari harapan baru, hingga potret kelas pekerja yang tak kenal lelah.

1. The Gilded Hour – Sara Donati

buku The Gilded Hour (saradonati.com)

Berlatar tahun 1883, novel ini mengikuti dua dokter perempuan, Anna dan Sophie Savard. Keduanya menghadapi tantangan sebagai tenaga medis sekaligus perempuan kulit hitam di tengah masyarakat New York yang penuh prasangka. Di tengah wabah kemiskinan, mereka terlibat dalam penyelidikan kasus menghilangnya sejumlah perempuan miskin yang tampaknya tak ada yang peduli.

Novel ini menggabungkan drama keluarga, isu sosial, dan romansa dengan latar sejarah yang kaya detail. Donati berhasil menggambarkan ketegangan kelas dan gender di akhir abad ke-19 dengan cara yang emosional dan tajam. Ini menjadikannya bacaan yang menggugah sekaligus membuka wawasan tentang New York pada masa lampau.

2. A Tree Grows in Brooklyn – Betty Smith

buku A Tree Grows in Brooklyn (britannica.com)

Kisah ini menceritakan kehidupan Francie Nolan, seorang gadis muda yang tumbuh dalam kemiskinan di Brooklyn pada awal abad ke-20. Dengan latar kehidupan keluarga imigran yang keras dan penuh perjuangan, Francie tetap memiliki semangat belajar dan impian besar di tengah kerasnya lingkungan sekitar.

Novel ini menyentuh karena memperlihatkan kekuatan mimpi dan daya tahan anak-anak dalam menghadapi realitas hidup yang tidak mudah. Betty Smith menulis dengan penuh empati dan kejujuran, menciptakan potret yang sangat nyata tentang kehidupan kelas pekerja di New York, lengkap dengan harapan, kekecewaan, dan keberanian.

3. City of Dreams – Beverly Swerling

buku City of Dreams (simonandschuster.com)

Mengisahkan dua saudara imigran yang datang ke New Amsterdam (New York sebelum era kolonial Inggris) pada awal abad ke-17 untuk memulai hidup baru sebagai tenaga medis dan apoteker. Namun, mereka justru terjebak dalam konflik politik, persaingan bisnis, dan pengkhianatan yang merusak hubungan keluarga mereka.

Novel ini menarik karena menggambarkan New York jauh sebelum menjadi kota modern, ketika masih berupa pemukiman kolonial yang liar dan belum stabil. Swerling menciptakan dunia yang penuh intrik dan emosi, menyatukan sejarah dan drama keluarga dalam satu narasi yang kuat.

4. Time and Again – Jack Finney

buku Time and Again (nytimes.com)

Ketika seorang ilustrator iklan bernama Si Morley ditawari ikut serta dalam eksperimen perjalanan waktu, ia tak menyangka akan benar-benar terlempar ke New York tahun 1882. Di sana, ia jatuh cinta pada seorang perempuan masa lalu dan mulai terjebak antara dua dunia modern dan lampau.

Jack Finney menulis dengan sentuhan nostalgia yang memikat. Lewat perpaduan fiksi ilmiah dan sejarah, ia membawa pembaca menelusuri kota New York tempo dulu dengan detail visual yang mengesankan. Ini adalah novel unik yang membuat kita bertanya-tanya, apakah masa lalu benar-benar sudah berlalu?

5. North River – Pete Hamill

buku North River (publishersweekly.com)

Dr. James Delaney, seorang dokter yang ditinggalkan istri dan anak perempuannya, menjalani hidup yang sunyi di New York pada masa Depresi Besar tahun 1930-an. Hidupnya berubah ketika cucunya yang masih kecil tiba-tiba muncul di depan pintunya. Dengan bantuan seorang imigran Meksiko, ia perlahan membangun kembali makna keluarga di tengah kota yang sedang hancur.

Pete Hamill menulis dengan gaya yang lembut namun penuh emosi. North River bukan hanya tentang perjuangan bertahan hidup, tapi juga tentang cinta, kesetiaan, dan harapan yang tumbuh dalam situasi paling suram. Latar sejarahnya terasa autentik dan karakternya begitu manusiawi hingga terasa sangat dekat.

Dari kisah personal hingga intrik sejarah, novel fiksi sejarah berlatar di New York memberikan pengalaman membaca yang bukan hanya menghibur, tapi juga memperkaya pemahaman pembaca akan sejarah dan identitas kota yang tak pernah tidur ini. Dari kelima rekomendasi novel tersebut, mana yang paling membuat kamu ingin langsung membacanya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team