Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Novel tentang Dunia Akademik yang Penuh Ironi

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Yan Krukau)
Intinya sih...
  • Novel mengikuti seorang dosen kulit hitam di universitas Amerika yang berjuang dengan tekanan ganda.
  • Miss Brodie adalah guru karismatik di sekolah perempuan di Skotlandia yang memaksakan ideologinya pada murid-muridnya.
  • Prescott adalah kepala sekolah karismatik yang banyak orang sadari bahwa keberlangsungan institusi itu sangat bergantung padanya.

Dunia akademik sering digambarkan sebagai tempat intelektual yang damai dan terhormat. Namun, di balik gedung-gedung kampus yang megah dan jargon intelektual yang terdengar serius, tersembunyi banyak intrik, ego, dan permainan kekuasaan yang tak kalah dramatis dari dunia politik.

Beberapa penulis menggunakan latar ini untuk menciptakan cerita-cerita yang tajam, lucu, dan kadang menyakitkan. Ini menggambarkan bagaimana ambisi, manipulasi, dan idealisme bisa saling bertabrakan di ruang kelas dan kantor dosen. Dereten novel tentang dunia akademik berikut ini menyuguhkan potret satir dan ironis dari instansi intelek tersebut.

1. Japanese by Spring – Ishmael Reed

buku Japanese by Spring (penguinrandomhouse.com)
buku Japanese by Spring (penguinrandomhouse.com)

Novel mengikuti seorang dosen kulit hitam di universitas Amerika yang sedang berjuang dengan tekanan ganda. Institusi melihatnya sebagai ikon keadilan sosial sedangkan komunitasnya sendiri mencapnya sebagai pengkhianat ras. Situasi semakin rumit ketika universitasnya diambil alih oleh orang Jepang, dan ia mendadak menjadi bintang karena kefasihannya dalam bahasa Jepang.

Ishmael Reed menyajikan satire yang cerdas dan pedas soal politik kampus, rasisme, dan kekosongan jargon DEI (Diversity, Equity, and Inclusion). Meskipun ditulis tahun 1993, sindiran Reed tetap terasa relevan dan menyakitkan karena dunia akademik nyatanya belum banyak berubah.

2. The Prime of Miss Jean Brodie – Muriel Spark

buku The Prime of Miss Jean Brodie (britannica.com)
buku The Prime of Miss Jean Brodie (britannica.com)

Miss Brodie adalah guru karismatik di sekolah perempuan di Skotlandia yang sangat percaya pada visi pribadinya, bahkan memajang potret Mussolini di ruang kelas. Ia menganggap murid-muridnya sebagai proyek pribadi dan memilih siapa saja yang pantas menjadi bagian dari tim pilihannya sejak usia 10 tahun.

Dengan gaya penulisan jenaka dan tajam, Muriel Spark menunjukkan betapa berbahayanya seorang pendidik yang memaksakan ideologinya pada anak-anak. Di balik nuansa ringan dan lucu, tersimpan kritik serius tentang manipulasi dan kekuasaan dalam relasi guru dan murid.

3. Groves of Academe – Mary McCarthy

buku The Groves of Academe (harpercollins.com)
buku The Groves of Academe (harpercollins.com)

Henry Mulcahy adalah seorang dosen yang mengaku dipecat karena alasan politik, lalu memulai kampanye untuk merebut simpati dan dukungan dari kolega-kolega di kampus liberal. Namun, semakin cerita berjalan, pembaca menyadari bahwa Mulcahy bukanlah korban yang ia klaim, melainkan sosok yang manipulatif dan narsistik.

Mary McCarthy membedah dunia akademik dengan sinisme dan ketelitian sehingga menghadirkan karakter-karakter yang begitu nyata dan menyebalkan. Novel ini menghibur justru karena tak ada tokoh yang sepenuhnya baik, dan membuat kita bertanya-tanya seberapa banyak dari para akademisi yang kita kagumi sebenarnya hanya pandai bermain peran?

4. The Rector of Justin – Louis Auchincloss

buku The Rector of Justin (harpercollins.com)
buku The Rector of Justin (harpercollins.com)

Prescott adalah kepala sekolah karismatik yang telah membangun reputasi besar selama puluhan tahun di sekolah elit. Ketika masa pensiunnya tiba, banyak orang menyadari bahwa keberlangsungan institusi itu sangat bergantung padanya.

Lewat kisah ini, Louis Auchincloss mengeksplorasi bagaimana mitos kepemimpinan bisa mengaburkan kekurangan dan kesalahan seseorang. Novel ini memadukan kekaguman dan kritik terhadap sistem pendidikan yang kadang menjadikan seseorang simbol sempurna padahal ia tetap manusia biasa yang bisa salah.

5. Come and Get It – Kiley Reid

buku Come and Get It (penguinrandomhouse.com)
buku Come and Get It (penguinrandomhouse.com)

Di kampus tempat cerita ini berlangsung, kelas sosial menjadi tema sentral yang tak bisa dihindari. Reid mempertemukan dosen tamu dan mahasiswi transfer dalam jalinan cerita penuh ketegangan, rahasia, dan kritik sosial.

Kiley Reid dengan jeli menangkap bagaimana stereotip, kesenjangan ekonomi, dan dinamika kekuasaan menyelinap ke dalam interaksi sehari-hari mahasiswa dan pengajar. Penuh ironi dan dialog cerdas, novel ini menunjukkan bahwa pertanyaan seperti “apa yang terlihat norak atau berkelas” bisa mencerminkan lebih banyak tentang siapa kita sebenarnya.

Membaca kelima novel tentang dunia akademik seperti mengintip di balik panggung dunia pendidikan tinggi, dunia yang katanya rasional dan beradab, tapi ternyata penuh politik, ego, dan absurditas. Dari kelima cerita ini, mana yang paling membuatmu penasaran untuk dibaca duluan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us