7 Novel Klasik Modern yang Bisa Masuk Antrean Bacamu

Intinya sih...
- Novel klasik modern berlatar abad ke-20 dan 21, belum begitu tersohor
- Brideshead Revisited, Engagement, dan The Rainbow adalah contohnya
- Kisah-kisahnya memperkaya khasanah sastra dengan sudut pandang yang berbeda dari novel klasik tradisional
Beda dengan novel klasik biasa, novel-novel modern classics umumnya lebih baru tahun penerbitan dan latarnya. Mereka biasanya terbit dan berlatar abad ke-20 dan 21.
Menariknya, karena tergolong modern alias baru untuk kategori klasik, banyak novel yang belum begitu tersohor. Beda misalnya dengan novel-novel berlatar abad 18 sampai 19 yang sirkulasinya cukup lama seperti karya-karyanya William Shakespeare, Jane Austen, Charles Dickens, Anton Chekhov, dan Fyodor Dostoevsky.
Kalau kamu ingin mengenal novel-novel klasik modern, coba, deh, tengok koleksi berikut. Judul-judulnya segar dan penulisnya mungkin belum pernah kamu dengar. Namun, buat kualitas, jangan ragukan!
1. Brideshead Revisited (Evelyn Waugh)
Brideshead Revisited adalah cerita Charles Ryder, pemuda kelas menengah yang saat berkuliah di Oxford pada 1920-an bertemu dengan teman sekampus bernama Sebastian. Berasal dari keluarga kelas atas, Sebastian Marchmains membuka gerbang baru untuk Charles. Perkenalannya dengan keluarga Marchmains secara tak langsung memaksa dirinya menyadari posisinya di masyarakat dan memikirkan kembali keyakinannya.
2. Engagement (Gun-Britt Sundstrom)
Masih seputar kontemplasi, Engagement menyoal perjalanan batin seorang perempuan bernama Martina, mahasiswi yang menjalin hubungan asmara dengan teman sekampusnya, Gustav. Namun, tidak seperti pasangan pada umumnya yang berproses sesuai jenjang yang ditetapkan norma, Martina menemukan dirinya enggan berkomitmen. Ini perjalanan Martina mencari jawaban atas krisis eksistensialnya di Stockholm tahun 1970-an.
3. Lies and Sorcery (Elsa Morante)
Terbit perdana pada 1948, novel asal Italia ini adalah kisah hidup tokoh fiktif bernama Elisa. Yatim piatu, ia dibesarkan seorang perempuan yang mengisi hidupnya dengan cerita-cerita dongeng. Sampai satu hari, walinya satu-satunya itu meninggal dunia dan membuat Elisa limbung. Pada saat yang sama, ini memaksa Elisa mencari jati diri dan sejarah keluarga kandungnya.
4. The Rainbow (Yasunari Kawabata)
The Rainbow adalah perjalanan kakak beradik beda ibu, Momoko dan Asako. Berlatar beberapa tahun setelah Perang Dunia II, Momoko dihantui kematian kekasihnya yang bunuh diri saat bertugas di medan perang. Di sisi lain, Asako terobsesi mencari keberadaan putri ayahnya yang lahir dari perempuan lain. Dengan diksi yang indah, The Rainbow adalah novel melakonlis Jepang yang layak masuk antrean bacamu.
5. The Experience of Pain (Carlo Emilio Gadda)
Berlatar sebuah negara fiktif di Amerika Selatan, novel klasik modern yang satu ini ditulis dari sudut pandang pemuda tanpa nama yang menyimpan amarah. Di tengah tren fasisme yang merajalela, si pemuda yang tak puas dengan keadaan kerap melampiaskan rasa kesalnya pada sang ibu. Ini bukan tipe novel yang kaya plot, sebaliknya, ia cocok buat penikmat permainan kata dan studi karakter.
6. In This Sign (Joanne Greenberg)
Singkat tapi nampol adalah dua kata buat novel klasik modern ini. Ia mengikuti rumah tangga pasutri tuli Abel dan Janice. Kondisi mereka menyatukan keduanya, tetapi juga jadi hambatan untuk mereka. Di tengah dunia yang tak selalu bersahabat pada difabel, mereka harus tetap mencari nafkah dan membesarkan anak perempuan mereka yang bisa mendengar.
7. Chinatown (Oh Jung Hee)
Ada banyak sisi lain Korea yang mungkin belum kamu tahu. Salah satunya dikupas dalam buku klasik modern karya Oh Jung Hee. Berisi kumpulan cerpen, kamu akan diajak menyelami kehidupan sebuah kawasan kampung China di Korea jelang dan beberapa waktu setelah perang mengoyak negeri semenanjung itu. Siapa sangka, orang Korea, China, dan tentara Amerika Serikat berkumpul di tempat itu dengan cerita dan sudut pandang masing-masing.
Novel klasik modern memang beda dan kaya ragam. Tak kalah menarik, kok, kalau mau dibandingkan dengan novel klasik tradisional. Bersiaplah mengunjungi tempat dan pikiran yang mungkin belum pernah terbersit di benakmu lewat cerita-cerita timeless di atas.