Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pasang Film Horor Terbaik 2025 yang Cocok Jadi Double Feature

poster film Good Boy dan Weapons
poster film Good Boy dan Weapons (dok. Shudder/Good Boy | dok. Warner Bros. Pictures/Weapons)
Intinya sih...
  • Good Boy dan Presence menawarkan POV unik dari sudut pandang anjing dan arwah, cocok untuk maraton cerita rumah berhantu yang berbeda.
  • Sinners dan The Damned menghadirkan period horror dengan elemen supernatural serta cerita sosial yang menarik.
  • The Monkey dan Final Destination: Bloodlines, serta The Ugly Stepsister dan Together, menyajikan horor brutal dengan tema kematian dan body horror yang berbeda namun sama-sama penting.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjelang akhir tahun, para pencinta film biasanya mulai menengok kembali deretan rilisan terbaik yang sudah menemani sepanjang tahun. Genre horor jadi salah satu yang paling bersinar di 2025 dengan sederet judul yang berani menghadirkan inovasi, baik dari sudut pandang hingga konsep ceritanya. Serunya lagi, beberapa film horor terbaik tahun ini justru terasa makin mendebarkan kalau ditonton berpasangan.

Karenanya, penulis telah merangkum lima pasang film horor yang paling pas buat maraton, lengkap dengan vibes yang saling melengkapi. Setiap pasangan dipilih berdasarkan kesamaan tema, tone, atau atmosfer sehingga pengalaman menonton terasa lebih solid. Kira-kira, mana, nih, double feature pilihanmu?

1. Good Boy dan Presence

poster film Good Boy dan Presence
poster film Good Boy dan Presence (dok. Shudder/Good Boy | dok. Neon/Presence)

Good Boy dan Presence sama-sama layak disebut sebagai film horor dengan point of view (POV) paling unik tahun ini. Good Boy menghadirkan kisah supranatural dari sudut pandang seekor anjing bernama Indy yang pindah bersama tuannya, Todd (Shane Jensen), ke rumah pedesaan peninggalan keluarga. Di sana, Indy berusaha melindungi sang tuan dari entitas jahat yang mulai menggerogoti kesehatan Todd.

Di sisi lain, Presence pun gak kalah menarik dengan perspektif arwah yang menghuni sebuah rumah pinggiran kota. Awalnya hanya jadi saksi bisu dinamika keluarga yang baru pindah ke rumah itu, sosok tak kasat mata ini mulai "ikut campur" ketika bahaya menghampiri Chloe (Callina Liang), sang anak perempuan. Jika diputar sebagai double feature, keduanya dijamin tawarkan cerita rumah berhantu yang berbeda dari film horor kebanyakan!

2. Sinners dan The Damned

poster film Sinners dan The Damned
poster film Sinners dan The Damned (dok. Warner Bros. Pictures/Sinners | dok. Vertical/The Damned)

Meski jauh berbeda dari segi pendapatan box office, Sinners dan The Damned sangat direkomendasikan bagi penikmat period horror yang mengedepankan cerita alih-alih jump scare. Keduanya sama-sama mahir menggunakan elemen supernatural sebagai cerminan isu sosial dan krisis moralitas manusia, serta punya monsternya masing-masing. Sinners menampilkan vampir, sementara The Damned punya draugr, zombi dalam mitologi Nordik.

Sinners mengambil latar Mississippi pada 1932, di mana mantan gangster kembar harus melindungi komunitas kulit hitam dari vampir dan ancaman rasisme. Sedangkan The Damned bertempat di desa nelayan Islandia abad ke-19 yang terisolasi saat sekelompok orang menghadapi pilihan moral yang memicu ketakutan akan draugr. Kendati punya benang merah, Sinners tampil lebih hidup dengan nuansa blues dan aksi, berbanding terbalik dengan The Damned yang cenderung slow burn.

3. The Monkey dan Final Destination: Bloodlines

poster film The Monkey dan Final Destination: Bloodlines
poster film The Monkey dan Final Destination: Bloodlines (dok. Neon/The Monkey | dok. Warner Bros. Pictures/Final Destination: Bloodlines)

Sama-sama viral dan suguhkan tema tentang kematian yang gak bisa dihindari, The Monkey dan Final Destination: Bloodlines bisa jadi alternatif double feature-mu selanjutnya. The Monkey berpusat pada dua saudara kembar, Hal dan Bill (Christian Convery), yang menemukan boneka monyet penabuh drum terkutuk di loteng rumah mereka. Setiap kali monyet itu menabuh drum, selalu ada kematian mengerikan yang terjadi secara acak.

​Kematian yang gak terprediksi juga terjadi di Final Destination: Bloodlines. Seri terbaru waralaba ikonik ini mengikuti Stefani Reyes (Kaitlyn Santa Juana), cucu dari salah satu penyintas kecelakaan maut, yang berusaha menyelamatkan keluarganya dari daftar kematian yang diwariskan dari tragedi tahun 1969. Menyan dingkan keduanya adalah keputusan tepat kalau kamu butuh maraton horor yang brutal dan penuh darah, tapi tetap fun!

4. The Ugly Stepsister dan Together

poster film The Ugly Stepsister dan Together
poster film The Ugly Stepsister dan Together (dok. Zentropa/The Ugly Stepsister | dok. Neon/Together)

Dari ranah body horror, penulis punya The Ugly Stepsister dan Together yang siap membuatmu meringis berkali-kali lipat! The Ugly Stepsister mengikuti Elvira (Lea Myren), saudara tiri "Cinderella" yang rela menempuh berbagai prosedur kosmetik ekstrem demi menjadi cantik. Di sisi lain, Together menyoroti Tim dan Millie (Dave Franco dan Alison Brie), pasangan yang baru pindah ke pedesaan dan mendapati tubuh mereka perlahan menyatu akibat kekuatan supernatural yang misterius.

Menariknya, walau kompak mengangkat horor seputar tubuh, The Ugly Stepsister dan Together menyajikan isu yang berbeda, tapi sama-sama penting. The Ugly Stepsister gunakan parodi gelap dongeng klasiknya sebagai kritik tajam terhadap standar kecantikan yang gak masuk akal. Sementara itu, penyatuan tubuh yang menjijikkan di Together digunakan sebagai metafora untuk isu-isu codependency dan intimasi dalam hubungan.

5. Bring Her Back dan Weapons

poster film Bring Her Back dan Weapons
poster film Bring Her Back dan Weapons (dok. A24/Bring Her Back | dok. Warner Bros. Pictures/Weapons)

Last but not least, ada dua film horor yang kerap dibanding-bandingkan oleh para sinefili tahun ini, yakni Bring Her Back dan Weapons. Bukan tanpa alasan, keduanya sama-sama menawarkan tema okultisme, atmosfer mencekam dan kelam, serta misteri yang bikin otak bekerja keras dari awal sampai akhir. Dan percayalah, kedua film ini juga punya ending yang sukar dilupakan bahkan setelah filmnya selesai!

Bring Her Back mengikuti Andy (Billy Barratt) dan Piper (Sora Wong), dua saudara yatim piatu yang dikirim untuk tinggal bersama Laura (Sally Hawkins), ibu asuh yang tampak hangat, tapi menyimpan rahasia mengerikan. Sementara Weapons menyoroti sebuah komunitas yang diguncang hilangnya 17 anak dari satu kelas dalam satu malam. Daya tarik Weapons ada di gaya penceritaannya yang terbagi dalam berbagai perspektif, sedangkan Bring Her Back pada horor domestiknya yang intens di satu lokasi.

Dengan koleksi film horor yang "segila" ini, rasanya weekend bakal jauh dari kata membosankan. Jadi, sebelum 2025 benar-benar berakhir, langsung pilih double feature favoritmu dan rasakan pengalaman nonton yang bikin merinding dari awal sampai akhir, yuk!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Hype

See More

[QUIZ] Tebak Nama Karakter Barbie dan Judul Filmnya, Masih Ingat Gak?

20 Nov 2025, 16:45 WIBHype