4 Penjahat yang Ingin Jadi Pahlawan dalam My Hero Academia

Intinya sih...
- Danjuro Tobita atau Gentle Criminal ingin menjadi pahlawan, tapi trauma menyelamatkan orang membuatnya jadi penjahat.
- Tenko Shimura, cucu Nana Shimura, ingin menjadi pahlawan. Namun, ketidakpedulian masyarakat membuatnya jadi Tomura Shigaraki.
- Toya Todoroki ingin menjadi pahlawan seperti Endeavour, tapi perlakuan ayahnya membuatnya jadi Dabi yang ingin balas dendam.
Dalam My Hero Academia, menjadi pahlawan sudah menjadi cita-cita hampir semua orang. Sejak umat manusia diberkati dengan kekuatan yang dikenal dengan Quirk, para pahlawan dengan keren beraksi untuk mengalahkan para penjahat yang menyalahgunakan Quirk. Sejak itu, pahlawan menjadi salah satu pekerjaan yang paling didambakan.
Sayangnya, tidak semua orang bisa menjadi pahlawan. Entah karena kekuatan mereka tidak berguna atau justru merasa marah kepada sistem pahlawan, beberapa orang yang pernah bercita-cita menjadi pahlawan malah justru menjadi penjahat. Berikut adalah sederet penjahat yang sebenarnya ingin menjadi pahlawan dalam My Hero Academia. Simak ulasan berikut.
1. Gentle Criminal
Danjuro Tobita atau Gentle Criminal adalah bukti bahwa penjahat kadang bisa tercipta dari sistem pahlawan itu sendiri. Sama seperti kebanyakan remaja, dulunya Danjuro juga pernah bercita-cita untuk menjadi pahlawan. Dirinya memiliki Quirk bernama Elasticity yang memungkinkannya untuk membuat semua objek yang ia sentuh menjadi elastis.
Suatu hari, Danjuro melihat para pahlawan yang mencoba menyelamatkan seseorang yang jatuh dari gedung. Tanpa pikir panjang, Danjuro langsung berinisiatif untuk membantu para pahlawan. Sayangnya, aksi Danjuro malah membuat korban mendapatkan luka yang lebih parah.
Hal tersebut membuat Danjuro trauma untuk menyelamatkan orang lain. Kejadian tersebut membuat Danjuro merasa ragu bahwa Quirknya bisa membantu orang lain. Hingga akhirnya, Danjuro memutuskan untuk menjadi seorang penjahat bernama Gentle Criminal hanya untuk mencari perhatian dari orang lain.
2. Tomura Shigaraki
Dalam My Hero Academia, Tomura Shigaraki memiliki latar belakang yang sangat menyinggung isu sosial. Masa kecil Shigaraki memperlihatkan bagaimana ketidakpedulian masyarakat bisa melahirkan seorang penjahat. Shigaraki sendiri sebenarnya adalah cucu dari Nana Shimura dan bernama asli Tenko Shimura.
Saat dirinya masih kecil, Tenko sangat ingin menjadi pahlawan seperti neneknya. Namun, ayah Tenko, Kotaro Shimura, justru sangat membenci pahlawan karena Nana telah menelantarkannya. Karena itu, Kotaro sering menghukum Tenko setiap kali Tenko berbicara tentang pahlawan atau bermain pahlawan-pahlawanan.
Hingga suatu hari, Quirk Tenko bangkit untuk pertama kalinya. Sayangnya, Tenko kehilangan kendali sehingga dirinya tidak sengaja membunuh semua keluarganya dan menghancurkan rumahnya. Tenko mencoba mencari bantuan, tetapi tidak ada yang peduli.
Sambil mencari pertolongan, Tenko terus menunggu pahlawan untuk menjemputnya. Namun, jangankan pahlawan, bahkan masyarakat takut kepada Tenko. Hingga akhirnya, Tenko jatuh ke tangan All For One karena All For One menjadi orang pertama yang mengulurkan tangannya.
3. Dabi
Penjahat bisa tercipta dari mana saja, mulai dari sistem pahlawan, ketidakpedulian masyarakat, hingga dari anak pahlawan itu sendiri. Dabi sebenarnya adalah anak dari Endeavour yang memiliki nama asli Toya Todoroki. Toya terlahir sebagai anak pertama Endeavour.
Pada awalnya, Endeavour percaya jika Toya bisa memenuhi ambisinya untuk melampaui All Might. Bukan tanpa alasan, tetapi Quirk Toya, Blueflame, memiliki api yang lebih panas dari Quirk Endeavour. Untuk alasan tersebut, Toya selalu menjadi anak kesayangan Endeavour.
Hingga suatu hari, semuanya berubah setelah anak keempat Endeavour, Shoto Todoroki, lahir. Shoto diberkati dengan Quirk yang diinginkan oleh Endeavour, yaitu Half-Cold Half-Hot. Sejak saat itu, semua perhatian Endeavour beralih kepada Shoto.
Di sisi lain, tubuh Toya ternyata tidak kebal terhadap apinya sendiri. Itu karena Toya mulai sering membakar tubuhnya sendiri. Hal tersebut semakin membuat Endeavour tak acuh kepada Toya. Demi membuktikan kelayakannya, Toya akhirnya terus memaksakan diri dengan latihan yang keras.
Nahas, Toya malah kehilangan kendali atas Quirknya dan berakhir dengan membakar tubuhnya sendiri. Endeavour mengira anaknya sudah mati, tetapi Toya sebenarnya berhasil diselamatkan oleh tangan kanan All For One, yaitu Dr. Kyudai Garaki. Sejak saat itu, Toya mulai mengambil identitas sebagai Dabi dan menjadi bagian dari Liga Penjahat untuk balas dendam kepada ayahnya.
4. Stain
Sejak All Might menjadi Simbol Perdamaian, banyak orang yang terinspirasi oleh All Might. Tidak terhitung berapa banyak orang yang mengidolakan All Might dan ingin menjadi pahlawan seperti All Might. Dulunya, Stain hanyalah salah satu dari sekian orang yang mengidolakan All Might.
Tentu saja, Stain juga pernah ingin menjadi pahlawan seperti All Might. Namun, fanatismenya terhadap All Might justru menjadi hal yang mengubahnya menjadi penjahat. Stain melihat bahwa kebanyakan orang sekarang ingin menjadi pahlawan hanya untuk mencari kekayaan dan ketenaran.
Stain menganggap bahwa All Might adalah satu-satunya pahlawan sejati yang tulus membantu semua orang. Karena itu, Stain mulai menjadi pembunuh berantai dan memburu semua pahlawan yang menurutnya palsu. Meski Stain mungkin memiliki niat yang baik, sikap main hakim sendirinya tetap tidak bisa dibenarkan.
Keempat karakter di atas bisa dibilang sebagai sisi gelap dari dunia pahlawan. Di samping mereka melindungi masyarakat, kadang justru pahlawan sendiri yang secara tidak sengaja menciptakan penjahat. Jadi, bagaimana menurutmu tentang kelima karakter My Hero Academia di atas?