Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Conclave (dok. Focus Features/Conclave)
Conclave (dok. Focus Features/Conclave)

Conclave (2025) berkutat pada intrik pemilihan paus baru setelah paus sebelumnya meninggal secara mendadak. Semuanya disaksikan melalui mata Kardinal Thomas Lawrence (Ralph Fiennes) yang bertugas memimpin proses tersebut.

Menjelang akhir film, perdebatan antara kelompok konservatif dan liberal pun semakin memanas. Lalu, bagaimana proses konklaf berakhir? Siapa yang didapuk sebagai paus baru?

Peringatan! Ada spoiler tentang ending Conclave!

1. Bagaimana akhir dari konklaf?

Conclave (dok. Focus Features/Conclave)

Setelah debat kusir antara kelompok konservatif dan liberal, Kardinal Benitez (Carlos Diehz) yang menjadi "kuda hitam" dalam konklaf angkat bicara. Ia menyindir sikap intoleransi, menyerukan bahwa perang sesungguhnya terjadi di dalam diri masing-masing.

Tak lama setelah kejadian itu, pemilihan kembali dilakukan. Hal yang mengejutkan adalah, jumlah suara terbanyak tidak jatuh pada Kardinal Lawrence, Kardinal Bellini (Stanley Tucci), atau Kardinal Tedesco (Sergio Castellitto), melainkan Kardinal Benitez.

Dengan hasil ini, Kardinal Benitez pun resmi menjadi paus baru. Ia mengambil nama Paus Innocentius (Inggris: Innocent). Namun, masih ada permasalahan yang belum usai.

2. Mengapa Lawrence menyelidiki Benitez?

Conclave (dok. Focus Features/Conclave)

Sebelum Kardinal Benitez resmi diperkenalkan ke publik, Lawrence mendapat informasi dari asistennya, Monsignor Raymond O'Malley (Brían F. O'Byrne), tentang prosedur medis Benitez di Swiss. Sejak awal, Lawrence khawatir dengan kondisi kesehatan Benitez.

Awalnya, Lawrence menyangka kalau Benitez memiliki riwayat penyakit mematikan. Namun saat bertanya langsung, Lawrence terkejut dengan jawabannya. Ternyata, Benitez lahir dalam keadaan interseks. Ia dibesarkan sebagai laki-laki, tapi memiliki rahim dan ovarium.

Saat tahu kondisinya, Benitez memberi tahu paus sebelumnya kalau ia bermaksud mengundurkan diri. Sri paus melarangnya dan malah mengangkatnya sebagai Uskup Agung Kabul. Benitez sendiri tidak jadi melakukan histerektomi.

Lawrence: "Kamu ini apa?" 

Benitez: "Aku adalah diriku sebagaimana Tuhan menciptakanku."

3. Alasan Lawrence memilih Benitez

Conclave (dok. Focus Features/Conclave)

Di tengah kegamangan, Lawrence akhirnya melihat Benitez sebagai jawaban atas doanya. "Kepastian adalah musuh persatuan dan toleransi," ucapnya. Lawrence, yang berjuang melawan keraguannya sendiri, menginginkan seorang paus yang skeptis dan berdosa.

Saat pemungutan suara dimulai, Lawrence sadar kalau Bellini tidak mendapatkan cukup suara. Adeyemi (Lucian Msamati) sempat jadi unggulan, sampai terungkap kalau ia memiliki hubungan rahasia (dan kemungkinan anak) dengan seorang biarawati.

Tremblay (John Lithgow) terlalu ambisius, sampai mendiang sri paus hampir mencopot gelarnya. Dari kelompok konservatif, Tedesco malah menyampaikan pidato berapi-api yang mencela toleransi terhadap Islam dan mendeklarasikan perang suci.

4. Penjelasan ending Conclave menurut Ralph Fiennes

Conclave (dok. Focus Features/Conclave)

Di akhir film, Lawrence yang sedang melepas penat setelah semua kejadian di konklaf melihat seekor kura-kura milik paus sebelumnya. Ia kemudian membawanya kembali ke kolam. Saat berada di BAFTA Film Awards 2025, Ralph Fiennes menjelaskan makna adegan tersebut.

"(Adegan) itu mengingatkan saya dengan beberapa elemen kepedulian, dan saya pikir itu adalah inti dari (karakter) Lawrence, itu tentang kepedulian," ungkap Fiennes.

Ia juga menyinggung kalau Conclave bukan hanya drama atau intrik gereja. Menurutnya, penulis Robert Harris ingin menunjukkan siapa pemimpin spiritual yang tepat untuk posisi tersebut.

"Karena paus adalah tokoh yang sangat, sangat berpengaruh, jadi kemampuan mereka untuk menggugah respon etis kita, rasa iman kita, apakah kita boleh menjadi ateis, tak jadi masalah. Paus adalah paus. Jadi saya kira film ini menanggapinya dengan sangat serius," tutupnya.

Editorial Team