Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbedaan Detail Film Perang Kota dari Novelnya, Fatimah Berkembang

potret para pemain dan tim produksi film Perang Kota pada Senin (21/4/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)
potret para pemain dan tim produksi film Perang Kota pada Senin (21/4/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Jakarta, IDN Times - Mouly Surya membagikan proses produksi film terbarunya, Perang Kota. Dalam proyek yang diadaptasi dari novel legendaris Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis ini, ia mengambil bagian sebagai sutradara serta penulis naskah.

Mouly pun sangat detail dan hati-hati dalam membangun setiap karakternya. Ada beberapa perbedaan detail antara buku asli dengan filmnya yang Mouly ungkap, apa saja?

1. Karakter Fatimah terus berkembang dan berubah-ubah

potret para pemain dan tim produksi film Perang Kota pada Senin (21/4/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)
potret para pemain dan tim produksi film Perang Kota pada Senin (21/4/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Karakter Fatimah ternyata tak langsung jadi begitu saja. Mouly Surya beberapa kali mengubah tokoh tersebut sepanjang masa produksi hingga saat Ariel Tatum masuk menjadi jajaran pemain.

"Ini menarik, ya. Saya dari film pertama selalu karakter perempuan dan baru kali ini karakter prianya cukup dominan. Memang melihat Fatimah itu dari draft ke draft, saya menulis film ini dalam jangka waktu yang cukup lama. Dia terus berkembang sampai Ariel (Tatum) masuk ke dalam filmnya. Dan itu terus berkembang," ungkap Sutradara Mouly Surya dalam konferensi pers pada Senin (21/4/2025).

2. Mouly Surya kaget dengan kemampuan piano Ariel Tatum

potret para pemain dan tim produksi film Perang Kota pada Senin (21/4/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)
potret para pemain dan tim produksi film Perang Kota pada Senin (21/4/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Mulanya gak main piano, sang sutradara merombak karakter Fatimah menjadi seorang pianis setelah Ariel Tatum menceritakan kemampuannya. Bahkan, Mouly terkagum-kagum dengan kemampuan Ariel yang kala itu tengah mempelajari lagu "La Campanella."

"Tadinya karakternya gak main piano. Cuma di salah satu workshop, ya dia (Ariel Tatum) cerita sama saya, 'Oh iya aku main piano.' Pikir saya kan yang gampang-gampang aja, lagu pop," ujar sang sutradara sambil tertawa.  

Mengetahui lagu tersebut sulit, ia mengatakan, "Itu lagu yang susah banget. Saya tahu sedikit lah soal musik, secara saya pernah les. Susah itu, dan akhirnya muncul lah ide itu."

3. Alasan Mouly Surya mengubah bioskop menjadi Cafe Batavia

potret para pemain dan tim produksi film Perang Kota pada Senin (21/4/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)
potret para pemain dan tim produksi film Perang Kota pada Senin (21/4/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Berbeda dari bukunya, Mouly Surya memilih menghapus Bioskop Rex dan mengganti lokasi puncak pemberontakannya di sebuah kafe bernama Batavia. Menurutnya, perubahan ini terjadi demi menyelaraskan profesi Isa dan Hazil sebagai pemain biola.

"Karena kalau di sini memang misinya jelas, ya, ingin membunuh satu petinggi belanda yaitu Holtman. Dan memang Kafe Batavia, saya ingin menyambungkan, karena mereka adalah pemusik. Dan menurut saya lebih masuk istilahnya. Mereka sebagai pemain biola dan masuk ke dalam kafe yang juga punya performer."

Siap melihat bagaimana matangnya para pemain dan sutradara menggarap proyek ini? Kamu bisa menyaksikannya di bioskop pada 30 April 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahrotustianah
Elizabeth Chiquita Tuedestin Priwiratu
Zahrotustianah
EditorZahrotustianah
Follow Us