Beberapa tahun ini, isu pengungsi masih jadi salah satu tema yang menarik untuk diangkat platform. Baik dalam panel diskusi tingkat parlemen sampai karya-karya seni. Khususnya, diadaptasi dalam bentuk film.
Dengan menonton film, perspektif seseorang mengenai isu semacam ini bisa makin luas. Berikut 13 rekomendasi film tentang pengungsi yang menarik untuk disimak. Inspiratif dan tetap menyajikan fakta sesuai realita.
Le Havre (2011) adalah salah satu karya terbaik sutradara Finlandia, Aki Kaurismäki. Judulnya diambil dari kota pelabuhan di Prancis yang menjadi latar dalam film ini. Alurnya, dimulai dari pertemuan laki-laki tua dengan seorang imigran cilik ilegal asal Afrika yang melarikan diri dari kejaran aparat.
Merasa iba, laki-laki tua itu pun membantu bocah tersebut bersembunyi. Premisnya khas film-film Kaurismäki yang simplistik, tetapi heartwarming dan mengena. Jangan sampai lewatkan film satu ini, ya.
Tak berhenti di situ, Kaurismäki kembali mengangkat isu pengungsi lewat film The Other Side of Hope (2018). Kali ini mempertemukan seorang pria tua dengan pengungsi asal Suriah yang baru saja ditolak oleh lembaga imigrasi Finlandia.
Dalam film tentang pengungsi ini, Kaurismäki mencoba memasukkan unsur tragic comedy dan beberapa komentar sosial. Termasuk, kritik pada lembaga yang menangani urusan imigran dan pengungsi di negaranya. Tonton, deh!
Capernaum (2018) mendapat perhatian setelah berjaya di Cannes Film Festival 2018. Film ini juga masuk nominasi Film Fitur Berbahasa Asing Terbaik pada gelaran Academy Awards 2019. Pastinya, menarik untuk ditonton.
Diperankan oleh imigran cilik asal Suriah dan beberapa aktor amatir lainnya, film ini mengisahkan Zain El Hajj. Ia adalah bocah 12 tahun yang hidup menggelandang di jalanan setelah kabur dari penjara. Kemudian ia bertemu imigran lain yang mengajaknya hidup bersama.
Sesuai judulnya, limbo adalah istilah yang sering dipakai para imigran ketika harus menunggu pengajuan suaka mereka disetujui negara tujuan. Film ini mengangkat kisah Omar, seorang pengungsi asal Suriah. Ia sedang menunggu kejelasan nasibnya di sebuah kamp pinggiran Skotlandia.
Film melankolis ini dibumbui beberapa adegan kilas balik dari masa lalu Omar. Kenangannya bersama orang tua dan saudaranya. Kini, mereka terpisah jarak karena situasi yang tak bisa dihindari.
Adu (2020) merupakan film tentang pengungsi yang mengangkat tiga cerita yang berbeda dari tiga sudut pandang. Dua kakak beradik yang berusaha keluar dari Kamerun. Seorang aktivis lingkungan yang menentang perburuan gading gajah di daerah Afrika.
Cerita yang ketiga ialah sejumlah petugas keamanan perbatasan Spanyol yang harus menghadapi serbuan imigran asal Afrika. Alur cerita dalam film ini seru. Selalu siap membuka matamu pada realita pahit seputar isu pengungsi.
Citizens of the World (2020) berjudul asli Lontano Lontano. Film ini berlatarkan Italia yang berkutat pada kehidupan tiga laki-laki lansia. Hidup mengandalkan uang pensiun yang sedikit, mereka mencoba tinggal di negara lain yang punya biaya hidup rendah.
Awalnya, film ini berfokus pada kisah ketiga laki-laki tua yang sedang mencari peruntungan. Namun, di tengah film, mereka bertemu dengan pengungsi remaja asal Afrika. Mulai dari situ, cara pandang mereka pada kehidupan mulai berubah.
The Life Ahead (2020) mengisahkan ikatan yang terbentuk antara seorang perempuan lansia dengan imigran cilik ilegal asal Afrika. Awalnya enggan dan saling tak suka. Namun, mereka justru saling menolong kala membutuhkan.
Lajunya lambat, ala poetic cinema dengan kisah yang mengharukan. Film ini juga masuk dalam salah satu nominasi Oscar di tahun 2021. Yuk, segera tonton film yang satu ini!
We (2021) adalah film dokumenter terbaru dari sutradara Senegal-Prancis, Alice Diop. Film tentang pengungsi ini merupakan kompilasi kisah dari beberapa komunitas yang berbeda di Prancis. Alurnya menarik untuk diikuti.
Melibatkan tokoh, mulai dari imigran asal Timur Tengah dan Afrika hingga para kelas menengah kulit putih. Film ini menuai pujian di Berlinale dan Cannes 2022. Bukan kali pertama Diop mengangkat isu pengungsi, ia pernah melakukan hal yang sama di film On Call (2016).
Film dokumenter yang disutradarai Hernan Zin ini mengisahkan tentang kehidupan para pengungsi di Suriah. Perang yang tak kunjung surut ini, berawal dari protes penurunan presiden Suriah, Bashar al-Assad. Situasi sulit yang terjadi di negara tersebut menjadi inti dari film Born in Syria (2016).
Berfokus pada kehidupan penduduk Suriah yang terdampak perang, film ini cukup berat untuk disimak, tapi tetap menarik. Dikatakan, konflik perang mulai mencapai puncaknya pada 2015. Sehingga, penduduk di sana dipaksa untuk meninggalkan negaranya sendiri.
Masuk dalam nominasi film terbaik Screen Award 2017, Airlift (2016) termasuk seru untuk ditonton. Berlatar invasi Irak terhadap Kuwait, film ini menceritakan perjuangan orang India bernama Ranjit Katyal. Ia berjuang menyelamatkan orang-orang India yang terjebak dalam perang.
Setelah melalui berbagai rintangan dan penolakan, Ranjit berhasil menyelamatkan 170 ribu orang India dari invasi. Rombongan ini menempuh perjalanan sejauh 1.000 km melintasi perbatasan Amman, Yordania.
Penasaran dengan alur evakuasinya? Yuk, tonton film ini!
Three Songs for Benazir (2021) merupakan film tentang pengungsi di Kabul, Afghanistan. Film dokumenter ini mengisahkan sepasang kekasih yang baru menikah, Shaista dan Benazir. Keduanya tinggal di tenda pengungsian daerah Kabul.
Suatu ketika Shaista dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit. Ia harus memilih pergi berperang atau tetap berada di sisi pujaan hatinya. Banyak mendapat penghargaan, film ini pastinya sayang untuk dilewatkan.
Seperti judulnya, film ini mengisahkan sebuah rumah yang dihantui. Rumah itu terpaksa ditinggali oleh suami istri yang kabur dari perang saudara di Sudan Selatan. Dalam perjalanan ke Inggris, mereka kehilangan anak satu-satunya.
Sesampainya di Inggris, keduanya sempat tinggal selama berbulan-bulan di pusat penahanan. Setelah bebas, mereka kebingungan menemukan tempat singgah. Tak punya pilihan, mereka akhirnya meninggali rumah berhantu tersebut.
Menjadi pemenang dokumentasi terbaik dalam Las Cruces International Film Festival, Someone Like Me (2021) menarik untuk ditonton. Film ini menceritakan kehidupan Drake, pemuda Uganda yang kabur dari tindak kekerasan yang ia dapat di negaranya. Ia pun memutuskan untuk tinggal di Vancouver, Kanada.
Drake bergabung dalam program khusus untuk pengungsi LGBTQ yang mendapat kekerasan dari negara asalnya. Selain membahas program itu, film ini banyak memperlihatkan keseharian Drake di Vancouver. Masalah Drake tambah rumit ketika pandemi COVID-19 menyerang dunia.
Ternyata, film tentang pengungsi ada banyak, ya. Ada film yang murni diadaptasi dari kehidupan pengungsi suatu negara. Ada juga film yang disajikan dalam bentuk drama.
Kamu bisa tonton daftar film di atas melalui layanan streaming legal favoritmu. Silakan saksikan untuk menambah wawasan dan mengasah empatimu, ya.