Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Review Demon Slayer The Movie, Pembuka Trilogi yang Epik!.jpg
Demon Slayer The Movie (dok. Ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Infinity Castle)

Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Infinity Castle Part 1: Akaza Returns (2025) akhirnya tayang di Indonesia. Sejak tahun lalu, film ini sudah menjadi pembicaraan hangat di kalangan pencinta anime. Sebagai pembuka dari trilogi Infinity Castle, film ini menggabungkan visual memukau, musik epik, dan adegan pertarungan yang akan membuat kita terpaku dari awal hingga akhir.

Ufotable sekali lagi membuktikan reputasinya sebagai studio anime papan atas. Dengan durasi hampir tiga jam, Akaza Returns menyajikan pertempuran yang begitu detail. Namun, di balik presentasi yang spektakuler, ada catatan penting soal ritme ceritanya. Lalu, apakah film ini layak ditonton? Mari simak ulasan kelebihan dan kekurangannya di bawah ini!

1. Sajikan visual dan musik latar yang memukau

Demon Slayer The Movie (dok. Ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Infinity Castle)

Sudah menjadi rahasia umum kalau Ufotable punya "infinite budget" untuk menghidupkan dunia Demon Slayer. Akaza Returns menjadi bukti terbaru. Pertarungan di Infinity Castle di-render dengan detail luar biasa, dari latar surealis yang menentang hukum fisika, efek napas, hingga animasi serangan yang memadukan warna dan cahaya dengan presisi sempurna. Tak ada satu frame pun yang terlihat biasa. Semuanya seolah dibuat untuk dipajang di dinding kamar kita.

Tak hanya visual, musik latar karya komposer Yuki Kajiura dan Go Shiina, ditambah lagu baru dari LiSA dan Aimer, membuat setiap adegan terasa hidup. Musiknya tak cuma jadi sekadar pengiring, tapi benar-benar mengangkat emosi, baik saat duel sengit maupun flashback. Kombinasi ini menciptakan eyegasm dan eargasm sekaligus, pengalaman audiovisual yang jarang ada tandingannya bagi anime yang rilis di layar lebar.

2. Puncak emosional Zenitsu dan Akaza

Demon Slayer The Movie (dok. Ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Infinity Castle)

Bagi penggemar setia Demon Slayer, film ini menawarkan payoff emosional yang telah lama dinanti, khususnya untuk Zenitsu dan Shinobu. Zenitsu yang selama ini dikenal penakut, akhirnya mencapai klimaks perkembangan karakternya saat melawan sosok "kakaknya" sendiri, Kaigaku. Shinobu juga mendapatkan panggung untuk memperlihatkan sisi emosionalnya lewat kilas balik yang tentang masa lalunya dengan Doma.

Tak kalah penting adalah kembalinya Akaza untuk duel ulang melawan Tanjiro, yang kali ini dibantu Giyu. Taruhannya tinggi, tensinya terasa, dan bahaya yang mereka hadapi begitu nyata. Tak semuanya memiliki plot armor, dan kita pun sadar bahwa dalam dunia Demon Slayer siapa pun bisa gugur. Hal ini membuat setiap bentrokan jadi semakin menegangkan, khususnya bagi penikmat anime yang tidak membaca manganya.

3. Durasi terlalu panjang, terasa seperti berlarut-larut

Demon Slayer The Movie (dok. Ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Infinity Castle)

Meski intensitas pertarungannya mengesankan, Akaza Returns terjebak dalam pola narasi yang repetitif. Setiap pertempuran besar kerap disela oleh kilas balik panjang. Terkadang hanya beberapa menit, tapi sering juga mencapai sepuluh menit sehingga memutus momentum aksi. Memang, kilas balik ini penting untuk memperdalam karakter atau menjelaskan taktik bertarung. Namun, transisinya kadang terlalu mendadak dan mengganggu aliran cerita.

Durasi 2 jam 35 menit yang seharusnya menyenangkan jadi terasa lebih panjang. Dalam format serial mingguan, formula ini bisa bekerja karena jeda antar episode memberi waktu bagi penonton untuk mencerna informasi setiap episode. Namun dalam format film, penonton dipaksa menyerap semuanya sekaligus. Bagi non-penonton serialnya, sebagian momen akan terasa melelahkan.

4. Apakah Demon Slayer The Movie recommended untuk ditonton?

Demon Slayer The Movie (dok. Ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Infinity Castle)

Jika kamu adalah penggemar Demon Slayer, jawabannya adalah iya. Visual, musik, dan eksekusi adegan pertarungan di Akaza Returns berada di level yang jarang bisa dicapai anime lain. Meskipun ada masalah pada ritme cerita, kekuatan presentasinya membuat kekurangan tersebut lebih mudah dimaafkan. Bagi penonton kasual, film ini tetap layak ditonton, meskipun mungkin akan terasa sedikit melelahkan jika tidak mengikuti animenya.

Sebagai pembuka dari trilogi penutup, Akaza Returns sukses membangun hype dan menyiapkan panggung untuk dua film berikutnya, yang semoga memiliki pacing yang lebih terjaga. Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Infinity Castle Part 1: Akaza Returns tayang di Indonesia mulai 15 Agustus 2025.

Editorial Team