Dogfight (dok. Criterion/Dogfight)
Film belum selesai. Birdlace ternyata memilih menyusul Rose yang kecewa berat untuk meminta maaf. Mereka sepakat menghabiskan semalam berkeliling kota San Fransisco dan mengenal satu sama lain. Momen ini didominasi percakapan, adegan kocak, serta momen manis sekaligus.
Savoca dan Comfort pun tidak memaksakan keduanya untuk selalu sejalan. Beberapa percakapan antarkeduanya justru berisi perdebatan sengit. Birdlace adalah tipikal tentara muda yang tone-deaf , apatis, dan memegang teguh nilai-nilai maskulinitas tradisional, hal yang menjelaskan mengapa ia berkenan diterjunkan ke Vietnam. Sebaliknya, Rose adalah pencinta musik yang pasifis dan humanis.
Pakai teknik bookend, jelang akhir film, kita akan dibawa kembali ke perjalanan darat Birdlace. Kondisinya diperjelas. Ia bukan lagi pemuda tegap dan percaya diri seperti beberapa tahun lalu. Ia lebih sering menunduk, jalannya pincang, dan beberapa kali dirundung secara verbal di jalanan. Ini sesuai dengan kondisi Amerika jelang berakhirnya Perang Vietnam.
Merujuk tulisan Tracy Karner untuk jurnal American Studies berjudul ‘Fathers, Sons, and Vietnam: Masculinity and Betrayal in the Life Narratives of Vietnam Veterans with Post Traumatic Stress Disorder’, Perang Vietnam mengubah perspektif orang Amerika tentang konsep maskulinitas dan kejantanan. Berbagai kejahatan perang dan pelanggaran HAM yang dilakukan tentara AS tersingkap sontak membuat banyak orang berbalik mencibir propaganda serta doktrin heroisme yang biasa pemerintah pakai untuk menjustifikasi kebijakan luar negeri mereka.
Dengan menampilkan kondisi terkini Birdlace, Savoca dan Comfort tak perlu kata-kata lagi untuk menyampaikan pesan mereka. Adegan minim dialog yang meremukkan hati sekaligus penuh makna tersirat pun dipilih untuk mengakhiri film tersebut.
Dogfight sayangnya tak seberapa sukses pada perilisan perdananya, terlepas dari nama Warner Bros yang membiayai produksi dan distribusinya saat itu. Ia baru dapat eksposur lumayan besar setelah dirilis ulang oleh Criterion pada 2024. Padahal, ini film pertama yang memfitur Brendan Fraser sebagai cameo, salah satu proyek indie terbaik yang memamerkan bakat River Phoenix dan Lili Taylor, serta mungkin satu-satunya film romcom yang bernapaskan pesan antiperang.