6 Film Terbaik River Phoenix untuk Mengenang Kiprahnya

- Stand by Me (1986): Phoenix berperan sebagai Chris dalam film adaptasi novel The Body karya Stephen King, mendapat pujian atas performa aktingnya.
- The Mosquito Coast (1986): Phoenix memerankan Charlie, anak dari pasutri yang pindah ke Amerika Selatan, mengekspos bakatnya dan membuat Harrison Ford merekomendasikannya untuk peran Indiana Jones muda.
- Running on Empty (1988): Phoenix mendapat peran utama sebagai Danny, remaja yang besar di tengah keluarga nomaden dan meraih nominasi Oscar pertamanya.
Rasanya tak adil melupakan River Phoenix saat bicara aktor muda berbakat. Ia pernah jadi household name pada era 1980—1990-an layaknya Timothee Chalamet, Tom Holland, dan Paul Mescal pada masa kini. Nama belakangnya pun tak begitu asing. Ia adalah kakak kandung aktor kawakan Joaquin Phoenix.
Sayangnya, River meninggal dunia pada usia cukup muda, tepatnya pada usia 23 tahun. Padahal, saat itu ia sedang berada di puncak karier. Sebagai upaya untuk mengenang sosok berbakat ini, bolehlah kamu coba tonton enam film terbaik River Phoenix berikut ini.
1. Stand by Me (1986)

Stand by Me adalah film yang menandai kehebatan River Phoenix di ranah akting. Ia berusia 15 tahun saat proses syuting. Dalam film adaptasi novel The Body karya Stephen King, sutradara Rob Reiner mendapuk Phoenix jadi Chris, 1 dari 4 bocah yang bertekat mencari keberadaan jasad rekan mereka yang hilang.
Misi itu mempengaruhi dinamika relasi mereka selamanya. Cerita itu ditulis lewat perspektif salah satu dari 4 sekawan belasan tahun setelah kejadian itu. Meski tak dapat peran lakon utama, performa akting Phoenix menuai pujian.
2. The Mosquito Coast (1986)

Pada tahun yang sama, Phoenix kembali dapat peran pendukung strategis. Ia kini disandingkan dengan beberapa nama tenar macam Harrison Ford dan Hellen Mirren. Ia memerankan Charlie, anak dari pasutri asal Amerika Serikat yang memutuskan pindah ke Amerika Selatan karena muak dengan konsumerisme dan kapitalisme.
Namun, idealisme sang ayah bergeser sesampai mereka di sana. Peran ini mengekspos bakat Phoenix yang membuat Ford menyarankan Stephen Spielberg merekrutnya memerankan versi muda Indiana Jones untuk film sekuel yang dirilis pada 1989.
3. Running on Empty (1988)

Berkat performa apiknya di 2 film sebelumnya, Phoenix mendapat peran utama di film drama Running on Empty. Ia memerankan Danny, remaja yang besar di tengah keluarga nomaden. Orangtuanya aktivis yang jadi buron karena sebuah insiden yang melibatkan mereka bertahun-tahun lalu.
Berbakat secara akademik, orangtua dan guru Danny mendorongnya untuk mendaftar ke kampus bergengsi. Namun, ini berarti ia harus meninggalkan keluarga dan kehidupan lamanya. Menarik, karena seperti Danny, River Phoenix juga besar sebagai nomaden karena gaya hidup yang dipilih orangtuanya. Film ini pula yang membuatnya dapat nominasi Oscar perdana.
4. My Own Private Idaho (1991)

My Own Private Idaho bisa dibilang salah satu queer cinema klasik terbaik yang pernah dibuat. Phoenix memerankan Mike, remaja yang bekerja sebagai pekerja seks untuk bertahan hidup. Saat menekuni profesi itu, ia bertemu Scott (Keanu Reeves) di rumah salah satu kliennya.
Punya visi dan mimpi yang sama, mereka pun bekerja sama untuk mewujudkan itu. Namun, tanpa sepengetahuan Mike, Scott ternyata punya latar belakang yang tak biasa. Kini 30 tahun setelah dirilis, My Own Private Idaho dilabeli cult-classic oleh para sinefil.
5. Dogfight (1991)

Dogfight adalah bukti versatilitas River Phoenix. Kali ini, ia memerankan Eddie, tentara 19 tahun yang dapat jatah cuti 24 jam sebelum dikirim ke Perang Vietnam. Bersama rekan-rekannya, ia sepakat mengadakan sayembara yang cukup menyebalkan. Mereka harus berlomba mencari teman kencan paling buruk rupa demi memenangkan uang taruhan. Sayembara ini kemudian mempertemukan Eddie dengan Rose (Lili Taylor) yang ternyata mengubah perspektifnya selamanya.
6. The Thing Called Love (1993)

Ini adalah film terakhir Phoenix yang dirilis 2 bulan sebelum ia tewas pada Oktober 1993. The Thing Called Love mempertemukannya dengan Samantha Mathis yang merupakan kekasih Phoenix di dunia nyata.
Keduanya memerankan musisi muda yang sedang mencari jalan menembus industri musik yang ketat. Mereka bertemu di sebuah klub dan saling tertarik, tetapi karier dan tuntutan untuk profesional membuat hubungan itu pelik.
Kematian River Phoenix di usia prima memang disayangkan banyak pihak. Saat itu, Phoenix sedang berada di puncak karier, bakat dan kepribadiannya yang positif pun diamini banyak pihak. Coba tonton dan buktikan sendiri, deh.