Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bayang-Bayang Anak Jahanam (dok. Anami Films/Bayang-Bayang Anak Jahanam)

Bayang-Bayang Anak Jahanam (2025) siap meneror bioskop Indonesia dengan kisah horor yang mencekam. Film ini mengangkat cerita seorang ibu yang melakukan ritual gelap demi menyelamatkan anaknya hanya untuk menghadapi konsekuensi yang mengerikan.

Dengan sinematografi yang apik meski beberapa kekurangan di sisi CGI dan plot, apakah film ini menarik untuk ditonton? Berikut ulasan lengkapnya.

1. Ciptakan kecemasan lewat sinematografinya

Bayang-Bayang Anak Jahanam (dok. Anami Films/Bayang-Bayang Anak Jahanam)

Kekuatan utama film ini adalah sinematografinya. Berkat arahan Yudi Datau sebagai Director of Photography, film ini mampu menimbulkan rasa cemas di beberapa adegan. Cahaya redup, permainan bayangan, dan framing sempit membuat kita terjebak dalam dunia Agni.

Sayangnya, beberapa elemen CGI yang ditampilkan kurang halus dan terkadang tidak pada tempatnya. Beberapa adegan pun jadi terlihat artifisial sehingga mengurangi immersi cerita. Meski begitu, elemen visual di dalamnya tetap berhasil membangun atmosfer gelap dan suram.

2. Akting yang kuat dari ketiga pemain utamanya

Bayang-Bayang Anak Jahanam (dok. Anami Films/Bayang-Bayang Anak Jahanam)

Sebagai salah satu aktris langganan film horor, Taskya Namya kembali memberikan penampilan emosional yang mendalam. Berperan sebagai Gina, ia berhasil memperlihatkan perjuangan seorang ibu yang terjebak antara cinta dan rasa bersalah.

Ali Fikry sebagai Agni juga mencuri perhatian dengan peran anak yang misterius dan mengintimidasi. Sementara itu, Rizky Hanggono sebagai Gani menyajikan potret seorang ayah yang kehilangan kendali atas keluarganya sendiri.

Keberadaan almarhum Yayu Unru menambah lapisan kedalaman cerita. Kehadirannya memberikan nuansa lokal sekaligus kesan menyeramkan di sepanjang film.

3. Plot yang kurang menggugah dengan twist kurang berdampak

Bayang-Bayang Anak Jahanam (dok. Anami Films/Bayang-Bayang Anak Jahanam)

Meski sinematografinya mencuri perhatian, plot Bayang-Bayang Anak Jahanam justru terasa kurang menggugah. Film ini mencoba menawarkan twist di penghujung cerita, yang sayangnya terlalu sepele dan tidak memberikan dampak emosional yang berarti.

Singkatnya, film ini adalah tontonan yang mengesankan dari sisi visual, terutama dalam menciptakan atmosfer kecemasan. Namun, beberapa kekurangan pada elemen CGI dan kelemahan di sisi cerita membuat film horor ini kehilangan gregetnya.

Jika kamu adalah pencinta horor dengan sentuhan lokal, film ini tetap layak untuk ditonton. Namun, jangan berharap terlalu banyak pada plot atau twist ceritanya.

Editorial Team