Review Dendam Malam Kelam, Bukan Film Perselingkuhan Biasa

Jakarta, IDN Times - Dendam Malam Kelam (2025), remake dari film Spanyol El Cuerpo (2012), menghadirkan kisah misteri yang jauh dari sekadar drama perselingkuhan. Disutradarai Danial Rifki, film produksi Falcon Pictures ini berhasil memikat dengan akting kuat para pemainnya dan plot yang mengundang penonton untuk terus menebak-nebak sampai menit terakhir.
Namun, apakah remake ini mampu menandingi suasana ngeri dan plot twist versi aslinya? Berikut ulasan kelebihan dan kekurangan Dendam Malam Kelam. Mari disimak!
1. Akting solid dari keempat pemeran utama

Arya Saloka, Marissa Anita, Davina Karamoy, dan Bront Palarae suguhkan performa yang memukau. Keempatnya berhasil menghidupkan karakter-karakter morally grey yang membuat penonton bingung, kepada siapa kita akan memihak?
Arya Saloka sebagai Jefri, duda yang berduka, tapi penuh manipulasi, membuatnya tidak pantas diberikan empati. Di sisi lain, istrinya, Sofia (Marissa Anita), tampil sebagai sosok yang dominan, tapi labil, menangkap nuansa kesepian di balik kemewahan.
Sarah yang diperankan Davina Karamoy berhasil menjadi penggoda yang tampak polos, tapi patut diwaspadai. Last but not least, Bront Palarae sebagai detektif dengan motif tersembunyi di baliknya. Keempatnya membuat setiap adegan terasa seperti duel psikologis.
2. Plot misteri dikemas layaknya puzzle

Berbeda dari horor konvensional yang mengandalkan jumpscare, film ini adalah thriller psikologis yang mengajak penonton memecahkan teka-teki di dalamnya. Danial Rifki merancang alur seperti puzzle dengan petunjuk tersembunyi dalam dialog dan visual.
Cerita hilangnya jasad Sofia dari kamar mayat, yang memicu penyelidikan Detektif Arya terasa intens berkat ritme cepat dan twist yang terungkap secara bertahap. Meski temponya cukup lambat di awal, ketegangan yang dibangun membuat kita terpaku sampai akhir.
3. Setia dengan versi aslinya, El Cuerpo (2012)

Dendam Malam Kelam tetap setia pada El Cuerpo dengan sedikit penyesuaian, membuatnya terasa lokal tanpa kehilangan inti cerita dari versi aslinya. Meski begitu, beberapa lapisan emosionalnya kurang mendalam jika dibandingkan dengan versi Spanyol.
Kesimpulannya, akting para aktor jadi keunggulan utama film ini. Plotnya cerdas, cocok untuk penggemar thriller yang suka berpikir. Sayang, tempo di awal film terasa lambat, dan beberapa twist kurang mengejutkan bagi yang sudah menonton versi asli.