Review Film Here, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Setelah kolaborasi legendaris mereka di Forrest Gump 30 tahun lalu, Tom Hanks, Robin Wright, dan Robert Zemeckis kembali reuni di Here (2024). Menghadirkan jajaran bintang yang kuat serta inovasi CGI, film ini membawa penonton dalam perjalanan lintas waktu di satu ruangan yang menjadi saksi kehidupan berbagai generasi.
Namun, apakah kembalinya trio ini mampu memenuhi ekspektasi penonton dan krkitikus yang tinggi? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Kembalinya duet Hanks-Wright di layar lebar

Kolaborasi Hanks dan Wright bersama Zemeckis menjadi salah satu sorotan utama Here. Dalam film ini, mereka memerankan pasangan yang hidup di era berbeda, menunjukkan hubungan yang rumit dalam satu ruangan yang sama di sepanjang film.
Hanks dan Wright memang sudah memiliki chemistry kuat sejak Forrest Gump. Jadi tak hanya nostalgia, kita juga turut merasakan dinamika hubungan mereka sebagai pasangan yang terus diuji oleh waktu dan perubahan. Belum lagi penampilan aktor pendukung seperti Paul Bettany dan Kelly Reilly yang membuat film ini semakin berwarna.
2. Sajikan visual apik dengan CGI de-aging yang memukau

Salah satu keunggulan utama Here adalah visualnya yang spektakuler. Film dibuka dengan gambaran sekilas tentang tempat itu sebelum menjadi rumah, dari era dinosaurus, zaman es, lalu masa kolonial. Sulit untuk tidak teringat dengan The Tree of Life (2011) saat melihatnya.
Cerita berlanjut ke beberapa keluarga, sampai akhirnya Al Young (Paul Bettany) membeli rumah tersebut yang kemudian diwariskan pada Richard Young (Hanks). Tampilan Richard dari remaja pun dipoles dengan CGI de-aging, juga Margaret yang diperankan oleh Wright.
Meski teknologi ini bukan hal baru di Hollywood—The Irishman dan sekuel Star Wars sudah menggunakannya—Here mampu menyajikannya dengan lebih mulus. Sayangnya, penonton tetap menyadari perbedaan usia aktor asli dengan karakter yang mereka perankan, sehingga mengurangi esensi "perkembangan" karakternya.
3. Narasi yang kurang dalam dan terkesan membosankan

Meskipun Here memiliki visual yang menawan, narasinya justru kurang kuat dan terkesan datar. Film ini cenderung menyajikan peristiwa-peristiwa yang umum, tanpa memberikan konteks atau penjelasan yang lebih dalam untuk setiap keluarga yang menghuni rumah tersebut.
Dengan gaya penceritaan yang mengandalkan simbolisme dan metafora, Here mungkin akan sulit dinikmati oleh casual audience. Penggunaan sudut pandang kamera yang kaku dan fokus pada satu ruangan saja juga membuat tempo film terasa lambat dan monoton.
Bagimu yang ingin menikmati keindahan visual sembari menonton reuni Hank-Wright, Here wajib untuk ditonton. Namun, jangan berharap kalau film ini akan menjadi perjalanan emosional atau filosofis yang mendalam ala film Terrence Malick.