Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Review Janur Ireng, Prekuel Sewu Dino yang Tak Kalah Seram.jpeg
Janur Ireng (dok. MD Pictures/Janur Ireng)

Intinya sih...

  • Janur Ireng (2025) lebih gore dan sadis dari Sewu Dino

  • Kisah awal mula yang disajikan dengan cara membumi

  • Rekomendasi untuk ditonton bagi penggemar horor gore dengan akar budaya Jawa yang kental

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semesta Sewu Dino (2023) semakin diperluas lewat Janur Ireng (2025), kisah prekuel yang membawa penonton menelusuri asal-usul kutukan 1000 hari. Kembali disutradarai Kimo Stamboel, film ini langsung memberi sinyal bahwa kisahnya tak akan main aman, baik dari sisi horor maupun tragedi yang menyelimutinya.

Sebagai prekuel, Janur Ireng tak sekadar menjadi pelengkap, tapi berdiri sebagai film yang punya identitas sendiri. Ia lebih gelap, lebih kejam, dan secara emosional lebih dekat dengan pertanyaan, "Sebenci apa kamu dengan manusia, sampai kamu rela menyingkirkan kemanusiaanmu sendiri?" Nah, sebelum menonton, simak dulu ulasannya di bawah ini!

Sinopsis Janur Ireng (2025)

Janur Ireng mengisahkan kakak beradik, Sabdo (Marthino Lio) dan Intan (Ratu Rafa), yang hidup miskin. Namun, semuanya berubah ketika rumah mereka terbakar habis. Dalam kondisi terdesak, keduanya ditolong oleh sang paman, Arjo Kuncoro (Tora Sudiro), dan diajak tinggal di rumah megah milik keluarga Kuncoro.

Namun alih-alih menjadi tempat perlindungan, rumah tersebut justru menyimpan teror yang perlahan menggerogoti kewarasan Sabdo dan Intan. Intan kerap melihat sosok aneh di kamarnya, sementara Sabdo dipaksa menjalani ritual-ritual ganjil oleh Arjo. Terungkap bahwa Sabdo dan Intan adalah dua insan yang tak boleh dipersatukan. Karena jika bersatu, mereka akan memiliki kekuatan yang tak terkalahkan.

Keyakinan itulah yang memicu ambisi gelap Arjo Kuncoro. Janji kekayaan hanyalah umpan, sebab rumah megah itu sejatinya adalah awal malapetaka. Satu-satunya harapan untuk memutus rantai teror tersebut hanyalah santet paling mematikan di tanah Jawa: Janur Ireng.

Janur Ireng
2025
3.5/5
Directed by Kimo Stamboel
ProducerManoj Punjabi
WriterKhalid Kashogi, Kimo Stamboel
Age RatingD17
GenreHoror Indonesia, thriller, tragedi
Duration94 Minutes
Release Date24 December
ThemeHoror Supernatural
Production HouseMD Pictures
Where to WatchBioskop
CastMarthino Lio, Ratu Rafa, Tora Sudiro, Rio Dewanto, Masayu Anastasia, Karina Suwandhi, Faradina Mufti, Epy Kusnandar, Givina Lukita

Trailer Janur Ireng (2025)

Review Film Janur Ireng (2025)

1. Prekuel yang lebih gore dan sadis dari Sewu Dino

Sejak menit awal, Janur Ireng tak ragu menunjukkan identitasnya sebagai horor yang brutal. Jumpscare hadir dengan volume suara menghentak, disusul visual tubuh yang disiksa, darah muncrat, hingga potongan tubuh yang nyaris tanpa sensor. Gaya khas Kimo Stamboel terasa sangat dominan di sini. Jadi, jelas kalau Janur Ireng takkan cocok untuk penonton yang lemah jantung dan takut darah.

Rating 17+ pun terasa masuk akal. Dibanding Sewu Dino yang lebih atmosferik dan slow burn, Janur Ireng memilih jalur gore yang frontal. Kekerasan ini tak cuma sensasi kosong. Ia menjadi alat untuk menegaskan betapa "kotornya" tradisi dan pengkhianatan yang diwariskan turun-temurun dalam Trah Pitu, meninggalkan aftertaste pahit dan rasa ingin misuh-misuh setelah lampu bioskop menyala.

2. Kisah awal mula yang disajikan dengan cara membumi

Meski penuh darah dan teror, kekuatan utama Janur Ireng justru terletak pada ceritanya yang membumi. Film ini berdurasi sekitar 90 menit dengan ritme yang dibangun perlahan, tapi menekan. Sebagai penonton, kita diajak memahami trauma, ketakutan, dan konflik batin para karakter sebelum horor mencapai puncaknya.

Marthino Lio dan Ratu Rafa tampil solid sebagai kakak-adik yang terikat oleh rasa sayang sekaligus ketakutan. Di sisi lain, Tora Sudiro menjadi kejutan terbesar. Lepas dari citra komedi, ia tampil dingin, bengis, dan sangat mengintimidasi sebagai Arjo Kuncoro. Transformasi ini terasa natural dan memberi lapisan ancaman psikologis yang kuat sepanjang film.

Tak ketinggalan, Faradina Mufti dan Karina Suwandi mencuri perhatian sebagai bagian dari kepala keluarga Trah Pitu, tujuh keluarga besar yang bersekutu dengan iblis. Keberadaan mereka memperluas mitologi Sewu Dino, sekaligus memberi fondasi cerita yang terasa kokoh untuk eksplorasi di film selanjutnya.

Dari sisi teknis, tata artistik rumah keluarga Kuncoro digarap secara detail dan muram, membuatnya terasa seperti entitas hidup yang menyimpan rahasia kelam. Musik latar, desain suara, dan VFX horornya juga cukup solid dalam mendukung atmosfer mencekam tanpa terasa murahan. Menjelang akhir, benang merah dengan Sewu Dino ditarik dengan rapi sehingga tak ayal memancing reaksi terkejut dari penonton.

3. Apakah Janur Ireng recommended untuk ditonton?

Jika kamu menyukai horor gore dengan cerita yang kuat dan akar budaya Jawa yang kental, Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel jelas direkomendasikan. Film ini mungkin tak ramah bagi semua penonton. Namun keberaniannya dalam bercerita, performa aktor yang solid, serta atmosfer yang intens membuatnya menjadi prekuel yang layak dan bahkan terasa lebih berani dari film utamanya.

Bukan sekadar pemanasan sebelum Sewu Dino, Janur Ireng berdiri sebagai horor tragedi yang utuh, kejam, dan meninggalkan bekas. Jika kamu siap diuji mentalnya, film ini pantas ditonton di layar lebar. Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel tayang di bioskop mulai 24 Desember 2025.

Editorial Team