cuplikan film Kitab Sijjin dan Illiyyin (Instagram.com/kitabsijjindanilliyyin)
Film yang juga dibintangi oleh Tarra Budiman dan Sulthan Hamonangan ini fokus mengeksplorasi cerita horornya dengan ritual santet yang mematikan. Ritual tersebut mengharuskan Yuli untuk memasukkan nama-nama korbannya ke tubuh jenazah yang baru meninggal dunia.
Dalam hal ini, Yuli harus menyelesaikan prosesi ritual santet tersebut sebelum mayat yang digunakannya sebagai medium santet membusuk. Jika lalai, maka teror santet yang mematikan ini akan berbalik sendiri padanya. Ngeri!
Awalnya, ritual santet yang dilakukan oleh Yuli untuk korban pertamanya terkesan seram dan tak jarang bikin ngilu hingga mual. Namun karena treatment untuk korban-korban selanjutnya juga sama, adegan ritual pun ini jadi terkesan klise dan tak menutup kemungkinan malah menimbulkan rasa bosan dalam sesaat.
Di sisi lain, plot film ini juga terasa sedikit goyah karena menggunakan beberapa formula yang sudah cukup sering digunakan di berbagai film horor lokal. Contohnya seperti gangguan-gangguan jin yang muncul saat sedang beribadah, hingga kemunculan ustaz yang kemudian menjadi tokoh sentral.
Kendati demikian, secara keseluruhan, film Kitab Sijjin dan Illiyyin tetap layak ditonton, terutama bagi penyuka film horor lokal yang intens menampilkan adegan-adegan jumpscare dan gore penuh darah.