Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sinners (dok. Warner Bros. Pictures/Sinners)

Setelah sukses lewat waralaba Creed dan Black Panther, kali ini Ryan Coogler dan Michael B. Jordan menjelajah genre horor lewat Sinners (2025). Tak butuh waktu lama, film ini langsung mencetak skor sempurna, 100 persen, di Rotten Tomatoes pada minggu perdananya.

Berlatar di Amerika Serikat era 1930-an, Sinners menyuguhkan kisah horor vampir berbalut kritik sosial. Lalu, seberapa bagus film ini? Mari simak ulasannya di bawah!

1. Akting ganda ciamik dari Michael B. Jordan

Sinners (dok. Warner Bros. Pictures/Sinners)

Setelah menyaksikan peran ganda Robert Pattinson di Mickey 17 (2025), kini giliran Michael B. Jordan unjuk gigi lewat karakter kembar Smoke dan Stack dalam Sinners. Banyak kritikus yang menyebutnya sebagai pemampilan terbaik Jordan sampai saat ini.

Ia mampu membedakan keduanya dengan halus tapi jelas, mulai dari bahasa tubuh, cara bicara, hingga beban psikologis masing-masing. Selain karakter Jordan, sorotan lain datang dari Sammie (Miles Caton), musisi blues yang ikut mengalami kejadian horor bersama si kembar.

2. Padukan berbagai genre dengan plot yang rapi

Sinners (dok. Warner Bros. Pictures/Sinners)

Film ini terasa seperti From Dusk Till Dawn (1996) yang membuka cerita dengan tenang lalu berubah menjadi horor brutal di pertengahan film. Coogler sukses memadukan unsur drama, sejarah, horor, hingga aksi dengan sangat mulus. Setiap adegan terasa punya makna.

Tema-tema besar seperti dualisme kebaikan dan kejahatan serta warisan leluhur juga dikemas dalam naskah yang berlapis tapi mudah dicerna. Plus, aksi brutal yang akan memberikan kita kepuasan tersendiri seperti yang ada di Inglourious Basterds (2009).

3. Sinematografi dan musik latar yang menghantui

Sinners (dok. Warner Bros. Pictures/Sinners)

Autumn Durald Arkapaw sukses bawakan visual memukau dalam Sinners. Bayangkan sinar matahari yang menyelimuti ladang kapas, lalu berganti menjadi nuansa kelam seiring hadirnya teror dari sang vampir. Visual film ini tak hanya indah, tapi juga atmosferik.

Didukung musik latar dari Ludwig Göransson, Sinners memiliki alunan nada yang menyatu dengan plot. Ada momen-momen ketika denting blues atau seruan folk Irlandia mengubah suasana jadi magis dan mencekam. Sangat layak ditonton dalam versi IMAX.

4. Bawa sejarah kelam Amerika tanpa rasa 'malu'

Sinners (dok. Warner Bros. Pictures/Sinners)

Sebagai sutradara, Coogler tak ragu menggali luka lama dalam sejarah Amerika Serikat. Sisa-sisa perbudakan dan keberadaan KKK jadi bagian integral dalam membangun cerita. Rasisme selalu ada, begitu pun fasisme, dan keduanya menjadi satu "kutukan" yang abadi. 

Hal lain yang membuat Sinners unik adalah bagaimana Coogler menggabungkan musik blues Afrika-Amerika dan folk Irlandia sebagai simbol perlawanan sekaligus gambaran sejarah kelam kolonialisme, tak hanya bagi kulit hitam Amerika, tapi juga bagi vampir.

5. Film blockbuster orisinal yang benar-benar bagus

Sinners (dok. Warner Bros. Pictures/Sinners)

Terakhir tapi tak kalah penting, Sinners adalah film yang langka di era modern: orisinal, ambisius, dan tak terjebak pada formula waralaba. Coogler tampak lepas dari tekanan Marvel Studios sehingga mampu menghasilkan karya yang benar-benar personal.

Secara teknis, Sinners adalah film vampir. Namun, pesan moral dan simbolismenya sangat kuat. Tak berlebihan jika menyebutnya sebagai salah satu film horor terbaik tahun ini atau bahkan dekade ini. Ditambah, siapa yang tak ingin melihat Michael B. Jordan membantai vampir KKK?

Editorial Team