Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
My Hero Academia Final Season
My Hero Academia Final Season (dok. Bones/My Hero Academia Final Season)

Intinya sih...

  • Pertarungan puncak melawan All For One dan Shigaraki penuh emosi dan epik.

  • Deku dan Bakugo bersinar dengan kerja sama yang mengesankan.

  • Animasi dan soundtrack dari Bones sukses membuat musim terakhir tetap hidup dan berkesan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sejak mendapatkan adaptasi anime pada 2016, My Hero Academia telah menjadi salah satu seri shounen yang sangat populer. Meski My Hero Academia menggunakan templat seri shounen yang sangat umum, Kohei Horikoshi selaku mangaka cukup genius untuk membuat serinya tetap menarik. Seri yang mengikuti perjalanan Izuku Midoriya ini tetap memiliki nilai khusus tersendiri yang membuat My Hero Academia terasa spesial.

Tanpa terasa, 9 tahun telah berlalu dan My Hero Academia telah mencapai musim terakhir. Dimulai pada 4 Oktober 2025 dan berakhir pada 13 Desember 2025, musim delapan My Hero Academia secara resmi menutup perjalanan Deku. Pertanyaannya, apakah My Hero Academia ditutup dengan baik dan spektakuler? Tentunya, penulis sudah menyiapkan jawabannya dalam review My Hero Academia Final Season berikut. Yuk, langsung simak ulasannya!

Sinopsis My Hero Academia Final Season

Sejak perang melawan Paranormal Liberation Front dimulai, Jepang dilanda kekacauan besar. Seluruh kota hancur sehingga warga harus dievakuasi. Namun, berkat pengorbanan para pahlawan, beberapa penjahat berhasil dikalahkan. Kini, para pahlawan harus menghadapi dua penjahat yang tersisa, yaitu All For One dan Tomura Shigaraki.

My Hero Academia Final Season menampilkan puncak pertarungan melawan dua penjahat utama seri. Para pahlawan yang tersisa harus bersatu untuk mengalahkan All For One dan Shigaraki. Namun, dengan kekuatan All For One dan Shigaraki yang terus mengalami evolusi, kedua penjahat tersebut justru malah semakin dekat dengan tujuan mereka.

My Hero Academia Final Season
2025
5/5
Directed by Kenji Nagasaki, Naomi Nakayama
ProducerBones
WriterYōsuke Kuroda
Age Rating16+
Genreaksi, petualangan, superhero
Durationper episode 23 Minutes
Release Date4-10-2025
Themekepahlawanan, pertarungan akhir, pengorbanan, konsekuensi pilihan
Production HouseBones Film
Where to WatchNetflix, Vidio, iQIYI, Crunchyroll
CastDaiki Yamashita, Nobuhiko Okamoto, Yuki Kaji, Kenta Miyake, Junichi Suwabe, Hiroshi Kamiya, Koki Uchiyama, Yuichi Nakamura

Trailer My Hero Academia Final Season

1. Pertarungan puncak melawan dua penjahat terakhir

All For One, Katsuki Bakugo, Tomura Shigaraki, dan Izuku Midoriya (dok. Bones/My Hero Academia)

Kebanyakan anime shounen selalu menutup seri mereka dengan pertarungan yang besar, penuh dengan kekuatan, dan berdarah. Bisa dibilang, My Hero Academia Final Season cukup sukses dalam menampilkan pertarungan puncak yang epik. Dimulai dari perasaan terpukau, tegang, bahkan hingga haru, semua emosi tercampur aduk dalam pertarungan terakhir ini.

Tidak seperti musim-musim sebelumnya, My Hero Academia Final Season memang benar-benar berfokus pada pertarungan melawan dua penjahat. Namun, pertarungan melawan All For One dan Shigaraki justru terasa lebih emosional ketimbang perang yang melibatkan banyak penjahat. Tak hanya para pahlawan yang harus mengerahkan seluruh tenaga mereka, tetapi di sini seri juga mendalami sisi psikologis kedua penjahat sehingga kita akhirnya mengerti pada tujuan mereka.

2. Waktunya Deku dan Kacchan bersinar!

Bakugo membantu Deku. (dok. Bones/My Hero Academia)

Sebagai karakter utama, Izuku Midoriya alias Deku dan Katsuki Bakugo alias Kacchan memang selalu menjadi tokoh utama yang menyelesaikan pertarungan. Meski keduanya selalu bersaing sejak awal, Deku dan Bakugo sangat tidak terkalahkan jika mereka bekerja sama. Pada musim terakhir ini, keduanya kembali menjadi sorotan karena berperan sebagai tokoh utama yang bertarung dengan All For One dan Shigaraki.

Ketika Deku dan Bakugo bekerja sama untuk mengalahkan sang penjahat, All For One serta Shigaraki justru sempat mengalami perbedaan tujuan. Di satu sisi, All For One berusaha untuk mengambil alih tubuh Shigaraki dan menguasai dunia. Di sisi lain, Shigaraki justru terus menolak All For One dan berusaha untuk menghancurkan segalanya. Perpecahan ini bisa menjadi celah untuk mengalahkan sang penjahat, terlepas dari kekuatan mereka yang semakin tidak masuk akal.

Sementara Deku tetap menjadi Deku, penulis justru sangat terkesan dengan perkembangan karakter Bakugo. Sejak dirinya diperkenalkan, Bakugo selalu dikenal sebagai sosok yang temperamen dan kasar. Namun, dengan terus belajar dari persaingannya dengan Deku, Bakugo terus memperlihatkan perkembangan karakter yang luar biasa.

Pada pertarungan ini, Bakugo benar-benar melupakan rivalitasnya dengan Deku. Bakugo sama sekali sudah tidak peduli jika Deku akan melampauinya. Sebagai pahlawan, Bakugo hanya ingin memastikan kekalahan All For One dan Shigaraki.

Sementara itu, Deku tetap berusaha menjadi pahlawan yang bisa menyelamatkan semua orang. Bahkan, ketika dirinya menghadapi penjahat paling busuk di dunia, Deku tetap berusaha untuk memahami mereka. Nilai ini yang membuat Deku berbeda dengan pahlawan lain. Itu karena pada umumnya, pahlawan hanya bisa mengalahkan penjahat, bukan menyelamatkan mereka.

Di sisi penjahat, All For One benar-benar memperlihatkan taringnya sebagai Raja Iblis. Bukan hanya dengan kekuatannya yang mengerikan, tetapi ini juga dengan bagaimana dirinya menghancurkan sang Simbol Perdamaian. All For One benar-benar menjadi penjahat yang berpikir bahwa dirinya bisa memiliki segalanya.

Sementara itu, Shigaraki sebenarnya hanyalah korban dari sisi gelap masyarakat. Shigaraki ingin menghancurkan segalanya karena sistem masyarakat telah menghancurkannya terlebih dahulu. Pada akhirnya, Shigaraki hanya membutuhkan uluran tangan seseorang.

3. Bones tidak bisa diremehkan jika masalah animasi

Bakugo mengejar All For One. (dok. Bones/My Hero Academia)

Sebagai musim terakhir, tentunya kualitas animasi menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Pasalnya, tak peduli jika suatu seri memiliki cerita yang bagus, hal tersebut akan percuma jika studio gagal menyajikan animasi yang berkualitas. Untungnya, My Hero Academia digarap oleh studio dengan reputasi yang baik: Bones.

Sejak musim pertama, Bones memang tidak pernah mengecewakan dalam penyajian animasi My Hero Academia. Namun, mereka benar-benar "memasak" saat membuat My Hero Academia Final Season. Selama seri berlangsung, banyak animasi rumit yang berhasil dianimasikan dengan sempurna.

Mengingat musim ini menampilkan pertarungan puncak, tentunya banyak panel rumit yang harus mereka animasikan dengan baik. Meski begitu, hal tersebut seolah bukan tantangan bagi mereka. Bones benar-benar berhasil mengeksekusi setiap adegan pertarungan dengan epik.

Bones dapat dikatakan berhasil dalam menyampaikan emosi My Hero Academia Final Season ke hati para penonton. Berkat animasi yang mereka buat, penonton tidak hanya dibuat terpukau dengan adegan pertarungan yang memanjakan mata. Namun, animasi yang baik juga membuat para penonton dapat merasakan kebahagiaan, kesedihan, dan semua emosi yang ingin disampaikan dalam seri My Hero Academia.

4. Soundtrack yang bersemangat tidak membuat My Hero Academia Final Season terasa seperti musim terakhir

Porno Graffitti (dok. DEZZER/Porno Graffitti)

Dalam kebanyakan anime shounen, mereka biasanya menggunakan lagu yang lebih pelan dan melankolis pada musim terakhir. Hal ini sengaja dilakukan agar aura perpisahan antara seri dan penonton semakin kuat. Meski begitu, hal tersebut justru tidak berlaku bagi My Hero Academia Final Season.

Meski kita tahu bahwa ini adalah musim terakhir, soundtrack justru membuat penulis merasa bahwa seri belum berakhir. Pasalnya, studio memang tidak menaruh lagu yang sedih pada musim penutup ini. Sebaliknya, studio justru menggunakan lagu-lagu khas shounen dengan suasana yang penuh harapan.

Pada opening, soundtrack diisi oleh lagu "THE REVO" yang dibawakan oleh Porno Graffitti. Penggemar My Hero Academia seharusnya sudah tidak asing lagi dengan suara mereka. Pasalnya, Porno Graffitti juga merupakan band yang mengisi opening musim pertama My Hero Academia melalui lagu mereka yang berjudul "The Day". Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan kenapa My Hero Academia Final Season terasa bukan musim terakhir.

Sementara, untuk ending, soundtrack diisi oleh lagu "I" yang dibawakan BUMP OF CHICKEN. Nah, biasanya, ending anime diisi oleh lagu yang pelan, bahkan kadang terkesan mellow dan sedih, terutama pada musim terakhir. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi My Hero Academia Final Season. Seri justru menutup cerita mereka bersama band alternative rock dengan lagu yang terkesan ceria.

5. Kenji Nagasaki menutup My Hero Academia dengan cara yang epik dan emosional

Deku menghancurkan tubuh All For One. (dok. Bones/My Hero Academia)

Tampaknya, Kenji Nagasaki memang cocok dengan Kohei Horikoshi. Sebagai chief director, Nagasaki seperti tahu ke mana Horikoshi akan membawa serinya. My Hero Academia berhasil menjadi adaptasi yang baik karena Nagasaki tahu apa yang terbaik untuk seri tersebut.

Manga My Hero Academia tidak hanya memiliki banyak pertarungan epik, tetapi juga banyak adegan yang bikin merinding. Namun, Nagasaki selalu berhasil membuat emosi tersebut menjadi semakin nyata. Jika ada panel manga yang membuat penggemar berkaca-kaca, penggemar akan menangis ketika melihat adaptasi animenya.

Pada My Hero Academia Final Season, Nagasaki berhasil membuktikan kemampuannya dalam menggarap sebuah anime. Melalui penyajian cerita yang sempurna dan animasi yang memanjakan mata, Nagasaki berhasil membuat My Hero Academia Final Season menjadi musim penutup yang sangat berkesan. Selain Horikoshi, penulis rasa Nagasaki juga patut mendapatkan apresiasi atas kesuksesan anime My Hero Academia.

Diadaptasi dari manga seorang genius, digarap oleh studio berpengalaman, dan disutradarai oleh orang kompeten, anime ini sungguh dieksekusi dengan sempurna. Semuanya cukup konsisten dalam memberikan yang terbaik sehingga My Hero Academia layak disebut sebagai salah satu seri shounen terbaik yang pernah ada. Dari plot, pengembangan karakter, hingga kualitas animasi, penulis memberikan rating sempurna 5/5 untuk My Hero Academia Final Season. Lampaui batasmu! PLUS ULTRA!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎