The Second Mother (dok. Madman Films/The Second Mother)
Isu konflik kelas sudah sering diangkat dalam sinema Brasil. Beberapa bahkan dapat rekognisi internasional, seperti City of God (2002) yang rebut 4 nominasi Oscar, jebolan Cannes Film Festival, Aquarius (2016), 7 Prisoners (2021) yang raih beberapa piala di Venice Film Festival, dan peraih Jury Prize Cannes, Bacurau (2019). The Second Mother sendiri berhasil rebut Panorama Audience Award di Berlin International Film Festival.
Artinya, konflik kelas adalah salah satu isu yang cukup populer di kalangan penikmat film Brasil. Bukan tanpa alasan, melansir data Statista pada 2021—2022, koefisien Gini (koefisien yang dipakai untuk mengukur kesenjangan, melalui distribusi kekayaan dan tingkat penghasilan) Brasil mencapai 52,9 dari skala 0—100. Itu adalah angka tertinggi di seluruh Amerika Latin yang menandakan tingkat kesenjangan terburuk. Angka itu tidak jauh beda dengan koefisien Gini Brasil sepanjang 2000—2021 yang cenderung berada di atas 50-an.
The Second Mother dengan cermat memotret itu lewat adegan perkenalan Val, perempuan paruh baya yang sedang bekerja di sebuah rumah mewah. Bos alias majikannya adalah perempuan dengan karier cemerlang dan dandanan elegan. Bahkan kepada bos dan suami si bos, Val menggunakan sapaan 'Dona' dan 'Don' yang berarti sebuah penghormatan dalam bahasa Spanyol, layaknya 'Madam' dan 'Sir' dalam bahasa Inggris.