Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Jakarta, IDN Times – Reza Rahadian kembali menunjukkan sisi lain dari dirinya lewat karya terbaru berbentuk buku bertajuk Mereka yang Pertama. Buku ini bukan hanya catatan perjalanan kariernya, melainkan juga lahir dari proses refleksi yang panjang.

Selama acara konferensi pers "Peluncuran Program Dasarasa" di Bentara Budaya Jakarta, Senin (28/4/2025), Reza pun menjelaskan alasan serta tantangan saat menulis bukunya.

1. Alasan Reza menulis Mereka yang Pertama

Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Reza mengungkap bahwa buku ini lahir dari proses kontemplasi yang panjang. Ia ingin memberikan penghormatan kepada mereka yang pertama kali membuka jalan, baik itu casting director hingga orang-orang yang memperkenalkannya pada dunia akting.

"Tentu tidak mungkin semua nama bisa disebut dan dituliskan begitu, karena banyak sekali yang menurut saya, saya melihat bahwa tanpa ada figur-figur ini, saya juga mungkin agak sulit menapaki jalan," ujar bintang Habibie & Ainun (2012) ini.

Mereka yang Pertama pun ditulis sebagai bentuk apresiasi terhadap individu yang mewarnai perjalanannya, sembari menjadi pengingat bahwa tidak ada keberhasilan yang diraih sendirian.

"Kedua, saya merasa mudah-mudahan buku ini juga bisa menginspirasi generasi muda, bahwa penting untuk selalu mengingat bahwa ada peran orang-orang lain. Kita tidak berjalan sendirian, menurut saya tidak ada sesuatu yang sifatnya tunggal," tambahnya.

2. Berisi banyak cerita di balik layar

Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Tak seperti wawancara atau konten media sosial yang terbatas, buku Mereka yang Pertama menjadi wadah Reza untuk membagikan sisi-sisi yang selama ini jarang terungkap ke publik.

"Tentu ini adalah hal-hal yang mungkin saya gak pernah ungkap baik di sebuah interview gitu ya. Jadi ada cerita-cerita di balik layar yang jarang saya ceritakan dan mungkin itu adalah sisi menarik," jelasnya.

Reza juga menumpahkan hal-hal personal di dalamnya, salah satunya bagaimana ia melihat sosok penting yang sudah berjasa dalam hidup dan kariernya selama ini.

"Ya mungkin secara spesifik, saya ungkapkan, 'Apa sih maknanya memiliki orangtua seperti ibu saya,' itu mungkin saya tuliskan juga dan peran-peran insan-insan film yang ada di dalamnya, mungkin itu adalah bagian-bagian yang buat saya pribadi sangat menarik," imbuhnya.

3. Tantangan dalam proses penulisan

Reza Rahadian di konferensi pers "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian," Jakarta, Senin (28/4/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Meski terdengar mulus, proses penulisan buku ini ternyata cukup unik. Reza mengaku kesulitan mengetik di laptop dan lebih nyaman menulis dengan tangan.

"Tapi sebenernya proses menulisnya emang agak lucu. Jadi saya kalau ngetik di laptop itu lambat. Jadi saya menulisnya itu tangan, Mas Andi (editor) susah bacanya. Jadi tulisan yang paling cepet itu di handphone," ungkap Reza sambil bercanda.

Proses penulisannya sendiri berlangsung 2,5 bulan, mengingat Reza memiliki banyak jurnal yang sudah ditulis sebelumnya. Mereka yang Pertama akan rilis 7 Mei 2025.

Editorial Team