5 Serial Romcom Eropa Terbaik di Netflix, Antimainstream!

- The Hook Up Plan (2018–2022) mengikuti kisah Elsa yang canggung, dengan plot absurd dan romansa yang bikin baper.
- Baby Fever (2022–sekarang) memadukan isu fertilitas dengan kisah CLBK manis Nana dan Mathias, penuh humor hangat.
- Generation 56K (2021) menghadirkan cerita unik tentang Daniel dan Matilda di era 90-an, dengan alur bolak-balik masa lalu dan kini.
Genre romcom alias komedi romantis memang gak pernah kehilangan penggemar. Tak cuma dari Hollywood, kini banyak romcom dari Eropa yang mencuri perhatian karena pendekatannya yang lebih realis dan unik. Ceritanya terasa lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari, lengkap dengan isu-isu yang kerap luput diangkat dalam romcom mainstream.
Gak perlu bingung mencari tontonan romcom Eropa yang seru, karena Netflix jadi platform andalan yang menampung banyak serial dengan tema menarik. Dari isu fertilitas, hubungan beda usia, hingga LGBTQ+, semuanya dikemas dalam cerita yang ringan, tapi membekas. Berikut lima rekomendasi serial romcom Eropa di Netflix yang siap bikin kamu jatuh hati!
1. The Hook Up Plan (2018–2022)

Kalau serial Hollywood macam Emily in Paris terasa terlalu sempurna buat kamu, coba intip The Hook Up Plan yang lebih messy, absurd, tapi dijamin bikin senyum-senyum sendiri. Serial Prancis ini mengikuti Elsa (Zita Hanrot), perempuan canggung yang masih terjebak dalam bayang-bayang mantan pacarnya 2 tahun setelah putus. Dua sahabatnya, Milou (Joséphine Draï) dan Charlotte (Sabrina Ouazani), yang sudah lelah melihat Elsa terus-terusan galau, akhirnya nekat melakukan sesuatu yang di luar nalar.
Tanpa sepengetahuan Elsa, Charlotte menyewa seorang pria bayaran bernama Jules (Marc Ruchmann) untuk membantu sahabatnya kembali percaya diri. Awalnya terdengar konyol, tapi rencana gila ini justru menumbuhkan benih-benih cinta yang bikin baper sekaligus geregetan. Tergoda menambahkannya ke watchlist-mu?
2. Baby Fever (2022–sekarang)

Berjalan selama dua musim, Baby Fever sukses memadukan isu sensitif macam fertilitas dengan kisah CLBK yang manis. Serial Denmark ini mengikuti Nana Jessen (Josephine Park), dokter kesuburan yang nekat menginseminasi dirinya sendiri menggunakan sperma mantan pacarnya. Semua ini dilakukannya secara diam-diam setelah menyadari waktu biologisnya untuk punya anak hampir habis.
Meski terkesan kontroversial, Baby Fever sejatinya penuh humor hangat dan karakter-karakter yang terasa membumi. Kamu akan dibuat gemas oleh interaksi canggung antara Nana dan Mathias (Simon Sears), sang mantan yang kembali hadir di hidupnya. Tak kalah menarik, persahabatan Nana dan partner in crime-nya, Simone (Olivia Joof Lewerissa), juga jadi highlight tersendiri berkat chemistry aktrisnya yang terasa real banget.
3. Generation 56K (2021)

Lagi ingin berkendara naik mesin waktu ke era 90-an? Generation 56k adalah pilihan pas bagi kamu yang rindu masa-masa tersebut.
Ceritanya berpusat pada Daniel (Angelo Spagnoletti) dan Matilda (Cristina Cappelli), dua teman masa kecil yang bertemu kembali lewat aplikasi kencan. Uniknya, Matilda berpura-pura menjadi orang lain demi menikmati waktu bersamanya. Daniel pun jatuh hati tanpa tahu bahwa perempuan ini adalah cinta pertamanya saat masih bocah.
Kekuatan Generation 56k terletak pada alur bolak-balik antara masa kini dan masa lalu. Serial Italia ini menyoroti bagaimana internet, persahabatan, dan cinta pertama membentuk siapa mereka sekarang. Tak hanya romansa, momen-momen kocak dan nostalgic, seperti usaha konyol demi beli PlayStation, juga bakal kamu temukan di sini!
4. Love & Anarchy (2020–2022)

Sempat viral di TikTok, Love & Anarchy keluar sebagai salah satu romcom Eropa paling berani di Netflix. Serial Swedia ini menggabungkan humor gelap, dinamika kantor yang absurd, dan hubungan penuh godaan antara dua karakter beda generasi. Dengan format 8 episode berdurasi sekitar 30 menit, kisahnya cepat, intens, dan dijamin gak pernah terasa membosankan!
Tokoh utamanya adalah Sofie Rydman (Ida Engvoll), konsultan ambisius yang ditugaskan mendigitalisasi sebuah kantor penerbitan kuno. Di tengah suasana kerja yang kaku, Sofie bertemu Max Järvi (Björn Mosten), IT magang yang jauh lebih muda. Dimulai dari sebuah insiden memalukan, siapa sangka hubungan keduanya malah berkembang jadi permainan tantangan yang makin gila dan menggoda batas moral.
5. Smiley (2022)

Salah mengirim pesan biasanya bikin malu dan ingin cepat-cepat minta maaf. Namun, dalam Smiley, hal itu malah jadi awal dari kisah cinta yang manis sekaligus menggelitik.
Cerita dimulai ketika Àlex (Carlos Cuevas), seorang bartender rupawan, tak sengaja mengirim pesan suara galau ke nomor yang salah. Alih-alih terkirim ke sang mantan yang ghosting, pesan itu justru sampai ke Bruno (Miki Esparbé), arsitek pemalu yang mendambakan cinta sejati. Kesalahan teknis ini tak hanya mempertemukan keduanya, tapi juga mengubah nasib mereka.
Meski berawal dari meet-cute klasik, serial Spanyol ini tak ragu menyelami konflik dalam hubungan modern, terutama dalam konteks LGBTQ+. Interaksi Àlex dan Bruno dipenuhi tarik-ulur, kekakuan, hingga momen reflektif soal cinta, komitmen, dan luka masa lalu. Dengan muatan tersebut, Smiley jelas pantang dilewatkan oleh penggemar queer romcom!
Gimana, siap maraton deretan serial komedi romantis Eropa tadi? Kelimanya membuktikan bahwa romcom gak cuma cinta-cintaan picisan, tapi juga mampu menyentuh isu-isu penting dengan balutan cerita yang ringan. Selamat menonton!