Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sha Ine Ungkap Tahapan Berduka di Film Mungkin Kita Perlu Waktu

Sha Ine Febriyanti di kantor IDN, Jakarta, Rabu (19/3/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Jakarta, IDN Times – Film terbaru Teddy Soeriaatmadja, Mungkin Kita Perlu Waktu (2025), sudah mencuri perhatian sejak tayang perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024. Film ini menggali tema kehilangan dan proses berduka dengan cara mendalam.

Sha Ine Febriyanti, yang berperan sebagai seorang ibu bernama Kasih, mengungkapkan bahwa film ini  berusaha merepresentasikan proses healing yang kompleks.

1. Sha Ine jelaskan representasi stages of grief di dalam film Mungkin Kita Perlu Waktu

Bima Azriel dan Sha Ine Febriyanti di kantor IDN, Jakarta, Rabu (19/3/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Sha Ine menjelaskan bahwa skrip dari sutradara memberinya pemahaman lebih dalam tentang karakter Kasih. Menurutnya, Teddy Suriatmaja sangat memahami proses grieving dan mengaplikasikannya dalam pengembangan karakter di dalam film. 

Ia lalu mengungkapkan kalau setiap karakter di Mungkin Kita Perlu Waktu merepresentasikan tahapan berbeda dari tahapan berduka atau stages of grief.

"Kalau denial itu ayahnya (Restu), direpresentasikan oleh Lukman (Sardi). Kalau anger itu aku, si Kasih ini stage-nya anger. Lalu Bima (Azriel), Ombak itu stage-nya depression," ungkapnya saat media visit di kantor IDN, Jakarta, pada hari Rabu (19/3/2025), 

2. Beberkan pendekatan yang berbeda dalam proses healing

Sha Ine Febriyanti di kantor IDN, Jakarta, Rabu (19/3/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Seperti diketahui dari teaser film, sosok Kasih yang diperankan Sha Ine memilih umroh untuk meredakan emosinya. Ia pun menjelaskan kalau setiap orang punya pendekatan yang berbeda untuk berdamai dengan dirinya.

"Aku sih melihatnya memang setiap orang punya pintu masuk beda-beda ya. Kalau biasanya orang yang mind center lebih kuat, pasti dia akan pergi ke psikolog karena semuanya sangat logis gitu buat dia," ungkapnya.

Di sisi lain, orang yang lebih feel center akan mencari hal-hal spiritual untuk keseimbangan dirinya. Hal inilah yang dilakukan oleh karakter kasih. Sekali lagi, Sha Ine menegaskan kalau tidak ada cara yang benar atau salah dalam menghadapi kesedihan.

3. Semua orang butuh waktu untuk sampai ke tahap acceptance

Sha Ine Febriyanti di kantor IDN, Jakarta, Rabu (19/3/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Salah satu pesan utama dari Mungkin Kita Perlu Waktu adalah bahwa proses berduka itu tidak bisa dipaksakan. Acceptance memang menjadi puncak dari stage of grief. Namun, jangan sampai terburu-buru untuk sampai ke fase itu.

"Ga usah buru-buru untuk harus berubah, nikmati prosesnya. Ketika kita udah sampe ke acceptance yaudah. Tapi kadang-kadang kita bingung nih, kenapa anger, kenapa ada denial, karena kita mau cepet-cepet menuju acceptance itu," jelas Sha Ine.

Menurutnya yang memberatkan proses berduka adalah penolakan dari dalam diri sendiri. Ketika kita merasa kuat, masalahnya justru tidak akan selesai. Kuncinya adalah memvalidasi perasaan sendiri dan jangan takut untuk meminta bantuan orang lain.

Mungkin Kita Perlu Waktu akan tayang di bioskop pada 15 Mei 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shandy Pradana
Triadanti
Shandy Pradana
EditorShandy Pradana
Triadanti
EditorTriadanti
Follow Us