Tompi (instagram.com/dr_tompi)
Setelah dialog-dialog itu, Tompi hampir merasa yakin. Palu nyaris diketuk hingga akhirnya ia memutuskan untuk menolak semua tawaran dari partai politik dan tak jadi maju sebagai caleg.
Ada beberapa hal yang jadi pemikiran utama Tompi saat mau menerima tawaran tersebut. Pertama, ia masih merasa kurang siap secara finansial. Takutnya ini menjadi celah dan membuatnya tidak konsisten dan tidak jujur jika terpilih nanti.
Selain bakal sulit membagi waktu bekerja sebagai dokter dan politisi, Tompi juga ternyata tidak mendapat restu dari ibunda dan istri kala itu. Lalu, alasan lain yang ia tekankan adalah karena tidak mau harus selalu nurut apa yang dibilang oleh partai.
"Gak kebayang diajak mikir tapi harus nurut sama apa pun kata partai. Untuk yang sering berurusan sama saya pasti paham, saya agak sulit kompromi dengan hal yang menurut saya keliru. Bahkan di perkumpulan dokter untuk urusan medis pun saya dianggap 'sulit diatur.' Lha kalau ada yang ngaco masak dipertahankan? UBAH LAH! Maaf ya, no kompromi," tulisnya.