Industri Musik Indonesia Dulu dan Sekarang, Apa Sih Bedanya?

Akan dibahas mendalam bersama Uzone.id nih! #HypeIDN

Pemerhati musik, Taufiq Rachman, mengatakan jika kondisi industri musik di Indonesia sekarang ini sedang berada di fase transisi, ke arah yang belum diketahui bentuknya seperti apa. Dalam dekade 1950-an, musik yang populer di Indonesia diperdagangkan dan dipopulerkan dalam bentuk dagangan. 

Menurut Taufiq yang juga adalah pemilik label Elevation Record ini, kaset dan CD merupakan produk lama. Sekarang orang tidak mendengarkan musik melalui media  tersebut karena tergulung layanan streaming, salah satunya YouTube. Lalu, apa saja sih perbedaan era musik dulu dibandingan era musik yang sekarang ini?

 

1. Layanan streaming musik seperti sekarang ini hanya menguntungkan musisi besar saja

Industri Musik Indonesia Dulu dan Sekarang, Apa Sih Bedanya?Zarak Khan on Unsplash" target="_blank">Ilustrasi Streaming Musik. unsplash.com/@zarakvg

Taufiq juga menggambarkan kondisi dahulu ketika kaset masih jadi andalan jualan lagu. Dulu, band legendaris Sheila On 7 bisa menjual 1,5 juta kopi, lho. Hal itu membuat Sony Music bisa membuat label tambahan, serta memberangkatkan artisnya rekaman di luar negeri. Namun, kejadian tersebut sudah jarang sekali ditemui di era sekarang ini, yang menandakan bahwa bisnis model lama sudah ditinggalkan, tapi bisnis model yang baru belum juga ditemukan.

Taufiq bisa mengatakan bahwa layanan streaming itu cuma menguntungkan nama musisi yang sudah besar saja, lho. Untuk musisi yang berada di bawah hingga menengah akan susah untuk mendapatkan batas keuntungan untuk mendapatkan uang.

2. Sempat populer, kini RBT sudah ditinggalkan

Industri Musik Indonesia Dulu dan Sekarang, Apa Sih Bedanya?dok. Uzone

Bongky Marcel, mantan personel grup Slank yang sekarang masih berstatus personel B.I.P menceritakan bahwa musisi yang terikat dengan label di era 1990-an tidak bisa menikmati keuntungan finansial yang besar. Bongky menambahkan bahwa ia bisa menikmati keuntungan besar ketika Slank berada di label indie, saat meluncurkan album Generasi Biru di tahun 1994. 

Tak hanya itu, Bongky juga merasa mendapatkan banyak keuntungan ketika popularitas RBT atau Ring Back Tone meledak di Indonesia. Sekarang ini, hampir semua orang sudah menggunakan internet yang artinya RBT pun semakin ditinggalkan.

Kini, Bonky malah merasa tertantang untuk menjual lagu lewat platform YouTube dengan alasan audio visual bisa lebih banyak bentuknya. 

 

3. Uzone Talks akan bahas cara industri musik go digital, lho!

Industri Musik Indonesia Dulu dan Sekarang, Apa Sih Bedanya?dok. Uzone

Pengamat musik Bens Leo menuturkan jika bisnis RBT sudah hampir hilang karena masyarakat ingin menikmati lagu yang utuh. Lagu tersebut bisa dinikmati lewat layanan streaming digital seperti Langit Musik, Spotify, YouTube, atau bahkan iTunes. 

Yang menjadi masalah adalah, banyak orang yang membawakan lagu karya orang lain, diaransemen baru, kemudian diunggah ke YouTube. Mendapatkan monetize, tapi pencipta lagu tersebut tidak mendapat keuntungan. Hal inilah yang jadi masalah dalam industri musik Indonesia sekarang ini.

Lalu, apa saja sih sebenarnya perbedaan yang ada dalam industri musik dulu dan sekarang? Uzone.id akan menggelar program Uzone Talks bertajuk Industri Musik Go Digital dengan mengundang pembicara Dedi Suherman, CEO PT Melon Indonesia dan Bongky Marcel personel band B.I.P, lho!

Acara tersebut akan digelar secara virtual dan bisa kamu saksikan melalui live streaming channel Youtube Uzone ID pada Kamis, 15 Oktober 2020 pada pukul 16.00 WIB. Jangan sampai kelewatan, ya!

Baca Juga: Seberapa Besar Musik Bisa Memengaruhi Mood Kita? Ini Faktanya

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya