Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[EKSKLUSIF] Ice Paris Soal Love Destiny Movie dan Kesan Manis Jakarta

Ice Paris di Jakarta (dok. IDN Times/Rafifa Shabira)

Jakarta, IDN Times - Ice Paris berdiri ketika kami memasuki ruangan santai CGV Grand Indonesia Selasa sore itu (20/9/2022). Ia menyapa dan menyalami kami dengan ramah setelah seorang perwakilan memperkenalkan kami dan mengatakan bahwa kami akan mewawancarainya.

"Wawancaranya dalam bahasa apa?" kata seorang perempuan dari manajemennya bertanya pada kami dalam Bahasa Inggris.

"Inggris, boleh?" saya menyahut.

"Aku akan melakukan yang terbaik," Ice menjawab sambil tersenyum lebar.

Namanya Ice Paris. Aktor kelahiran Bangkok, Thailand, pada 22 Oktober 1998. Pria 24 tahun itu dikenal multitalenta. Ia juga seorang penyanyi dan idola, member boy group Nine by Nine. Sejumlah karyanya, baik di bidang musik maupun akting, cukup dikenal di negerinya. Popularitasnya juga gak main-main. Pemilik nama asli Paris Intarakomalyasut ini punya 1,1 juta pengikut di akun Instagram pribadinya, @icepariss.

Ice sedang bersiap-siap, memasangkan clip on di pakaiannya, ketika seorang penerjemah Bahasa Thailand datang. Seorang perwakilan CGV mengatakan, perempuan itu akan mendampingi kami, kalau-kalau dibutuhkan.

"Silakan jawab senyamannya. Jika kamu lebih ingin menjawab dalam Bahasa Thailand, aku akan bertanya pada penerjemah," kata saya kemudian. Ice mengangguk dan tersenyum. Ia siap diwawancara.

1. Ice Paris gak menyangka terkenal di luar Thailand

Ice Paris (instagram.com/iceparis.entertainment)

Sesaat sebelum wawancara dimulai, Ice melambaikan tangannya pada sejumlah penggemar yang berkumpul di luar ruangan. Mereka mengangkat ponsel kamera dan mengarahkan padanya dari luar jendela. Melambai-lambaikan balik tangan mereka sambil meloncat-loncat kecil kegirangan disapa sang idola.

"Bagaimana rasanya ke Indonesia?" saya bertanya setelah Ice selesai memperkenalkan dirinya di depan kamera.

"Menyenangkan. Sebenarnya agak gak menyangka sama penggemarnya, tapi ini menyenangkan. Mereka sangat menyambutku, baik, dan hangat kepadaku. Tapi, ya, aku benar-benar gak menyangka akan ada segini banyak orang yang mengenalku, karena aku belum pernah ke sini sebelumnya.

Aku pernah ke Bali, tapi belum ke Jakarta. Dan ketika aku ke sini, banyak banget orang yang menunggu dan aku kayak, 'Wooow, senang banget.' Semua orang baik banget, ramah, dan menggemaskan," Ice tampak puas saat mengatakannya.

Beberapa jam sebelum wawancara ini, Ice juga melakukan jumpa penggemar di lokasi yang sama. Para penggemar setianya datang dan berebut ingin mengabadikan momen bersama. CGV GI sore itu terasa lebih riuh dan heboh.

Ia menjelaskan, meski menyandang gelar sebagai seorang idol dan aktor yang dikenal di Thailand, ia tak pernah mengira akan setenar ini di negara lain. Melihat punya banyak penggemar luar negeri yang begitu antusias mendukungnya, Ice benar-benar tak pernah membayangkannya.

"Aku masih takjub bahwa ternyata banyak orang yang mengenalku, mengagumiku di luar Thailand. Aku masih kayak sulit memahami itu, karena bagiku itu sesuatu yang... belum terbiasa aja. Enggak tahu kenapa," serunya dengan mata berkaca-kaca.

2. Ice Paris dan perannya sebagai Mathus dalam Love Destiny The Movie

Ice Paris (instagram.com/iceparis.entertainment)

Kedatangan Ice Paris ke sini sebenarnya bukan hanya untuk fan meeting saja, melainkan juga promosi film terbarunya, Love Destinty The Movie. Dalam film adaptasi dari salah serial Thailand yang paling terkenal ini, Ice berperan sebagai Mathus yang ceria, energik, dan lucu menggemaskan.

Ia tampak antusias saat menceritakan betapa senangnya bisa menjadi bagian dari film besar tersebut. Baginya, Mathus adalah sosok yang tak berbeda jauh dari kepribadiannya sendiri. Meski memerankannya tak terlalu sulit, namun ini jadi tantangan bagi Ice untuk bermain film komedi.

"Aku gak terlalu banyak berubah, tapi ini sesuatu yang baru buatku, karena pertama kalinya main film komedi. Aku belum pernah main film komedi sebelumnya. Sebelumnya aku main drama yang gelap banget, tapi di sini pertama kalinya aku jadi sosok yang sangat ceria, lucu, dan energik," ujarnya.

3. Casting terbesar dalam hidupnya

Ice Paris di Jakarta (dok. IDN Times/Rafifa Shabira)

Dalam konferensi pers yang digelar sebelum wawancara kami, sutradara Love Destiny The Movie, Adisorn Tresirikasem, mengatakan bahwa proses perekrutan Ice Paris untuk filmnya tak instan, tapi melalui sebuah audisi.

Ice pun menganggukkan kepalanya ketika saya meminta cerita lebih lengkap tentang proses casting-nya sebagai Mathus. Masih dengan antusiasme yang sama, Ice bahkan menyebut bahwa ini adalah casting terbesar sepanjang kariernya. Bukan hanya karena proyeknya yang sudah sangat terkenal dan banyak ekspektasi penonton terhadapnya, tapi perjalanan casting itu sendiri yang juga cukup panjang.

"Ini salah satu film... bukan... ini adalah casting film terbesar sepanjang hidupku. Aku harus ikut casting dengan tim, dua kali. Lalu aku casting dengan sutradara dan pemeran utama. Jadi kayak lama banget dan banyak prosesnya sebelum akhirnya mendapatkan peran ini. Casting yang paling melelahkan yang pernah kurasakan," ujarnya serius.

Dalam prosesnya, Ice tak pernah mencoba untuk tampil luar biasa di depan sutradara. Karakter Mathus yang 'dia banget' membuatnya tampil alami apa adanya. Sesudah casting, ia pun tak pernah overthinking soal hasil. Jika peran ini memang ditakdirkan untuknya, maka tidak akan ke mana, begitu pikirnya.

"Karena aku merasa, jika karakter ini bukan untukku, maka aku tidak akan melakukan dengan baik atau tidak sebaik orang lain. Tapi jika itu memang buatku, aku merasa mereka akan memilihku," ucapnya.

Lalu ketika suatu hari seseorang mengabarkan dirinya lolos, "Aku kayak, 'Whooaa... gilaaa.' Dan aku duduk di sini sekarang sama kalian, lebih gila lagi, kan!" tambahnya dengan ekspresi yang masih tak percaya dan bangga.

4. Semua set dan properti syuting membuatnya ternganga

Ice Paris (instagram.com/iceparis.entertainment)

Love Destiny The Movie mengambil latar modern dan masa sejarah yang lagi-lagi membuat aktor ini takjub tak henti-hentinya. Ice menggambarkan betapa besarnya skala produksi film ini. Tim membangun sebuah kota masa lalu yang membuatnya geleng-geleng kepala saat menceritakannya.

"Ada adegan di mana kami berada di perahu tua, semacam perahu layar tua. Dan mereka benar-benar membangun perahu itu, semuanya, yang mana lebih besar dari ruangan ini. Itu membuatku takjub banget, bagaimana kamu bisa benar-benar membangun, membuat semuanya dari nol," serunya. Ice juga menyebut bahwa semua properti membuatnya sangat kagum.

"Apa kamu mencuri sesuatu dari lokasi syuting?" saya tergelitik untuk bertanya, karena melihatnya begitu antusias.

"Aku mencobanya! Beneran aku mencoba (mencurinya)," jawab Ice dengan cepat. Matanya berbinar-binar seperti anak kecil yang sangat menginginkan mainan.

"Aku pengin banget banget ambil pistolnya, tapi mereka gak memperbolehkanku," lanjutnya agak kecewa.

"Setelah aku bertanya pada sutradara, dia bilang dia bakal memberiku kaus yang Mathus pakai sebelum dia kembali ke masa sejarah. Jadi, aku masih menunggu itu. Aku belum menerimanya, tapi dia (sutradara) bilang, dia akan memberikanku itu. Jadi aku masih menantikannya," Ice menambahkan seraya menunjuk Adisorn yang sedang duduk di sofa belakang kamera kami.

"Mungkin kamu bisa menagihnya sekarang," saya menambahkan.

"Ya. Mana kausku? Mana kaus Mathus yang mau kamu kasih buatku?" Ice menagih dari jauh sambil tertawa.

"Pistolnya memang keren banget, sih," saya berujar. Pistol yang dimaksud diperlihatkan dalam poster dan trailer film. Senjata api klasik dengan bagian depannya yang panjang.

"Yaaaa... keren banget! Kamu bisa menembakkannya dan di sini tuh bakal, 'pckk!' Itu keren banget! Itu kan pistol lama ya dan aku coba kayak, 'Buatku ya, buatku ya. Please... please...' dan mereka, 'Enggak!' hehehe pokoknya gak," Ice masih terlihat sangat menginginkannya.

5. Menikmati pekerjaannya di panggung dan kamera

Ice Paris (instagram.com/icepariss)

Kami menyudahi obrolan soal pistol di lokasi syuting yang sangat diimpikan Ice lalu beralih tentang kehidupannya sebagai seorang idol dan aktor. Kecintaannya pada dunia itu terlihat jelas. Bagi Ice, keduanya sangat berbeda, karena ia harus menjadi orang lain saat akting dan menunjukkan dirinya sendiri saat menyanyi.

"Ketika akting, aku merasa kayak ada perasaan menyenangkan saat menjadi orang lain. Mencoba mengeluarkan dirimu sebanyak mungkin lalu membawa orang lain masuk sebanyak mungkin juga. Lalu ketika kamu menjadi orang baru, kamu sebenarnya belajar banyak dari dia. Kamu belajar banyak tentang hidup, tentang hidup orang-orang dari karakter ini. Itulah yang aku suka banget dari akting," terangnya.

"Tapi untuk menyanyi, menari, atau membuat musik buatku adalah mencoba untuk menjadi dirimu sendiri sebanyak mungkin. Dan itulah yang aku suka banget, kayak ketika di panggung, kamu hanya jadi dirimu sendiri. Mencoba jadi diri sendiri di musik, di atas panggung, ketika menari. Jadi kayak dua hal yang dekat, tapi juga berbeda, sesuatu yang keren dan menyenangkan buatku," tambah Ice tersenyum simpul.

6. Seandainya aku...

Ice Paris di Jakarta (dok. IDN Times/Rafifa Shabira)

Sebelum menyudahi wawancara, saya mengajaknya bermain tantangan yang kami sebut sebagai #WhatIfChallenge. Saya memberikannya sebuah pernyataan 'seandainya saya..." yang kemudian akan ia bayangkan situasinya.

"Oke, agak ngeri, nih," kata Ice tampak bersiap-siap.

"Gak, kok. Gak ngeri sama sekali. Seru, deh," saya tertawa kecil lalu membacakan pertanyaan pertama. Ada 5 pertanyaan yang saya siapkan. Salah satu yang menarik adalah ketika saya bertanya apa yang akan ia lakukan jika bisa pergi ke masa lalu.

"Whooo, agak susah, ya. Mungkin kayak 10 tahun sebelumnya. Tahu gak kenapa? Karena aku akan beli semua Bitcoin yang ada," jawabnya tertawa. Saya pun demikian. Tak pernah terpikirkan jawaban itu sebelumnya.

"Iya, kan? Aku rasa itu yang terbaik untuk dilakukan jika kamu punya kemampuan itu, kan? Pergi ke 10 tahun lalu, beli semua Bitcoin, dan tunggu aja. Kamu bakal jadi kaya suatu hari, hehehe," tambahnya.

Namun ketika di akhir saya tanya apa ada penyesalan yang ingin ia ubah dari masa lalu, Ice Paris tampak berpikir sejenak, berusaha mengingatnya, namun kemudian menggeleng.

"Aku gak tahu, jika aku kembali ke masa lalu dan mengubah sesuatu, aku mungkin gak akan duduk di sini dengan kalian hari ini. Jadi, yaa... aku gak tahu. Sungguh menyenangkan soalnya bisa bertemu dengan semua orang, datang ke sini... jadi aku kayak takut kehilangan itu. Aku gak akan mengubah apa pun," jawab pemain Bad Genius: The Series itu.

"Pasti kita punya (penyesalan). Tapi aku tetap gak ingin mengubahnya. Karena itu benar-benar pelajaran yang baik buatku. Kamu belajar dari itu. Ya, aku gak ingin mengubah apa pun," ia menambahkan.

Saya mengangguk setuju dan kemudian hendak mengajukan pertanyaan terakhir.

"Wah, waktu cepat banget," serunya. Ya, memang secepat itu rasanya berbincang dengan Ice.

"Jika kamu diperbolehkan untuk mengatur takdirmu di masa depan, takdir apa yang ingin kamu ciptakan?" pertanyaan saya.

"Hmm... satu hal, aku ingin bahagia. Benar-benar bahagia. Aku ingin menciptakan lebih banyak tujuan, karena aku punya tujuan dan ingin mencapainya. Kayak sekarang, aku ingin punya konser sendiri, album sendiri, atau sesuatu semacam itu, tapi dalam perjalanannya, ada saja yang bikin kamu merasa sedih, lelah, atau semacamnya.

Di masa depan aku ingin lebih kayak tenang, sangat senang, mengenal siapa diriku sesungguhnya, dan tahu apa yang benar-benar aku inginkan. Aku gak tahu ya kalau jawaban ini terlalu dalam, tapi itu yang aku rasakan," jelasnya tampak serius.

Jawaban jujur Ice Paris itu mengakhiri wawancara kami sore itu. Ice juga menjelaskan betapa ia ingin menikmati waktu yang lebih banyak di Jakarta, karena kunjungannya kali ini begitu singkat. Seandainya bisa... ia ingin sekali diajak kencan bareng penggemarnya di sini. Pergi ke tempat-tempat yang direkomendasikan mereka dan menikmati suasana yang lebih santai.

Ice Paris bangun dari tempat duduknya setelah melambaikan tangan pada kamera kami. Ia berbalik menyapa para penggemarnya yang setia menunggu di luar. Berbatas kaca jendela panjang, Ice menghampiri mereka, tersenyum, dan menunduk berterima kasih. Meski singkat, Ice tampak bahagia dihujani cinta di Jakarta.

Love Destiny The Movie, film Ice Paris, sedang tayang di CGV Cinema dan beberapa jaringan bioskop Indonesia sejak 2 November 2022. Video wawancara Ice Paris ini pun sudah kami unggah di channel YouTube kami berikut ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahrotustianah
Indra Zakaria
Zahrotustianah
EditorZahrotustianah
Follow Us