TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Fakta Tari Saman: Warisan Budaya Dunia Pemecah Rekor MURI

Jumlah penarinya mencapai 12.262 setelah sebelumnya direncanakan sebanyak 10.001 orang

Pikiran Merdeka

Tari Saman yang berasal dari tanah Gayo Aceh baru-baru ini memecahkan rekor MURI dengan jumlah penari terbanyak. Yang membuatnya lebih menakjubkan adalah angkanya yang mencapai 12.262 setelah sebelumnya direncanakan sebanyak 10.001 orang. Ini merupakan pegelaran Tari Saman massal jilid ke-2. Sebelumnya, di tahun 2011 rekor MURI sudah lebih dulu dipecahkan dengan jumlah penari 5054 orang.

Sungguh mengundang decak kagum dan membuat bulu kuduk merinding. Lautan penari yang menggunakan pakaian bermotif Kerawang Gayo itu menari dengan gerakan yang indah dan membuat haru karena serentaknya mereka mengikuti tempo tarian yang cepat-lambat. Persembahan ini juga merupakan kado dari pemerintah Gayo untuk dirgahayu Indonesia yang ke-72.

Sangat membanggakan bukan? Apalagi event diyakini juga telah memecahkan rekor tarian kolosal dengan penari terbanyak di dunia. Seperti kebudayaan Indonesia lainnya yang tak kalah penting, sudah seharusnya kita mengetahui fakta apa saja yang berkaitan dengannya, seperti tentang tari Saman berikut ini:

Sering Disalahartikan dengan Tari Ratoeh Duek

Indonesiakaya

Banyak yang salah paham mengartikan tari Ratoeh Duek/Jaroe sebagai Saman. Perbedaan paling mendasarnya adalah Tari Saman hanya ditarikan oleh pria dengan jumlah ganjil, sedangkan Ratoh Duek ditampilkan oleh penari perempuan dengan jumlah genap.

Perbedaan paling mencolok lainnya dari kedua tarian ini adalah pakaiannya. Tari Ratoeh Duek menggunakan pakaian polos dipadukan dengan songket Aceh, sedangkan tari Saman menggunakan baju kantong bermotif kerawang.

Lebih jauh lagi, Ratoeh Jaroe menggunakan syair dalam bahasa Aceh sedangkan Saman menggunakan bahasa Gayo. Salah kaprah tentang tarian ini sudah cukup sering didapatkan, jadi yuk kita mulai memahami dan ngga salah sebut lagi.

Digunakan Sebagai Media Dakwah

Antara Foto

Berbagai literatur menyebutkan jika tari Saman sudah ada sejak abad ke-13 dan dikembangkan oleh Syekh Saman. Awalnya, tari ini digunakan untuk menyebarkan syiar Islam serta memberikan pendidikan, nasihat dan mengajarkan kekompakan.

Sekarang fungsinya sudah menjadi lebih lebar yaitu sebagai hiburan dan juga ajang menunjukkan kekayaan seni bangsa Indonesia.

Tari Saman Milik Aceh untuk Dunia

Kompas

Hal ini dicetuskan oleh gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, pada tanggal 13 Agustus 2017 ketika perhelatan ini berlangsung. Beliau mengatakan jika Tari saman adalah milik dunia yang dibuat oleh masyarakat Gayo Lues bukan warga Aceh secara keseluruhan.

Mendunianya Tari Saman juga terlihat dari berlinangnya air mata Gaura Mancacarita seorang warga negara Australia di Stadion Seribu Bukit pada hari itu. Ia merupakan tim peneliti tari Saman dan menjadi sosok penting yang memasukkan Saman ke dalam buku UNESCO.

Writer

Annisa Mulia Razali

Pencinta buku dan bau hujan yang sering lupa kacamatanya dimana

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya