TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Physical Distancing Belum Efektif di Masyarakat Indonesia

#DiRumahAja jangan bandel! 

Pexels/Kaique Rocha

Pemerintah sudah menghimbau untuk social distancing, tapi ternyata masih banyak ditemukan orang-orang yang berlalu lalang tanpa ada tujuan mendesak, seperti nongkrong misalnya. Tidak kaget, jika pada akhirnya publik yang lebih melek terhadap pandemi ini merasa resah, karena ada akibat yang bisa saja muncul, yaitu ledakan jumlah pasien.

Social distancing sebetulnya bukan bentuk represi terhadap kebebasan seseorang. Sayang masih banyak yang tidak paham dan membuat program ini kurang berjalan maksimal. Ada beberapa penyebab social distancing kurang efektif di masyarakat, ini 5 di antaranya!

1. Terlalu percaya diri bahwa dirinya dan keluarga tidak mungkin tertular virus corona

Pexels/Michael Morse

Memang ada sebagian kalangan yang digolongkan sebagai paling beresiko, tapi alasan ini sering membuat orang teralu percaya diri hanya karena mereka tidak tergolong dari kalangan tersebut. Kita juga tidak boleh terlalu percaya diri akan kebal hanya karena area rumah kita terbilang aman.

Optimis boleh, harus malah, tapi terlalu percaya diri akan menuntun pada sikap sombong. Kita perlu mawas tapi juga tidak cemas, agar tidak sembrono dalam menghadapi pandemi ini.

2. Tidak berpikir jauh bahwa ia bisa membahayakan orang lain di dekatnya

Pexels/Snapwire

Ini nih yang sering tidak disadari saat tidak mematuhi physical distancing. Physical distancing bukan hanya perkara mengamankan diri sendiri saja, tapi juga orang lain.

Ketika seseorang dengan seenaknya kesana kemari, ia akan berpapasan banyak orang, yang mana orang-orang tersebut bisa jadi tidak ia kenal. Orang-orang yang ditemui ini nantinya akan bertemu yang lainnya juga, sehingga tanpa disadari penularan telah menjalar kemana-mana. Inilah risiko yang tidak dipikirkan orang-orang yang masih suka keluar rumah tanpa ada hal mendesak.

Baca Juga: 10 Curhatan Kocak Introvert Soal Social Distancing, Wes Biyasa!

3. Tidak memahami physical distancing sebenarnya seperti apa

Pexels/Skitterphoto

Dapat dipahami jika ada yang tidak mengerti arti physical distancing dalam bahasa Indonesia. Tapi kalau himbauan #DiRumahAja pastinya paham dong?

Sayangnya, masih banyak yang mengira bahwa ini ajang untuk liburan, mudik, nongkrong, dan sebagainya. Lebih parah lagi, banyak yang tidak tahu bahwa ketika keluar rumah, seseorang harus menjaga jarak dengan orang di sekitarnya sejauh 1-2 meter. Itu kuncinya!

4. Tidak memikirkan hal-hal tak terduga, seperti positif COVID-19 tanpa gejala atau penularan tidak sengaja

Pexels/cottonbro

Seperti selama berita yang beredar selama ini, virus corona bisa bertahan hingga beberapa jam sampai hari pada permukaan benda-benda. Inilah kenapa kita perlu sangat menjaga kebersihan dan berhati-hati saat harus keluar rumah.

Ada yang masih sering diremehkan juga, yaitu penularan yang tak disengaja atau tidak diduga. Penularan ini bisa berasal dari benda-benda seperti tadi, atau orang-orang yang saling berpapasan. Faktor tidak adanya gejala juga sangat perlu diperhitungkan, karena inilah yang membuat lonjakan pasien tampak mengejutkan.

Baca Juga: 5 Cara Bijak Menghadapi Social Distancing, Jangan Baper Ya!

Verified Writer

Novia Aisyah

Some Scandinavian thoughts addict

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya