Jatuh Bangun Mencari Kerja yang Pasti Dirasakan Fresh Graduates Di Luar Sana
Hampir sama 100 persen!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berhasil mengantungi ijazah dan meraih gelar sarjana adalah mimpi dari banyak mahasiswa. Ya, setelah berjibaku mengikuti tes masuk dan kuliah, siapa sih yang tidak ingin lulus? Tentunya proses menjadi sarjana pun tidak bisa dibilang mudah karena kamu harus melewati proses berat yakni skripsi.
Karenanya gak salah dong kalau kamu berbangga hati karena akhirnya bisa menuntaskan kewajiban sebagai pelajar. Tapi sayangnya rasa bahagia itu tak bisa berlangsung lama karena sebagai fresh graduates yang mesti berkompetisi melamar pekerjaan, kamu pasti mengalami ini:
1. Di awal kelulusan kamu bangga setengah mati karena akhirnya ada gelar prestisius di belakang namamu.
Priscilla Immaculata S.IP
Joseph Sebastian Nazareno S.Pd
David Sianturi S.T
Keren kan kalau akhirnya di belakang nama kita ada gelar seperti ini?
2. Bukan cuma bangga saja karena akhirnya bergelar. Kamu juga lega karena akhirnya bisa jawab pertanyaan, “Lulusnya kapan?”
Sebelum lulus...
Mba laundry kiloan: “Eh mba Priscilla masih di Yogya ya? Kirain sudah lulus?”
Priscilla: “Hehehe, belum mbak masih nanti, skripsinya masih belum d acc”
Setelah lulus....
Mba laundri kiloan: “Mba Priscilla, kemarin mamanya datang ya? Ada acara apa?”
Priscilla: “Iya nih mba. Soalnya tanggal 19 besok mau wisuda…”
3. Tapi dijamin deh, paling lama rasa bangga itu ada sebulan doang. Suasana pun jadi garing saat orang polos nanya, “Sekarang kerja di mana?”
Kamu yang memang belum kerja cuma bisa jawab pakai senyum merana gitu.
4. Banyaknya pertanyaan pun membuatmu rajin berburu kerja. Baik lewat website, kenalan, dan saudara.
5. Selain itu, kamu juga rajin datang ke berbagai job fair yang diadakan. Ya siapa tahu ada perusahaan yang bersedia merekrutmu.
6. Di awal pemburuan lapangan kerja biasanya beberapa fresh graduates masih menjunjung tinggi idealis. Maunya sih kerja di perusahaan yang sesuai keinginan.
Devita: “Sil apply lamaran di perusahaan Maju Mundur Tak Terukur yuk”
Priscilla: “Enggak ah Dev. Malas, itu kerjaan gak sesuai sama passionku”
Devita: “Yaudah kalau enggak coba saja Televisi Milik Mertua. Itu kan cocok sama lo, dunia broadcasting”
Priscilla: “Gajinya kecil dev,ogah ah”
7. Karenanya kamu pun mengirim lamaran “hanya” di perusahaan yang dianggap mentereng.
Sederet nama perusahaan besar akan masuk daftar incaranmu. Begitu ada pengumuman penerimaan, kamu dengan semangat 45 memasukkan lamaran.
8. Namun sayangnya bekerja di perusahaan impian tidak semudah membalikkan tangan. Bahkan kadang, dirimu sudah gak masuk kualifikasi awal.
Ada yang gagal karena jurusannya tak sesuai…
Tinggi badan kurang mencukupi…
Umur ketuaan…
Sedihkan kalau sudah gini ceritanya?
Editor’s picks
9. Tapi setelah menganggur beberapa bulan idealismu pun mulai berkurang. Kamu akhirnya melamar kerja juga di tempat yang tadinya gak masuk daftar tujuan.
Priscilla: “Akhirnya aku masukin lamaran di perusahaan Maju Mundur Tak Terukur dev”
Devita: “Katanya gak sesuai passion? Labil lo”
Priscilla: “Memang. Tapi sekarang passionku udah berubah coy. Kemarin juga daftar di Televisi Milik Mertua”
Devita: “Yaelah. Kata lo gajinya kecil?”
Priscilla: “Gak apa-apa deh. Daripada gak ada”
10. Niatmu yang penting bisa kerja dan gak nyusahin orangtua. Mau kerja apapun yang penting kerja.
Malu, umur sudah 25 beli apa saja masih minta mama.
11. Akhirnya setelah penantian begitu panjang, kamu pun mendapat informasi melakukan seleksi masuk kerja. Wuaaaaaa bahagia banget deh rasanya.
Finallyyyy, aku tes juga.
12. Pas datang tes kamu langsung bengong lihat tesnya. Buset tes apaan nih, kok suruh hitung angka-angka, bikin gambar, dan lain sebagainya.
Itu namanya psikotest bro!
13. Deg-degan setengah mati saat nunggu hasil tes keluar. Sesudah menyandang status pengangguran cukup lama, ingin rasanya cepat jadi pekerja.
14. Begitu hasil test keluar dan kamu masuk. Rasa stres tidak juga berhenti karena masih ada tes wawancara dan kesehatan setelah ini.
15. Nah ketika besoknya test wawancara dan ini adalah kali pertama, dijamin malam sebelumnya kamu akan terus terjaga.
Sepanjang malam otakmu akan berpikir tentang:
“Duh besok ditanyain apa ya?”
“Kalau gak bisa jawab gimana ya?”
“Nanti kalau tesnya pakai bahasa Inggris, mati deh. Bahasa Inggrisku kan kacau balau"
16. Kamu juga akan bingung dengan rangkaian tes terakhir yakni kesehatan. Mulai dari tes urin, darah, sampai rontgen yang bisa jadi belum pernah dilakukan.
17. Tapi seberat apapun penantian serta proses seleksi yang dilakukan, semuanya akan terbayar saat kamu resmi diterima dan diberi pertanyaan:
“Kamu mau digaji berapa?”
18. Kini, kamu sudah bisa menjawab pertanyaan orang, “Sekarang kerja di mana?” dengan suara lantang.
“Saya kerja di Perusahan Mundur Saja Masih Teratur” atau “Saya sekarang kerja di Media Bersama Milik Menantu om.”
Hayoo yang fresh graduate, hal ini bukan yang kamu rasakan?