Kalau Nokia-mu Bisa Kirim Surat, Mungkin Ini yang Ingin Dia Katakan
Kau hancurkan aku, mengunci aku rapat-rapat di lacimu.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dear pemilikku,
Kamu tentu merasa kaget membaca surat kirimanku ini. Ini aku, ponsel jadul bermerek Nokia yang ada di laci kamarmu. Sosok yang dulu pernah mendampingimu ini sedang begitu merindukanmu. Mungkin sekarang kau tengah asyik bermain dengan ponsel canggih yang sedang banyak bermunculan. Tapi ketahuilah bahwa ada aku di sini, di laci dingin nan gelap pada salah satu sudut kamarmu.
Aku tidak tahu apakah kamu masih menyimpan semua kenangan tentang kita. Saat pertama kali sosokku mencuri perhatianmu. Sejak saat itu, kamu selalu ingin ada di dekatku.
Kamu mungkin sudah lupa bahwa dirimu pernah menjadi salah satu orang yang begitu menginginkan dan memilikiku. Kau terus merengek ke orangtua, meminta kesediaan mereka untuk “melamarku” menjadi kepunyaanmu.
Wajahmu terlihat sangat riang saat berhasil mengantungiku di saku celana masa remajamu. Sejak saat itu aku adalah pemintal kebahagiaan untukmu. Apakah kau masih ingat permainan seperti Snake, Space Impact, Pairs II dan Bantumi yang menemanimu menjalani hari-hari?
Tidak hanya lewat permainan. Aku pernah jadi teman hangat perangkai nada-nada buatanmu yang nantinya akan dikirim ke sahabat atau orang terdekat.
Hanya di tubuhku juga kita pernah berbagai rahasia. Pesan-pesan kecil yang kau simpan di kotak pesan adalah barisan ingatan yang masih kusimpan. Kiriman hangat dari sahabat sampai kekasihmu di masa lugu itu.
Sosokmu pernah begitu memanjakanku dengan semua hiasan tubuh yang kamu sematkan di tubuhku. Gantungan mungil nan lucu melingkar pas dibadanku membuat penampilanku terlihat makin menarik.
Setiap hari aku menghubungkanmu dengan keluarga, teman, dan kekasih lewat pesan manis di pagi dan malam hari.
Editor’s picks
Dulu saat belum ada aplikasi chatting seperti sekarang, aku menghubungkan pembicaraan lewat sambungan telepon dengan orangtuamu. Kamu pun bisa bercakap-cakap dengan mereka menceritakan semua hal yang dilewati sepanjang hari.
Di antara seluruh gadget canggih yang kau punya kini, akulah sosok pertama yang mengenalkanmu pada serunya ponsel dengan layar berwarna.
Apakah kamu masih ingat kalau kita pernah merekam indahnya dunia dengan fitur kamera yang dibenamkan pada tubuhku?
Sejak saat itu kita bak dua sahabat karib yang tidak pernah bisa terpisah. Bersamamu kita asyik mendokumentasikan berbagai tempat cantik dan menarik.
12Tidak hanya pemandangan, akulah teman yang menyimpan semua foto-foto masa beliamu. Saat kau dengan penuh percaya diri berpose di depan kaca atau di belakang stir mobil. Masih ingatkah masa itu?
13. Namun kini semua kenangan itu tiba-tiba lenyap dengan kehadiran mereka yang serba lebih jika dibandingkan aku. Perlahan tapi pasti, kau meninggalkanku dan asyik bersama yang lainnya.
14. Mungkin saat ini aku hanyalah sebuah ponsel bekas yang menghiasi laci di kamar tidurmu. Meski dulu aku pernah begitu berarti, tapi saat ini ketika kamu membaca tulisan ini, kita mungkin sudah lama tak pernah berjumpa.
Tapi walau kau sudah lama tidak melihat, mengingat, bahkan menyentuhku lagi, ketahuilah bahwa aku akan selalu menyayangimu. Sama seperti dulu, waktu aku pernah begitu berarti di hatimu.
Dari Nokia,
Ponsel jadul yang dulu pernah begitu berarti bagimu.