TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Tradisi Unik Menyambut Tahun Baru Islam yang ada di Indonesia

Ada tradisi memborong perabot rumah tangga, lho

bungbennynugraha.blogspot.com

Sebentar lagi umat muslim di Indonesia akan merayakan tahun baru Islam 2023 1445 Hijriah. Indonesia yang terkenal kaya akan tradisi tentu memiliki beragam kebiasaan unik dari berbagai daerah untuk menyambut tahun baru Hijriah. Apa sajakah itu? Simak uraiannya berikut ini, ya.

1. Bulan Asan-Usen di Aceh

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Pada tanggal 1 Muharram masyarakat Aceh akan melakukan berbagai ritual yang bertujuan untuk mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW yang bernama Husein di Karbala pada bulan yang sama.

Dalam perayaan tersebut mereka tidak lupa menyediakan makanan khas berupa bubur khanji acura yang dibuat dari campuran beras, santan, gula, irisan kelapa, kacang-kacangan dan buah-buahan seperti pepaya, delima, pisang, tebu serta umbi-umbian.

2. Nganggung di Pangkalpinang

pangkalpinangkota.go.id

Nganggung di Pangkalpinang memiliki makna masyarakat membawa dulang uang berukuran besar yang berisi makanan lengkap dengan lauk-pauknya untuk dimakan bersama-sama dengan warga lainnya di masjid. 

Lebih mudahnya tradisi ini disebut makan besar. Begitulah cara masyarakat Pangkalpinang merayakan tahun baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah.

3. Festival Tabot di Bengkulu

bungbennynugraha.blogspot.com

Masyarakat Bengkulu merayakan tahun baru Hijriyah dengan melakukan festival Tabot dari tanggal 1 hingga 10 Muharram, yaitu mengarak benda raksasa bernama Tabot keliling kampung. 

Sama seperti di Aceh, perayaan ini juga dilakukan untuk mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW yang bernama Husein di Karbala, Irak. Festival Tabot pertama kali dilakukan pada tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal juga sebagai Imam Senggolo.

Festival Tabot di Bengkulu memiliki aspek ritual dan non ritual. Festival Tabot yang ritual hanya boleh dilakukan bagi mereka yang merupakan keturunan Tabot, sedangkan festival Tabot yang non ritual bisa diikuti oleh siapa saja. Acaranya berupa menari, rebana dan memukul kendang.

4. Memborong perabot di Makassar

rakyatsulsel.com

Masyarakat Makassar memiliki tradisi paling unik diantara daerah lainnya di Indonesia. Merayakan tahun baru Hijriyah mereka biasanya berbondong-bondong pergi ke pasar untuk memborong perabot rumah. 

Entah apa yang melatarbelakangi tradisi tersebut, namun yang pasti tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun. Perabot yang biasanya mereka beli selalu berkaitan dengan tempat air, seperti ember, gayung dan ketel air.

Baca Juga: Ada Beragam Tahun Baru, Begini Lho 3 Macam Sistem Penanggalan di Bumi

5. Barik'an di Pati

jeparahariini.com

Tradisi Barik'an merupakan acara kenduri bersama dimana masyarakat membawa dan mengumpulkan nasi beserta lauk-pauknya dari rumah kemudian dido'akan terlebih dahulu sebelum dimakan bersama dengan masyarakat lainnya. 

Tradisi ini selain untuk merayakan tahun baru Hijriyah juga dianggap sebagai cara untuk meningkatkan kerukunan antara warga yang satu dengan warga lainnya.

6. Ngadulag di Sukabumi

breakingnews.co.id

Di Sukabumi masyarakat merayakan tahun baru Hiriyah dengan mengikuti lomba menabuh beduk yang disebut ngadulag. Peserta lomba biasanya berbentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang atau lebih dan memiliki tugas sebagai pemukul beduk, pemukul kentungan dan pemukul alat tambahan lainnya. 

Irama yang dimainkan para peserta lomba selalu membuat penonton kagum karena mereka bisa menampilkan sesuatu yang unik.

7. Ledug Suro

yudhasatria45.wordpress.com

Tahun baru Hijriyah dirayakan masyarakat Magetan dengan melakukan tradisi Ledug Suro yang dimulai dengan kirab nayoko projo yang dibuat menyerupai bentuk lesung. Acara diakhiri dengan ritual andhum bolu rahayu dengan bentuk bedug dan para warga akan saling berebut bolu yang merupakan makanan khas Magetan tersebut.

8. Mubeng Beteng di Yogyakarta

jogja.sorot.co

Tradisi mubeng beteng adalah tradisi mengelilingi benteng (mubeng beteng) yang dilaksanakan setiap 1 Muharram di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan diikuti oleh semua warga.

Saat pelaksanaan tradisi tersebut para warga dan abdi dalem keraton akan mengelilingi benteng-benteng dengan jumlah hitungan ganjil dan berjalan tanpa alas kaki dan tidak mengeluarkan suara (Tapa Bisu). Makna tradisi mubeng beteng sendiri merupakan wujud rasa prihatin, introspeksi dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

9. Ngumbah Keris di Jawa

zonajatim.net

Masyarakat Jawa merayakan 1 Muharram dengan tradisi mencuci keris atau yang dalam bahasa jawa dikenal ngumbah keris. Tradisi ini merupakan tradisi sakral yang hanya boleh dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja. Tradisi mencuci keris dipercaya dapat menambah kekuatan ghaib pada keris tersebut.

Baca Juga: 5 Kota Ini Rutin Gelar Tradisi Unik Setiap Malam Satu Suro

Verified Writer

Sinta Listiyana

Terimakasih telah membaca tulisan saya :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya