pemandangan dari puncak Gunung Lawu (commons.wikimedia.org)
Siapa yang pernah mendaki Gunung Lawu? Gunung ini memiliki warung di puncaknya. Sehingga, pendaki bisa membeli makanan atau minuman bila persediaan menipis. Warung tersebut dikelola oleh Mbok Yem.
Jangan salah sangka dulu, warung tersebut bukan pasar yang sering disebut sebagai pasar gaib, ya. Konon, mitos pasar setan di Gunung Lawu berada di pos 5 via jalur pendakian Candi Cetho. Pasar ini disebut Pasar Dieng.
Biasanya, pendaki mendengar suara "beli apa dik?" saat melewati pasar setan ini. Gak cuma itu, pendaki harus menjawab pertanyaan seperti benar-benar akan membeli. Sesuai dengan kepercayaan, uang dilemparkan ke arah sumber suara.
Bagaimana jika tidak melempar uang? Pendaki diyakini akan mendapatkan kesialan. Walaupun susah diterima oleh logika, pantangan seperti itu sebaiknya ditaati ketika naik gunung atau tempat-tempat lain yang dianggap keramat.
Hal ini seperti penuturan Susanti Dewi yang mengangkat mitos pasar setan dalam film terbaru yang diproduksinya.
"Karena kita sering mendengar gunung maupun laut adalah tempat yang sangat misterius. Kebesaran alam dan Tuhan sangat berasa di sana. Ada banyak sekali tata krama yang harus dijaga saat kita naik gunung atau main ke laut."
Dalam film Pasar Setan, Susanti ingin menekankan bahwa inilah yang terjadi bila kita datang ke gunung dan kita melanggar pantangan atau mengundang pantangan. Sehingga, kita bertemu dengan dunia (mistis) tersebut.