potret pelajar di Korea Selatan (commons.wikimedia.org/wiki/User:Nicor)
Anak-anak di Korea Utara tidak diajarkan untuk memiliki cita-cita sebab hampir semua pekerjaan dan tindakan mereka ditentukan pemerintah. Di bangku sekolah, mereka diajarkan berulang kali tentang ideologi negara, dengan tujuan pencucian otak sehingga tidak ada kesempatan untuk menggali potensi, minat dan bakat mereka.
Pelajar laki-laki diharuskan masuk militer dan menjadi tentara, segera setelah menyelesaikan sekolah menengah. Mereka menjadi tentara selama kurang lebih 10 hingga 13 tahun, sehingga ketika mereka dibebastugaskan, usia mereka sudah menginjak 30 tahun. Setelah selesai dari tugas militer, pemerintah akan menentukan pekerjaan bagi mereka, bekerja sebagai apa dan di mana.
Tidak ada pilihan selain mengikuti apa yang telah ditentukan pemerintah. Bagi yang tidak memenuhi kualifikasi masuk militer, harus mencari pekerjaan lain sendiri. Jika mereka tidak memiliki pekerjaan, mereka akan dikirim ke penjara, di mana mereka harus bekerja sebagai buruh secara paksa.
Jika dibandingkan antara kehidupan dan sistem pendidikan Indonesia dengan Korea Utara, alangkah bersyukurnya kita terlahir sebagai warga negara Indonesia. Pendidikan yang berfokus pada pencucian otak dan tidak mengedepankan kebebasan individu meraih impian dan cita-cita mereka adalah suatu hal yang menyedihkan.