Terlahir sebagai anak pertama dari enam bersaudara, kehidupan Van Gogh muda cukup berat. Ayahnya merupakan seorang pastur di sebuah desa kecil, sedangkan ibunya adalah seorang pelukis biasa. Di usianya yag ke-15, keluarganya mengalami permasalahan finansial dan membuat Van Gogh putus sekolah dan harus bekerja.
Dia kemudian mendapat pekerjaan di dealer seni Pamannya, Cornelis, Goupil & Cie., Sebuah perusahaan dealer seni di Den Haag. Hebatnya, pada saat itu van Gogh telah fasih berbahasa Perancis, Jerman, dan Inggris, serta bahasa Belanda. Pada tahun 1873 ia dipindahkan ke galeri seni di London sebagai pramuniaga dan langsung jatuh cinta dengan budaya Inggris.
Di Inggris ia sering mengunjungi museum seni dan menjadi fans dari karya tulis Charles Dickens dan Chris Elliot. Tak hanya itu, ia juga jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Eugine Layer. Sayangnya, lamaran Van Gogh ditolak oleh sang gadis. Hal tersebut membuat Van Gogh sangat patah hati dan mengalami gangguan.
Dia membuang semua bukunya kecuali Alkitab dan memutuskan untuk hidup mengabdi kepada Tuhan. Pada musim dingin 1878, van Gogh mengajukan diri untuk pindah ke tambang batu bara yang dihuni penduduk miskin di selatan Belgia, tempat di mana para pengkhotbah biasanya dikirim sebagai hukuman. Dia berkhotbah dan melayani orang sakit, dan juga menggambar para penambang dan keluarga mereka, yang memanggilnya "Kristus Tambang Batubara."