Penuh Liku, 9 Film tentang Pelukis yang Memanjakan Para Pecinta Seni

Gulley Jimson (Alec Guinness), seorang pelukis hebat yang baru saja bebas dari penjara. Ia mengalami kesulitan keuangan hingga tak mampu membeli kanvas, ia pun terpaksa mencari jalan lain untuk mengekspresikan karyanya dan mencurahkan visi artistiknya. Karena ceritanya yang unik film ini sukses memenangi Oscar 1958 kategori Best Adapted Screenplay.

Berlatar pada abad ke-15, film yang dibesut oleh sutradara legendaris Rusia, Andrei Tarkovsky ini bercerita tentang Andrei Rublev (Anatoliy Solonitsyn), seorang pelukis religius yang menapaki kemahsyuran di tengah sejarah Rusia yang kelam dengan deretan konflik yang bikin bergidik.

Dibawakan dengan genre komedi film ini menceritakan tentang perjalanan karir Pablo Picasso. Ia sudah menunjukkan bakat melukisnya sejak kecil dan dikirim oleh ayahnya ke Akademi Seni di Madrid. Namun ia harus mengalami ujian hidup sesungguhnya di Paris, di mana ia kesulitan menjual lukisannya dan sempat terpuruk hingga bertemu dengan seorang jutawan yang mendukung karirnya.

Film ini diangkat berdasarkan novel karya Christy Brown sendiri. Bercerita tentang Christy yang menderita kelumpuhan sejak kecil, hanya kaki kirinya saja yang bisa digerakkan secara normal. Ia pun melakukan berbagai aktivitas dengan kaki kirinya, termasuk membuat lukisan yang pada akhirnya membuat dirinya menjadi dikenal.

Film ini berhasil menyabet 2 Oscar, salah satunya diraih oleh Daniel-Day Lewis yang sukses menunjukkan segala keterbatasan fisik Christy Brown dengan baik. 

Ed Harris menyutradarai sekaligus memerankan tokoh utama film biopik Jackson Pollock, pelukis abstrak yang jenius. Pertemuannya dengan Lee Krasner (Marcia Gay-Harden) membuat semangat melukisnya makin membara. Sayangnya Pollock kesulitan mengendalikan emosinya serta tak mampu melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap alkohol. Film ini memenangkan 1 Oscar kategori Best Supporting Actress. 

Film biografi ini sukses menyabet 2 Oscar kategori Best Scoring dan Best Make-Up. Bercerita tentang kehidupan pelukis asal Meksiko, Frida Kahlo yang diperankan sangat apik oleh Salma Hayek. Frida menyalurkan rasa sakit dari cacat yang dideritanya serta kisah cintanya yang bergelora ke dalam mahakaryanya.

Machisu Kuromachi (Takeshi Kitano) seorang pelukis yang memiliki karya unik dan tidak biasa. Meski ia percaya akan keistimewaan karyanya namun ia tak pernah mendapat pujian dari semua itu, justru kritik pedas lah yang kerap diterimanya.

Kecintaannya pada dunia seni lukis membuatnya tak pernah menyerah untuk membuktikan diri. Apalagi, istrinya Sachiko (Kanako Higuchi) terus mendukungnya, terlepas dari semua obsesi Machisu yang di luar akal sehat.

Berlatar tahun 1950-an, film yang disutradarai Tim Burton ini menceritakan tentang pelukis wanita yang sangat berbakat bernama Margaret (Amy Adams). Namun semua karya hebatnya itu justru dijual atas nama suaminya sendiri Walter Keane (Cristoph Waltz). Alhasil Keane lah yang terus menikmati ketenaran yang dibangun dari jerih payah istrinya. Sampai suatu ketika Margaret tak tahan lagi dan berusaha melepaskan diri dari suaminya. Film ini berhasil mengantarkan Amy Adams memenangi Golden Globe.

Bercerita tentang hari-hari terakhir kehidupan pelukis terkenal dunia, Vincent Van Gogh (Willem Dafoe). Ia terus melukis sembari berjuang melawan penyakit mental yang membelenggunya. Film bernuansa kelam ini sukses membawa Dafoe menembus nominasi Oscar kategori Best Actor.

Film-film di atas mengajarkan bahwa bakat yang luar biasa dan kesempatan yang ada harus diimbangi mental yang kuat dan kedisiplinan yang baik.