TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Syahdu, 4 Lagu Banda Neira Ini Digubah dari Puisi Karya Penyair Ternama

Lagu-lagu Banda Neira memang magis

Thejakartapost.com

Meski telah bubar, band yang digawangi Rara Sekar sebagai vokalis dan Ananda Badudu sebagai gitaris, Banda Neira masih memiliki penggemar setia yang masih saja terhanyut ketika mendengarkan lagu-lagunya. Sepanjang perjalanan karirnya yang cukup singkat, Banda Neira hanya mengeluarkan dua album.

Namun, musikalitas dari Banda Neira tak bisa dipungkiri memang begitu memikat. Ananda Badudu, sebagai man behind the gun yang kerap mencipta, menulis lirik, dan mengaransemen lagu berhasil diinterpretasikan dengan baik melalui suara Rara Sekar.

Ada beberapa lagu dari album Banda Neira yang ternyata merupakan puisi dari para sastrawan-sastrawan ternama. Apa saja lagu-lagu itu?

1. Rindu

Rumah kosong, sudah lama ingin dihuni...

Adalah teman bicara, siapa saja atau apa

Siapa sangka lirik memikat dari lagu Rindu ini sebenarnya adalah lirik sebuah puisi dari Subagio Sastrowardoyo yang merupakan kakek dari aktris ternama Indonesia, Dian Sastrowardoyo. Subagio merupakan seorang dosen, penyair, penulis cerita pendek dan esai serta kritikus sastra Indonesia. Selama bertahun-tahun, beliau juga merupakan direktur penerbit Balai Pustaka.

2. Mawar

Mawar merupakan lagu dari album pertama Banda Neira, Berjalan lebih Jauh. Mawar merupakan musikalisasi puisi milik Wiji Tukul. Lirik Mawar memang tidak penuh mengambil puisi Wiji Tukul dan hanya mengambil separuh-separuh, tetapi pada lagunya Rara Sekar membacakan puisi Wiji Tukul yang berjudul Sajak Suara.

Pada proses kreatifnya, Banda Neira mengakui memang lagu ini disembahkan buat Wiji Tukul. Wiji Tukul adalah aktivis Reformasi 1998 yang hilang hingga saat ini dan belum tahu diketahui apakah Wiji Tuku masih hidup atau tidak.

3. Sebagai Kawan

Jangan berdiri di depanku
Karena ku bukan pengikut yang baik
Jangan berdiri di belakangku
Karena ku bukan Pemimpin yang baik
Berdirilah disampingku
Sebagai kawan

Familiar dengan pepatah di atas? Kalau kamu merasa familiar, wajar saja sebab ini adalah gubahan puisi terkenal karya Khalil Gibran. Khalil Gibran adalah seorang penyair berdarah Libanon-Amerika yang puisi-puisi dan kata mutiaranya sangat terkenal di Indonesia.

Writer

Usi Fahrisa Nur

A nerd

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya