Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Fenomena warga yang mabuk hingga teler dan tak sadarkan diri bukan hal yang aneh di Jepang. Selama tidak mengganggu hak orang lain, mereka yang hilang kesadaran karena pengaruh alkohol pada malam hari bisa mengaso di tepi trotoar atau depan toko yang sudah tutup hingga pagi tiba.
Namun di Prefektur Okinawa, aktivitas rehat warga yang dalam kondisi mabuk tersebut cenderung bisa membahayakan nyawanya. Itu terjadi karena banyak warga, yang teler karena pengaruh alkohol, ketiduran di tengah jalan raya. Rupanya fenomena rojo-ne ini hampir terjadi tiap tahun.
Apa saja fakta menarik mengenai rojo-ne di Prefektur Okinawa ini?
1. Tidak sedikit fenomena rojo-ne yang berakhir dengan kematian
Pada medio 2018, seorang pengendara mobil dikejutkan dengan keterlibatannya dalam sebuah kecelakaan yang menewaskan seorang warga setempat berusia 63 tahun. Pengendara ini dianggap melindas seorang kakek yang sedang tertidur di tengah jalan pada pukul 3 pagi.
Setahun kemudian, pada 2019, kepolisian setempat mencatat ada 16 kasus kecelakaan yang melibatkan pemabuk yang tidur di tengah jalan. Dari angka tersebut, terdapat tiga kasus kematian karena fenomena rojo-ne ini.
2. Okinawa merupakan satu-satunya prefektur di Jepang yang disibukkan dengan fenomena rojo-ne.
Pada 2019, kepolisian setempat mencatat ada 7 ribu kasus orang tidur di tengah jalan atau rojo-ne. Dengan angka statistik setinggi itu, Okinawa bisa dibilang sebagai satu-satunya prefektur yang disibukkan dengan fenomena rojo-ne.
Hingga kini, kepolisian setempat masih kebingungan dengan angka statistik rojo-ne yang tinggi ini. Bahkan Kepala Kepolisian Prefektur Okinawa, Tadataka Miyazawa, yang baru menjabat pada akhir 2019, menyebut, fenomena rojo-ne begitu unik dan khas Okinawa. Sebab, seperti dikutip dari mainichi.jp, ia belum pernah menemukan fenomena serupa di daerah lain.
Baca Juga: 5 Fakta Onbashira, Festival Unik dan Paling Berbahaya di Jepang
3. Fenomena rojo-ne terjadi pada malam hari hingga sebelum terbit fajar
Sepanjang periode Januari-Juni 2020, kepolisian setempat menerima sebanyak 2.700 laporan mengenai rojo-ne. Padahal sepanjang periode itu, Okinawa tak lepas dari serangan pandemi COVID-19.
Bahkan pada 2019, ada sebanyak 7.200 laporan rojo-ne yang masuk ke kepolisian setempat. Beberapa di antara laporan malah dikaitkan dengan kasus kejahatan seperti perampokan karena rojo-ne terjadi di malam hari.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Kepolisian masih kebingungan dengan alasan tingginya angka fenomena rojo-ne di Okinawa
Kepolisian setempat masih berusaha keras mencaritahu alasan di balik tingginya angka fenomena rojo-ne di Okinawa. Meski terjadi hampir tiap tahun, alasan tingginya fenomena rojo-ne tetap masih diselimuti tanda tanya.
Meski begitu, ada spekulasi berkembang seputar alasan di balik maraknya fenomena rojo-ne. Beberapa di antaranya menyebut, fenomena rojo-ne terjadi karena iklim Okinawa yang hangat dan kecintaan warga setempat akan awamori, minuman beralkohol khas Okinawa.
5. Sering ditemukan kejadian aneh pada fenomena rojo-ne
Unsplash/John Moeses Bauan Aparat keamanan setempat sering mendapati kejadian aneh sepanjang berurusan dengan fenomena rojo-ne. Polisi pernah menemukan pelaku rojo-ne yang menjadikan trotoar di tepi jalan sebagai bantal. Ada juga pelaku perempuan yang kedapatan tertidur di jalan tanpa sehelai pakaian pun karena merasa sudah berada di rumah.
Atas kejadian itu, polisi akan membangunkan pelaku rojo-ne dan menyuruhnya pulang. Jika perintah itu tidak dijalankan, maka polisi akan membawa dan mengurungnya di ruang tahanan hingga pelaku sadar dari pengaruh alkohol.
Baca Juga: Peninggalan Gua Hasil Romusha Jepang di Klungkung, Dipenuhi Hal Mistis