TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Komik Kritik Sosial Soal Diskriminasi SARA Ini Jleb Banget!

Semuanya karya ibu-ibu komikus tanah air lho!

www.facebook.com/karyauntukperubahan

Apa kesan pertama yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata "komik"? Gambar bercerita yang menghibur dan lucu? Atau karya yang hanya dibuat dan dikonsumsi kalangan usia tertentu? Seiring perkembangan waktu pakem-pakem tersebut tak lagi relevan. Komik telah menjadi media untuk semua umur dan dengan berbagai tujuan, salah satunya menyebarkan inspirasi dan kampanye hal-hal positif.

Salah satunya adalah para komikus yang tergabung dalam fanpage Karya Untuk Perubahan. Komunitas ini memiliki visi untuk mengubah Indonesia melalui karya seni dan juga mengubah dunia dengan tanpa kekerasan Satyagraha, Ahimsa, Pasifisme. Di tengah kondisi sosial yang carut marut baik di dunia maya maupun nyata, komunitas yang diprakarasi oleh ibu-ibu komikus ini menghadirkan konten-konten yang mengingatkan pembacanya untuk berpikiran dingin, terbuka dan menjauhi pola pikir buruk. IDN Times berkesempatan mengobrol dengan salah satu kreator dari Karya Untuk Perubahan, yaitu Dydy.

Melalui komik mereka, para ibu komikus ini ingin memberi netizen Indonesia sudut pandang berbeda & wawasan membangun.

www.facebook.com/karyauntukperubahan

Tak ada bedanya krisis diskriminasi yang terjadi di Amerika Serikat dengan di Indonesia. Yang berbeda hanya pelakunya, karena posisinya dibalik yang mayoritas di sini jadi minoritas di sana.

Dydy, ibu rumah tangga dengan dua anak, menggeluti komik sebagai hobinya. Ia tergabung dalam komunitas Mamomics yang juga diprakarsai oleh para ibu-ibu komikus, baik dari latar belakang profesional maupun hobi. Bersama, mereka mencetuskan ide untuk membuat gerakan Karya untuk Perubahan.

Gagasan gerakan ini muncul karena para ibu komikus ini miris dengan isu sosial, politik, agama yang makin intoleran.

www.facebook.com/karyauntukperubahan

Banyak yang menutup mata atau tak sadar bahwa isu agama dan ras telah digunakan untuk menutupi masalah politik.

Dydy dan rekan-rekannya merasakan keprihatinan mendalam melihat banyaknya berita hoax, fitnah, hasut dan kebencian berbalut SARA yang sebenarnya berakar dari kepentingan politik. Karena itulah mereka berinisiatif mencurahkan inspirasi dan keterampilan mereka guna menghasilkan konten-konten menyentuh ini.

Konsepnya adalah menghasilkan komik-komik menggugah pikiran dan inspiratif untuk melawan konten-konten fitnah dan kebencian yang merajalela. Mereka ingin jadi bagian dari solusi, dan oleh karenanya memilih  'bersuara' lewat komik, lewat karya-karya yang mengritik.

Gerakan ini dimulai kurang lebih sejak 2014. Kala itu Dydy gerah dengan ramai hoax dan fitnah yang beredar dalam rangka PILPRES kala itu.

www.facebook.com/comic4islamicdays

Baca Juga: Gerakan #RayakanPerbedaan Ajak Kita Meningkatkan Semangat Persatuan

"Tapi kadang sedih kalau pesannya malah tidak sampai. Yang diinginkan adalah raising awareness, malah dianggap menghina." ungkap ibu dua anak ini. Ketika sudah jenuh, ada kalanya Dydy dan kawan-kawan memutuskan rehat sejenak. Namun ia mengaku tak akan menyerah terhadap para penyebar kebencian tersebut. "Jangan mau kalah sama yang sebar-sebar fitnah dan kebencian. Mereka gak capek-capek, kita juga jangan sampai."

Tentu saja usaha "Karya Untuk Perubahan" tidak selalu berjalan mulus, komentar kontra dan kemarahan dari pihak-pihak yang tidak sepaham.

www.facebook.com/karyauntukperubahan

Ketika ditanya responnya terhadap komentar-komentar kontra yang tak jarang kasar dan penuh kemarahan, Dydy menjawab bahwa ia dan kawan-kawan sudah siap dengan risiko tersebut sejak awal.

Lewat karya, mereka menunjukkan bahwa diskriminasi, intoleransi dan fitnah terjadi di mana-mana. Indonesia harus bercermin dari peristiwa ini.

www.facebook.com/comic4islamicdays

Bagaimana ceritanya jika posisi mayoritas dibalik menjadi minoritas di tempat lain? Kita tidak lebih baik dari mereka jika melakukan hal yang sama.

www.facebook.com/comic4islamicdays

Komik karya para ibu ini juga menjadi pengingat bagi kita untuk tidak merasa paling benar & mengatasnamakan agama untuk hal-hal tak terpuji.

www.facebook.com/karyauntukperubahan

Dydy dkk. juga mengingatkan bahwa Muslim harus menjaga citra positif, karena nila sekecil apa pun bisa berdampak negatif bagi pandangan dunia terhadap Muslim.

www.facebook.com/pg/karyauntukperubahan

Sebagai salah satu WNI yang berdomisili di Amerika Serikat, Dydy sangat bisa memahami keprihatinan yang terjadi pada para Muslim di negara-negara tempat Islam menjadi agama minoritas. Oleh karena itu ia sering mengingatkan lewat karya-karyanya untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang damai karena paham dampaknya bisa merembet ke seluruh Muslim di dunia.

Nasihat dan renungan lewat komik inspiratif juga bisa kita jumpai dari komunitas Comic for Islamic Days.

www.facebook.com/comic4islamicdays

Dydy juga tergabung dan mengelola komunitas Comic for Islamic Days. Karya-karya yang dimuat di fanpage ini dimaksudkan untuk mengingatkan pembaca tentang esensi perdamaian dalam agama dan hari-hari besar agama Islam. Di sini kamu bisa mendapatkan banyak nasihat dan renungan yang bermakna dan dituangkan dalam bentuk komik.

Misalnya karya berikut yang intinya daripada sibuk menunding, lebih baik fokus melakukan kebaikan.

www.facebook.com/comic4islamicdays

Hati-hati, jangan membuang tabungan pahala kita.

Komik-komik mereka mengajak pembaca untuk melakukan perubahan positif mulai dari diri sendiri.

www.facebook.com/karyauntukperubahan

Ada juga nasihat untuk tidak membiarkan diri kita larut dalam peliknya sosial media.

www.facebook.com/karyauntukperubahan

Baca Juga: Surat Kepala Sekolah Bantul Ini Sangat Inspiratif dan Viral!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya