cuplikan pengujian teori fans Titanic (youtube.com/natgeo)
Pada akhirnya, Jack mungkin masih hidup jika Rose memberikan pelampung. Namun, hal ini tak terjadi dalam film dan merupakan variabel di luar perdebatan penonton soal cukupnya area pintu menjadi rakit darurat mereka.
"Hasil dari penelitian kami, kalau Jack dan Rose berada di atas reruntuhan pintu tersebut, keduanya akan tenggelam di dalam air yang dingin. Jack akan tetap meninggal sebelum sekoci penyelamat datang 2 jam kemudian. Dan Rose juga mungkin meninggal," ungkap voice over dalam video tersebut, sambil memperlihatkan kedua pemeran pengganti yang kesulitan.
Video ini memberikan kesimpulan yang sama dari James Cameron. Jack harus meninggal, untuk membuktikan cintanya yang besar pada Rose. Kali ini, James Cameron secara tegas kembali membantah teori penonton disertai bukti forensik yang lebih meyakinkan.
"Mungkin, bertahannya Jack justru akan mengorbankan nyawa Rose. Perlu diingat, di masa itu ada semacam kode kehormatan, mode kesatria, yang dipegang para pria. Ditambah lagi dengan karakter pribadinya. Dia sedang jatuh cinta. Cinta yang besar, epik, dan penuh pengorbanan," ungkap James, yang mengenakan kemeja biru dengan latar belakang lokasi eksperimen.
Ia melanjutkan, tanpa ada keraguan, "Menurut saya, pola pikir Jack saat itu adalah, 'Saya tidak akan melakukan apa pun yang bisa membahayakan dia.' Ada jumlah daya apung tertentu, dan dia memilih untuk tidak mengambil satu bagian pun dari itu. Dia tidak ingin mempertaruhkan nyawa Rose."
Video ini kemudian ditutup dengan lelucon dari James Cameron yang akan membuat ukuran rakit darurat lebih kecil, supaya tak ada keraguan dari penonton.
Sambil tersenyum ke arah luar kamera, ia berseru, "Jadi, berdasarkan apa yang saya ketahui sekarang, mungkin saya akan membuat rakitnya lebih kecil, agar tak ada keraguan sama sekali!"