Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Surat Penumpang Titanic Terjual Rp6,7 Miliar di Lelang Inggris

ilustrasi surat (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi surat (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Surat Kolonel Archibald Gracie terjual seharga 300 ribu poundsterling di lelang Henry Aldridge and Son, Wiltshire.
  • Surat bertanggal 10 April 1912, berisikan peramalan nasib Titanic dan dibandingkan dengan RMS Oceanic.

Jakarta, IDN Times – Sebuah surat yang ditulis oleh penumpang Titanic, Kolonel Archibald Gracie, berhasil terjual seharga 300 ribu poundsterling atau sekitar Rp6,7 miliar di lelang Henry Aldridge and Son, Wiltshire. Harga ini lima kali lipat lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 60 ribu poundsterling (sekitar Rp1,3 miliar).

Menurut pihak balai lelang, lelang tersebut mencatat rekor sebagai penjualan tertinggi untuk surat yang ditulis di atas Titanic, .

Surat tersebut bertanggal 10 April 1912, tepat saat Gracie menaiki kapal Titanic, dan memiliki cap pos Queenstown 11 April serta London 12 April. Surat ini ditujukan kepada kenalannya yang sedang menginap di hotel Waldorf, London, setelah Gracie memulai perjalanannya.

“Ini kapal yang bagus, tapi aku akan menunggu sampai perjalanan ini berakhir sebelum menilai dia,” tulis Gracie Dalam surat itu, dikutip dari The Guardian, Senin (28/4/2025).

Surat empat halaman itu disebut prophetic karena isinya yang seolah meramalkan nasib kapal Titanic. Selain mengomentari Titanic, Gracie juga membandingkan kapal itu dengan RMS Oceanic, yang menurutnya lebih bersahaja, namun tangguh. Penjual surat ini diketahui merupakan keponakan dari kenalan Gracie yang menerima surat tersebut.

1. Kolonel Gracie dikenal sebagai salah satu korban selamat Titanic

Kolonel Gracie adalah satu dari sekitar 2.200 penumpang dan awak kapal Titanic yang berlayar menuju New York. Tragedi itu menewaskan lebih dari 1.500 orang, menjadikannya salah satu kecelakaan maritim paling mematikan dalam sejarah. Gracie sendiri menghabiskan banyak waktu di kapal untuk mendampingi perempuan-perempuan yang bepergian tanpa keluarga.

Pada 14 April 1912, Gracie diketahui sempat bermain squash dan berenang di kolam Titanic sebelum menghadiri kebaktian dan bersosialisasi. Malam itu, sekitar pukul 23.40, ia terbangun karena kapal berhenti bergerak. Ia kemudian membantu perempuan dan anak-anak menaiki sekoci serta mengambilkan selimut untuk mereka.

Saat Titanic akhirnya tenggelam di Samudra Atlantik Utara, Gracie berhasil memanjat sekoci darurat yang terbalik bersama puluhan pria lain. Para penumpang berusaha mendayung menjauh karena khawatir kapal kecil itu kelebihan beban. Dalam suasana mencekam itu, banyak perenang yang tidak tertolong dan meninggal akibat hipotermia.

2. Gracie ceritakan momen tragis di atas sekoci terbalik

ilustrasi kapal (pexels.com/Matthew Barra)
ilustrasi kapal (pexels.com/Matthew Barra)

Setelah peristiwa tersebut, Gracie menulis kenangan pahitnya mengenai malam tenggelamnya Titanic. Ia menyatakan, para perenang yang ditolak naik ke sekoci tidak pernah mengucapkan kata-kata kecaman.

“Dalam keadaan apa pun, aku senang mengatakan, aku tidak pernah mendengar satu kata pun teguran dari perenang karena penolakan untuk memberi bantuan,” tulis Gracie dalam salah satu ceritanya.

Gracie juga menggambarkan bagaimana salah satu pria yang ditolak menunjukkan kebesaran hati.

“Baiklah kawan-kawan, semoga beruntung dan Tuhan memberkati kalian,” kata Gracie.

Lebih dari setengah pria yang sempat bertahan di sekoci darurat akhirnya meninggal dunia karena kelelahan dan kedinginan. Banyak dari mereka tergelincir dari lambung kapal yang terbalik sepanjang malam.

Kisah nyata Gracie menjadi salah satu catatan paling rinci mengenai malam Titanic tenggelam. Ia menuangkannya dalam buku berjudul The Truth About The Titanic (1913) yang diterbitkan setelah peristiwa tersebut. Buku ini kemudian diakui sebagai salah satu dokumentasi terbaik tentang tragedi tersebut oleh berbagai ahli dan lembaga sejarah.

3. Kesehatan Gracie memburuk setelah selamat dari Titanic

ilustrasi kapal (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi kapal (pexels.com/Pixabay)

Meskipun berhasil selamat, kondisi kesehatan Gracie mengalami kemunduran drastis pascakecelakaan. Ia menderita luka fisik serius dan mengalami hipotermia parah yang berdampak jangka panjang. Kondisinya terus memburuk hingga ia mengalami koma pada 2 Desember 1912.

Dua hari setelah koma, Gracie meninggal dunia akibat komplikasi dari diabetes yang dideritanya. Ia tutup usia hanya beberapa bulan setelah Titanic tenggelam, meninggalkan catatan penting tentang kejadian tersebut. Henry Aldridge and Son menyebut surat Gracie sebagai a truly exceptional museum-grade piece karena nilai sejarah dan kelangkaannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us