Park Yeong Han (Lee Je Hoon) di drakor Chief Detective 1958 (instagram.com/mbcdrama_now)
Karena drama ini mengulas tentang zaman dulu, seni sutradara So Seong Hyeon melakukan penelitian terlebih dahulu. Ia berulang kali melihat foto tahun 1950-an hingga 1970-an. Hal ini bertujuan untuk memberi petunjuk tentang batas zaman.
"Aku berulang kali melihat banyak foto tahun 1950-an hingga 1970-an. Sebelum tahun 1960-an, aku menemukan petunjuk bahwa zaman telah berkembang. Begitu melihat foto setelah tahun 1960-an, aku menemukan petunjuk tentang batas zaman. Aku bisa menggunakannya sebagai standar untuk membedakan dari segi gaya, bahan, alat peraga, dan lain-lain. Karya fotografer periklanan generasi pertama, Han Young Soo, sangat membantuku," katanya.
Selain foto, So Seong Hyeon juga menonton film-film klasik zaman dulu. Dengan begitu, ia bisa mengetahui kehidupan masyarakat di masa tersebut seperti apa. Ia ingin drama buatan pertamanya bisa membangkitkan nostalgia penonton.
"Aku menonton film-film klasik, seperti The Coachman (1961), Miss Bullets (1960), dan Let's Meet at Walkerhill (1966). Dari film-film ini, aku bisa memahami situasi waktu, ruang, dan kehidupan masyarakat pada masa tersebut," jelasnya.
Gak hanya itu, So Seong Hyeon melakukan wawancara kepada salah satu petugas kepolisian. Ini memudahkan baginya untuk memvisualisasikan bagaimana cara bekerja seorang polisi. Untungnya, ia mempunyai kenalan seorang polisi.
"Ayah dari salah satu rekanku setim adalah petugas polisi yang aktif. Aku beruntung bisa bertemu dan mendengar cerita dari ayahnya. Pusat penahanan di dalam Kantor Polisi Jongnam dirancang dengan mengacu pada kisahnya," tuturnya.