3 Kesulitan Ko Jun Jadi Anak Pertama di Drakor Melo Movie

Ko Jun harus menghadapi kematian kedua orangtuanya saat usianya masih muda. Keadaan tersebut membuat dirinya harus bekerja dan menjaga adik laki-lakinya yang masih kecil bernama Ko Gyeom. Bisa dikatakan, ia menjadi pengganti orangtuanya untuk Ko Gyeom.

Ko Jun selalu memastikan adiknya bisa hidup berkecukupan. Ia juga selalu berusaha untuk menjadi teman bermain adiknya itu. Menjadi anak pertama membuatnya mau tidak mau harus memikul tanggung jawab tersebut. 

Kematian kedua orangtuanya membuat hidup Ko Jun hanya berputar untuk adiknya, Ko Gyeom. Ia merelakan masa mudanya untuk bekerja dan mengurus adiknya. Ia tidak pernah pergi bermain dengan rekan kerjanya dan memilih untuk menemani adiknya menonton film. 

Ketika mendapat hari libur, Ko Jun lebih memilih untuk tidur dengan waktu yang lama. Hidupnya hanya berisi tentang bekerja dan adiknya. Ia juga tidak memiliki keinginan atau kesukaan apa pun. Ia mungkin bisa memilih untuk egois demi hidupnya sendiri, namun sebagai seorang kakak dan anak pertama ia tahu bahwa Ko Gyeom hanya memiliki dirinya saja. 

Selama hidupnya, Ko Jun tidak memiliki teman untuk sekadar menceritakan tentang kesulitannya. Ia memilih untuk memendamnya sendirian. Terkadang ia melamun di suatu tempat. Saat menonton film yang sedih, ia akan ikut menangis tersedu-sedu. 

Ko Jun kadang merasa terbebani dengan tanggung jawabnya, namun ia tidak pernah menyesalinya. Ia tidak pernah menunjukkan bebannya pada siapa pun dengan cara selalu terlihat tenang.

Bahkan, saat ia mengalami kecelakaan yang membuatnya tidak bisa bergerak, ia tetap menjalani hidupnya dengan tenang. Tidak ada ekspresi lain yang ditunjukkannya. Hal ini mungkin sudah menjadi sebuah kebiasaan setelah orangtuanya meninggal. 

Menjadi anak pertama, memiliki seorang adik kecil, dan hidup tanpa orangtua tentu bukan hal yang mudah bagi siapa pun termasuk Ko Jun. Namun, Ko Jun bisa menghadapi hal tersebut selama bertahun-tahun. Ia telah berhasil membesarkan adiknya dan memenuhi tanggung jawabnya walau harus merelakan kehidupan pribadinya.