Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Teori Soal Kupu-kupu yang Menempel pada Yeom Hwa di Ending Head Over Heels

still cut drama Head Over Heels (dok.tvN/Head Over Heels)
still cut drama Head Over Heels (dok.tvN/Head Over Heels)

Kematian Jenderal Dongcheon (Kim Mi Kyung) bagai pukulan telak untuk Yeom Hwa (Choo Ja Hyun) di Head Over Heels. Yeom Hwa merasa bersalah atas kematian tersebut. Karena obsesinya untuk menjadikan Dewa Jahat sebagai Dewa Pelindungnya membuat ia gelap mata dan berakhir mengorbankan ibunya sendiri.

Untuk menebus rasa bersalah tersebut Yeom Hwa membantu Park Seong A (Cho Yi Hyun) untuk membuat Bongsu menyeberang ke akhirat. Di akhir ia benar-benar berubah menjadi baik. Setelah Bongsu kembali ke akhirat, Yeom Hwa memilih pergi, untuk mencari jalan hidupnya sendiri.

Saat Yeom Hwa pergi ada seekor kupu-kupu yang hinggap di pundaknya. Kupu-kupu yang kemungkinan besar bukanlah kupu-kupu biasa. Berikut adalah teorinya.

1. Kupu-kupu tersebut menandakan jiwa Yeom Hwa yang telah bersih dari energi jahat

still cut drama Head Over Heels (instagram.com/tvn_drama)
still cut drama Head Over Heels (instagram.com/tvn_drama)

Hinggapnya kupu-kupu ke pundak Yeom Hwa seolah memberi tanda bahwa jiwa dukun tersebut telah bersih dari energi jahat. Yeom Hwa yang sebelumnya diliputi oleh energi gelap dan jahat karena bersekutu dengan roh jahat kini telah kembali ke jalannya.

Dia telah berubah menjadi baik dan meninggalkan jalannya yang sesat. Sehingga energi di sekelilingnya ikut berubah menjadi baik dan jiwanya kembali bersih tanpa ada niat jahat sedikitpun.

2. Kupu-kupu tersebut adalah jelmaan dari roh Jenderal Dongcheon

still cut drama Head Over Heels (dok.tvN/Head Over Heels)
still cut drama Head Over Heels (dok.tvN/Head Over Heels)

Meskipun telah meninggal, roh Jenderal Dongcheon rupanya masih menjaga putrinya. Ketika Park Seong A membutuhkan pertolongan ia datang bersama Dewa Peri dan roh para panglima perang.

Hal yang sama mungkin juga berlaku pada Yeom Hwa yang telah Jenderal Dongcheon jaga sampai akhir hayatnya. Kupu-kupu itu adalah bentuk jelmaan dari sang roh Jenderal Dongcheon. Hal ini didasarkan pada gambar kupu-kupu pada sapu tangan yang Yeom Hwa pilihkan untuk sang ibu.

Jenderal Dongcheon ingin terus bersama Yeom Hwa bukan hanya untuk memastikannya baik-baik saja. Akan tetapi, juga untuk memastikan bahwa ia tak akan salah jalan lagi. Jadi, kupu-kupu itu juga bagaikan simbol kasih sayang seorang ibu yang tak akan lekang oleh waktu.

3. Kupu-kupu itu adalah simbol reinkarnasi bayi Yeom Hwa yang semula terkurung pada peti mati di punggungnya

still cut drama Head Over Heels (instagram.com/tvn_drama)
still cut drama Head Over Heels (instagram.com/tvn_drama)

Teori lain menyebutkan jika kupu-kupu yang hinggap di pundak Yeom Hwa di akhir episode adalah jelmaan dari bayinya yang telah tiada. Selama ini roh bayinya yang telah meninggal terkurung dalam peti mati di pundaknya. Roh bayi tersebut tak bisa menyentuhnya dan Yeom Hwa juga tak bisa melihatnya. Ini adalah hukuman dari dewa.

Hal itu bisa terjadi karena kesalahan Yeom Hwa sendiri. Dia telah membuat dewa marah dan meninggalkannya karena telah melakukan kejahatan yang tak termaafkan, yaitu bersekutu dengan roh jahat. Sehingga dia dihukum dengan cara seperti itu.

Namun, di akhir Yeom Hwa telah berubah. Dia tak lagi terobsesi untuk menjadi dukun yang hebat maupun membuat Dewa Jahat sebagai Dewa Pelindungnya. Yeom Hwa telah memutuskan untuk kembali menjadi dirinya yang dulu dan meninggalkan jalannya yang sesat.

Hukuman yang diberikan oleh dewa padanya mungkin telah dibatalkan karena ia telah berubah. Roh bayinya yang terkurung dalam peti mati mungkin kini sudah dibebaskan. Lalu, bereinkarnasi menjadi kupu-kupu yang akan selalu mengikuti dan menemaninya ke mana pun ia pergi.

Hinggapnya kupu-kupu di pundak Yeom Hwa sepertinya adalah yang baik. Mengingat ia yang telah berubah dan tak ada lagi konflik yang tersisa di drama ini, tentu hal itu bukanlah suatu hal yang harus dikhawatirkan. Sebab, semua tokoh kini telah mendapatkan kebahagiaanya masing-masing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us