Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama Doctor Slump (dok.JTBC/Doctor Slump)

Doctor Slump resmi rilis pada Sabtu, 27 Januari lalu. Drama yang jadi ajang reuni antara Park Shin Hye dan Park Hyung Shik ini mengusung genre romansa komedi medical di dalamnya. Drama ini berfokus pada pertemuan Yeo Jeong Woo (Park Hyung Shik) dan Nam Ha Neul (Park Shin Hye) saat keduanya sama-sama berada di titik terendah dalam hidup.

Semula, saat SMA keduanya bermusuhan, sebab selalu memperebutkan ranking 1 seangkatan di setiap semesternya. Setelah dewasa, keduanya sama-sama berhasil menjadi dokter yang kompeten nan terkenal.

Tak selalu mulus seperti yang terlihat, rupanya di balik karier suksesnya Nam Ha Neul sebagai dokter anastesi, ia menyimpan banyak penderitaannya sendiri. Bekerja 17 jam sehari, belum lagi tekanan dari seniornya, membuatnya tak bisa menjalani kehidupan normalnya. Hingga sebuah insiden terjadi, di mana akhirnya ia didiagnosis mengidap depresi.

Berikut 4 pelajaran penting tentang mental health dalam drama Doctor Slump, keep scrolling!

1. Depresi bisa terjadi pada setiap orang, sekalipun kamu seorang dokter

still cut drama Doctor Slump (dok.JTBC/Doctor Slump)

Setiap orang bisa mengalami depresi, tanpa kecuali. Hal ini juga dialami oleh Nam Ha Neul. Saat pertama kali didiagnosis mengidap depresi, ia bahkan tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh psikiater. Ia bahkan tak menyadari dan tak merasa jika dirinya sedang depresi.

Kemudian ia disadarkan setelah insiden saat dirinya nyaris tertabrak truk. Ia yang nyaris kehilangan nyawa itu justru saat itu berpikir jika lebih bagus kalau dirinya mati saja. Lewat insiden itu ia baru menyadari ada yang tidak beres dalam dirinya.

Setelah konsultasi, psikiater menjelaskan jika penderitaan dan kecemasan yang selama ini Nam Ha Neul simpan di dalam alam bawah sadarnya itu akhirnya naik ke permukaan sadarnya dan menjelma menjadi keinginan untuk mengakhiri hidup.

Jadi, sekalipun Nam Ha Neul adalah tenaga medis, Nam Ha Neul juga manusia biasa yang bisa merasakan depresi. Semua orang bisa mengalami depresi tanpa memandang profesinya sekalipun. 

2. Saat pikiran kita sakit, kita juga perlu istirahat dan obat, layaknya saat fisik kita sakit

Editorial Team

Tonton lebih seru di