5 Alasan Kekalahan Jeong Min di A Shop for Killers, Berjalan Sendirian

Dalam drakor A Shop for Killers, karakter Bae Jeong Min (Park Ji Bin) pada awalnya terlihat berada di pihak Jeong Ji An (Kim Hye Jun). Ia yang menemani Ji An saat dilanda kesedihan sepeninggal pamannya, Jeong Jin Man (Lee Dong Wook). Namun, Jeong Min ternyata memiliki misi rahasia.
Jeong Min tidak benar-benar memihak Ji An. Ia hanya memanfaatkan Ji An untuk dapat masuk ke shopping mall Murthehelp. Akan tetapi, Jeong Min tidak bisa mengalahkan Ji An dan akhirnya bernasib tragis. Berikut ini adalah lima alasan kekalahan Jeong Min di A Shop for Killers.
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler.
1. Terlalu meremehkan Jeong Jin Man

Jeong Min dilacak Babylon karena sempat berhasil meretas situs Murthehelp. Jeong Min kemudian disuruh menjadi mata-mata agar bisa meretas akses ke situs Murthehelp. Untuk itu, ia berpura-pura menjadi pekerja paruh waktu di toko selang milik Jin Man.
Karena berhasil dalam waktu cepat, Jeong Min jadi meremehkan Jin Man. Padahal ia tidak tahu bahwa Jin Man punya CCTV di setiap sudut rumahnya. Identitas asli Jeong Min pun bisa diketahui dengan mudah oleh Jin Man.
Selain itu, Jeong Min juga merasa bahwa ia bisa menipu Jin Man hanya dengan deep fake suara Ji An. Ia menduga kalau Jin Man bunuh diri sungguhan karena mengancam kalau Ji An akan dalam bahaya jika Jin Man tidak menurutinya. Padahal, aslinya Jeong Min-lah yang dimanfaatkan oleh Jin Man.
2. Terlalu percaya diri Babylon akan tunduk padanya

Jeong Min pernah hampir dibunuh dua kali oleh Babylon, yaitu ketika skill hacking-nya diuji dan saat ia berhasil meretas komputer Jin Man. Namun, Jeong Min berhasil lolos karena kemampuannya dibutuhkan Babylon serta idenya untuk membunuh Jin Man.
Berhasil lolos dari Babylon sebanyak dua kali membuat Jeong Min percaya bahwa ia akan sangat dibutuhkan. Jeong Min yakin bahwa Babylon tidak akan bisa berkutik tanpanya. Apalagi ia telah berhasil masuk ke shopping mall Murthehelp.
3. Fisiknya gak siap untuk bertarung

Jeong Min tidak seperti Ji An yang sudah dilatih secara diam-diam oleh pamannya. Jeong Min datang ke medan perang tanpa persiapan fisik yang matang. Saat diserang bertubi-tubi oleh Lee Seong Jo (Seo Hyun Woo), Jeong Min hanya mengandalkan Ji An.
Jeong Min sendiri tahu bahwa Ji An sudah berlatih bela diri. Namun, ia tetap saja nekad melawannya sendirian dengan segala tipu daya dan bahkan mengikatnya di kursi. Jeong Min tidak menyangka Ji An juga akan nekad melawannya.
4. Mudah tersulut emosi

Jeong Min sangat mudah tersulut emosi. Ia tidak bisa berpikir jernih di situasi genting atau berpikiran untuk mencari kesempatan yang tepat untuk beraksi. Jeong Min hanya melampiaskan emosinya tanpa rencana.
Misalnya ketika ia kesal setelah digantung dan dipukul berkali-kali oleh Ji An. Jeong Min malah keluar dari shopping mall hanya dengan pikiran untuk membunuh Ji An. Ia menembak sembarangan dan membuang peluru dengan sia-sia. Jeong Min sampai tak melihat sekitar dan Ji An pun bisa kabur ke shopping mall dengan mudah.
5. Tidak punya koordinasi yang bagus dengan sekutu

Jeong Min memang ada di pihak Babylon. Namun, tidak semua sekutu Babylon yang mengetahui keberadaan Jeong Min di sana. Jeong Min bahkan ikut terkena tembakan, seolah ia juga adalah target seperti Ji An.
Dari kejadian itu sebenarnya terlihat bahwa Jeong Min tak begitu diperhitungkan oleh Babylon. Bahkan Lee Seong Jo tidak tahu kalau Jeong Min ada di pihak yang sama dengannya. Jeong Min keburu dibunuh tanpa sempat menjelaskan identitasnya.
Jeong Min gak sadar kalau ia dimanfaatkan pihak Jin Man dan Babylon. Ia yang menjadi awal pertempuran balas dendam antara kedua pihak. Namun, nasibnya malah tragis karena kurangnya koordinasi, nih.