still cut drama Korea Dear X (instagram.com/tving.official)
Keadaan emosi Baek Ah Jin yang kacau, ditambah kecenderungan antisosial yang ia miliki, membuatnya sulit membangun hubungan yang hangat dan tulus dengan siapa pun. Setiap relasi baginya adalah pertukaran, apa yang ia dapatkan, dan apa yang harus ia berikan. Baik itu hubungan profesional, pertemanan, bahkan hubungan romantis, semuanya selalu dihitung dalam skala untung dan rugi.
Ia memberi perhatian jika mendapat sesuatu sebagai imbalan. Ia berteman jika itu memperkuat posisinya. Ia mencintai hanya jika cinta itu menguntungkannya. Hubungan seperti ini membuat hidupnya terasa dingin dan kosong, meski luarnya tampak glamor dan sukses. Kebahagiaan yang muncul dari relasi seperti ini jelas bukan kebahagiaan sejati, melainkan kepuasan sementara yang akan hilang ketika transaksi itu tidak lagi menguntungkan.
Baek Ah Jin adalah contoh nyata dari seseorang yang terlihat memiliki segalanya, tetapi sebenarnya tidak memiliki apa-apa. Ketenaran, cinta, pertemanan, dan relasi sosial yang tampak indah hanyalah bangunan palsu yang ia ciptakan untuk menopang identitasnya. Gangguan antisosial yang ia miliki membuatnya sulit merasakan empati dan ikatan emosional, sehingga seluruh “kebahagiaan” yang ia dapatkan tidak pernah benar-benar menyentuh hatinya. Hingga akhir Dear X, Baek Ah Jin bukanlah sosok yang bahagia, tetapi seseorang yang terus berlari, membangun kebohongan demi menutupi kehampaan yang tak pernah hilang.