7 Alasan An Na Penting di Misi Ciptakan Manusia Buatan The Great Flood

Karena ada insiden asteroid menghatam Antartika, planet bumi dalam film The Great Flood terancam hancur. Semua es yang mencair menuju ke utara bersama dengan air laut. Karena ini, sebagian besar penduduk bumi tak selamat diterjang banjir bandang yang sangat dasyat.
Di momen itu, Gu An Na (Kim Da Mi) jadi satu-satunya peneliti Korea Selatan yang diberi fasilitas untuk menyelamatkan diri. Gu An Na ternyata diminta untuk mengemban misi membuat manusia buatan yang akan hidup setelah musibah ini. Namun, kenapa harus Gu An Na? Daripada penasaran, cari jawaban mengapa Gu An Na penting dalam misi menciptakan manusia buatan di film The Great Flood dengan scrolling artikel ini sampai bawah, yuk!
1. Setelah insiden jatuhnya asteroid yang menabrak antartika itu, peradaban manusia diprediksi akan punah setelahnya

2. Karena An Na bekerja di lab pengembangan KA, maka sudah tugas perempuan itu untuk menciptakan manusia baru

3. Rupanya hal ini karena An Na jadi salah satu dari dua di dunia yang bisa mengembangkan mesin emosi untuk KA

4. Rekan kerjanya, Kepala Peneliti Im Hyeon Mo sudah tewas karena hanyut dalam banjir bandang itu

5. Mesin yang dikembangkan An Na dinilai akan jadi penyempurna dari tubuh manusia buatan yang sudah dibuat oleh tim riset lain

6. Karena An Na berhasil membuat sosok anak manusia buatan beserta dengan emosi yang kompleks, kini perempuan itu harus melanjutkannya

7. An Na kini harus membuat seorang ibu manusia buatan agar bisa menciptakan peradaban baru di bumi kelak setelah bencana ini

Karena mengemban misi ini, Gu An Na terpaksa harus meninggalkan Shin Ja In (Kwon Eun Song), putra manusia buatan yang berhasil ia ciptakan dalam risetnya lima tahun lalu. Gu An Na pergi ke antariksa bersama 49 peneliti pilihan dari seluruh dunia untuk melaksanakan misi menciptakan manusia buatan yang akan hidup setelah bencana itu. Namun, dalam perjalanannya, Gu An Na tewas karena terkena serpihan pecahan asteroid yang menabrak bumi. Karena tahu tak bisa bertahan lama, Gu An Na memutuskan untuk mengorbankan tubuh dan ekstrak memorinya sebagai subjek eksperimen untuk menyempurnakan sistem mesin emosi.


















