Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)
still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Episode 3 Queen Mantis memperlihatkan penemuan mayat di dalam sumur tua yang kemudian menjadi titik penting dalam penyelidikan. Alih-alih memberikan jawaban, temuan ini justru menimbulkan banyak tanda tanya. Pola luka, cara korban diperlakukan, hingga lokasi pembuangan jasad menunjukkan kejanggalan yang membuat kasus semakin misterius.

Bagi tim investigasi, kejanggalan-kejanggalan ini memperlihatkan bahwa pembunuhan tersebut tidak bisa begitu saja dikaitkan dengan Jeong I Shin (Ko Hyun Jung) maupun peniruannya. Justru, pola yang berbeda menunjukkan adanya pelaku dengan motif tersendiri. Berikut tujuh kejanggalan utama dari kasus mayat dalam sumur tersebut.

1. Bekas ikatan menunjukkan korban tidak berdaya, tetapi luka tusuk impulsif

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Berdasarkan bekas ikatan pada tubuh korban, terlihat jelas bahwa ia dalam keadaan tidak berdaya. Namun, luka tusuk di punggung justru dilakukan dengan cara impulsif, seakan-akan pelaku melakukannya tanpa rencana yang matang. Kontradiksi ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara kondisi korban dan cara pelaku menyerang.

 

2. Pola luka di punggung dan bagian depan berbeda

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Analisis forensik memperlihatkan bahwa luka di punggung dan luka di bagian depan tubuh memiliki pola yang berbeda. Hal ini menimbulkan dugaan apakah pelaku yang sama yang melakukannya, ataukah ada lebih dari satu orang yang terlibat. Ketidakselarasan pola luka menjadi petunjuk penting dalam penyelidikan.

 

3. Luka di punggung serius, luka di depan seperti iseng

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Luka tusuk di punggung menyebabkan cedera serius dan mengarah pada kematian korban. Sebaliknya, luka pada bagian depan tampak seperti “coretan iseng” yang disengaja. Hal ini memperlihatkan sisi psikologis pelaku: di satu sisi ia ingin memastikan korban tewas, di sisi lain ia seakan mempermainkan tubuh korban.

 

4. Korban dipermainkan meski sudah nyaris tewas

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Meskipun korban sudah berada di ambang kematian, pelaku tidak segera menghabisinya. Sebaliknya, korban seolah dipermainkan terlebih dahulu. Perilaku sadis ini menunjukkan pola kejahatan yang berbeda dengan motif pembunuhan pada umumnya, seakan pelaku lebih mengutamakan rasa puas pribadi ketimbang sekadar menghilangkan nyawa.

 

5. Tidak ada kesamaan dengan kasus peniru Jeong I Shin

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Jika korban dianggap bagian dari deretan korban “peniru Jeong I Shin”, faktanya tidak ada kesamaan berarti. Baik dari segi pola serangan, lokasi, maupun tanda-tanda khas yang pernah ditinggalkan oleh Jeong I Shin sebelumnya. Kejanggalan ini membuat penyelidik ragu apakah kasus ini benar-benar terkait dengan peniruan.

 

6. Tidak ada pola yang sesuai dengan korban Jeong I Shin

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa tidak ada satu pun pola luka pada korban yang sesuai dengan pola korban Jeong I Shin di masa lalu. Hal ini memperkuat dugaan bahwa pelaku memiliki gaya sendiri dan bukan sekadar meniru.

 

7. Tidak pernah ada pembunuhan Jeong I Shin yang melibatkan sumur

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Fakta paling mencolok adalah bahwa Jeong I Shin, meskipun dikenal dengan metode pembunuhan brutalnya, menurut pihak kepolisian tidak pernah menggunakan sumur sebagai lokasi pembuangan mayat. Pemilihan sumur pada kasus ini jelas menjadi kejanggalan besar, yang menandakan pelaku memiliki modus dan pesan tersendiri.

Kejanggalan-kejanggalan pada mayat dalam sumur di episode 3 Queen Mantis memperlihatkan bahwa kasus ini tidak sesederhana dugaan awal. Dari pola luka yang kontradiktif hingga lokasi pembuangan yang tidak lazim, semuanya menyingkap misteri baru yang semakin menantang tim penyelidik. Pertanyaan besarnya adalah, apakah ini benar-benar upaya peniruan, atau justru ada pelaku lain dengan motif yang lebih berbahaya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team